Siapa pun pasti tidak menginginkan hubungan percintaannya kandas. Tetapi, kehidupan ini bukanlah cerita di negeri dongeng yang dapat menjamin akhir yang bahagia. Dalam perjalanan asmara, mungkin Kamu pernah mengalami rasanya patah hati akibat pasangan yang disukai pindah ke lain hati atau menolak cinta Kamu.

 

Kalau sudah begitu, sebaiknya Kamu menyiapkan waktu dan tenaga ekstra agar bisa benar-benar melupakan kejadian tersebut alias move on! Mengapa? Perasaan sedih dan kecewa akibat patah hati yang dialami harus segera diatasi, agar Kamu terhindar dari gangguan kesehatan. Apa saja sih dampak patah hati bagi kesehatan yang akan terjadi pada tubuh?

 

1. Kerontokan pada Rambut

Rambut rontok akibat patah hati? Sayangnya hal tersebut bukan mitos! Seseorang yang tengah merasa kehilangan atau depresi akibat ditinggal kekasih akan mengalami kerontokan rambut yang cukup parah. Bagaimana bisa? Pasca patah hati, produksi kortisol dalam tubuh yang meningkat menyebabkan rambut menjadi lebih mudah patah.

 

Bahkan, rambut bisa mengalami kerontokan mencapai 30 persen atau lebih, tergantung pada tingkat stres yang dialami. Jika dibiarkan selama berbulan-bulan, risiko rambut menjadi botak juga semakin besar. Maka dari itu, terus-menerus menangis dan mengurung diri dalam kamar setelah mengakhiri hubungan bukanlah hal yang bijaksana untuk dilakukan. Keadaan pikiran dan fisik yang lelah justru dapat mengganggu kesehatan rambut Kamu.

 

2. Meningkatkan Risiko Terkena Penyakit

Yang pasti, sistem kekebalan tubuh atau imun Kamu akan menurun secara signifikan. Saat patah hati, Kamu menjadi tidak memperhatikan kesehatan tubuh serta asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Bahkan, Kamu mungkin memiliki waktu tidur dan istirahat yang semakin berkurang akibat insomnia yang muncul setiap malam.

 

Maka tak jarang, orang yang patah hati menjadi jatuh sakit. Gangguan tubuh lain yang dapat terjadi adalah sakit perut akibat naiknya asam lambung, demam, atau flu. Hal serupa juga ditemukan oleh para peneliti dari Universitas Birmingha. Tubuh akan terinfeksi virus sebanyak 20 persen pada keadaan pikiran serta perasaan yang mengalami depresi.

Baca juga: Jarang Melakukan Hubungan Seks? Ini 14 Dampaknya bagi Kesehatan!

 

Asma, stroke, diabetes, dan penyempitan pembuluh darah juga dapat dipicu dari aksi dan respons diri Kamu ketika sedang patah hati. Penelitian yang dilakukan Universitas Harvard pada tahun 2012 silam, membuktikan risiko serangan jantung yang terjadi dalam waktu 24 jam setelah ditinggal orang yang dicintai menjadi 21 kali lebih sering terjadi dibandingkan dalam keadaan normal. Sedangkan pada ibu hamil, dampak patah hati bagi kesehatan bisa berujung pada keguguran calon buah hati.

 

3. Jerawat

Masalah kesehatan lain yang harus Kamu waspadai ketika terlalu larut dalam suasana patah hati adalah munculnya jerawat. Pemicunya bisa berasal dari depresi yang dialami selama Kamu tak kunjung move on dari mantan pasangan. Pikiran dan perasaan negatif yang dimiliki dapat menyumbat pori-pori pada kulit wajah yang dilalui pembuluh darah. Maka tak heran jika stres selalu dikaitkan dengan kemunculan bintik-bintik jerawat kemerahan pada permukaan kulit tubuh.

 

4. Gangguan Otak

Jangan main-main dengan perasaan! Patah hati terhebat yang tak bisa cepat dilupakan dapat memberikan pengaruh secara negatif bagi kinerja organ vital tubuh, seperti otak. Penelitian menunjukkan, patah hati yang disebabkan karena masalah percintaan dapat membuat otak bagian secondary somatosensory cortex bereaksi dan memunculkan gejala, seperti pegal, nyeri, dan rasa tidak nyaman pada tubuh.

 

Saat patah hati, Kamu pernah merasakan rasa sakit yang datang tiba-tiba di sekitar dada? Ya, rasa tertekan akibat kehilangan dapat menjadi sinyal yang langsung dikirimkan ke bagian otak dan sel-sel tubuh lainnya. Transmisi sinyal membuat otak menerima pesan bahwa saat ini Kamu mengalami rasa sakit. Karena itu muncul perasaan nyeri dan seolah-olah ada yang menekan bagian dada.

Baca juga: 5 Cara Handphone Merusak Hubungan Percintaanmu!

 

5. Perubahan Hormon

Terakhir, dampak patah hati bagi kesehatan bisa memberikan perubahan pada keadaan hormon dalam tubuh. Ketidakstabilan emosi dan perasaan pada diri Kamu disebabkan karena adanya perubahan pada produksi hormon kortisol, dopamin, neropinephrine, dan serotonin.

 

Keempat jenis hormon tersebut akan memengaruhi kondisi psikologis dan pikiran Kamu secara langsung. Misalnya, peningkatan hormon kortisol saat patah hati yang dapat memicu stres. Sedangkan ketiga hormon lainnya, yang semula berfungsi untuk menimbulkan perasaan bahagia, justru akan terhambat produksinya.

 

Efeknya, bukan rasa nyaman dan senang yang tercipta dalam tubuh, tetapi justru perasaan-perasaan negatif, seperti rendah diri, takut, sedih, tertekan dan cemas. Wah, bahaya sekali bukan? Jika dibiarkan terus berlarut dalam kesedihan dan kekecewaan, Kamu tidak hanya akan merepotkan diri sendiri tetapi juga orang-orang di sekitar.

 

Mulailah untuk kembali melakukan aktivitas bersama orang-orang terdekat, seperti menghabiskan waktu bersama keluarga atau berjalan-jalan dengan sahabat. Isilah waktu dengan hal-hal menyenangkan, seperti berolahraga, mendengarkan musik, membaca, dan melakukan hobi yang disukai.

Baca juga: Perhatikan Batasan-Batasan yang Perlu Diterapkan dalam Berpacaran

 

Hindari kesibukan mencari tahu keadaan mantan pacar atau orang yang masih Kamu cintai. Anggap pengalaman patah hati yang ditemui sebagai pembelajaran untuk menciptakan hubungan percintaan yang lebih sehat dan baik. So, let’s move on!