"Apa yang manis tidak selamanya berakhir baik, namun apa yang baik pasti akan selalu berakhir manis."

 

Setiap dari kita pastinya tidak ingin jika makanan dan minuman yang dikonsumsi terasa pahit. Karena yang pahit-pahit cukuplah jamu dan obat saja. Hehehe. Berbicara soal rasa manis, tentu tidak akan terlepas dari yang namanya gula. Gula merupakan suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama.

 

Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat, yang biasa dikenal dengan gula pasir. Gula selain digunakan untuk mengubah rasa makanan dan minuman menjadi manis, juga digunakan sebagai sumber energi yang akan digunakan oleh sel.

 

Ada banyak jenis gula yang dipasarkan saat ini, di antaranya yang berasal dari nira, tebu, bit gula, ataupun dari aren. Ada pula gula yang berasal dari tanaman dan buah-buahan lain, seperti umbi dahlia, anggur, atau bulir jagung.

 

Gula yang telah diolah menjadi sukrosa (gula pasir), ketika dikonsumsi akan membawa dampak positif bagi tubuh, namun juga dapat membawa dampak negatif. Hal ini dikarenakan gula olahan mengandung banyak kalori tanpa adanya tambahan nutrisi dan dapat merusak metabolisme tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan. Beberapa dampak dari mengonsumsi gula yang tidak tepat adalah kenaikan berat badan yang berujung pada obesitas, diabetes, bahkan dapat menyebabkan penyakit jantung.

 

Meskipun demikian, kita tetap bisa mengonsumsi gula setiap harinya, asalkan sesuai dengan porsi atau batasan untuk kesehatan. Dari data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara umum batas untuk mengonsumsi gula yang disarankan per hari yaitu 50 gr gula atau setara dengan 5-9 sendok teh.

Baca juga: Mengenal Macam-macam Gula yang Dijual di Pasaran

 

Data di atas juga diperkuat oleh American Heart Association (AHA), yang menyebutkan bahwa jumlah maksimal dari gula olahan yang sebaiknya dikonsumsi dalam 1 hari adalah:

  1. Bagi pria, dianjurkan tidak lebih dari 150 kalori per hari atau setara dengan 37,5 gr gula (kurang lebih 9 sendok teh).
  2. Sedangkan bagi wanita, dianjurkan tidak lebih dari 100 kalori per hari atau setara dengan 25 gr gula (kurang lebih 6 sendok teh).

 

Beberapa makanan dan minuman yang banyak mengandung gula olahan biasanya adalah minuman-minuman ringan, jus buah (yang ditambahi gula agar lebih manis), permen, kue, dan beberapa jenis buah yang dikalengkan. Meskipun demikian, sebagai konsumen yang bijak, kita pun perlu mengecek kandungan nutrisi tiap produk makanan dan minuman yang akan kita konsumsi. Informasi ini biasanya dapat kita temukan pada bagian kemasan produk. Dengan mengetahui kandungan produk, maka kita bisa memperkirakan batasan dari jumlah maksimal gula yang dikonsumsi per harinya .

 

Sebagai contoh, 1 kaleng minuman bersoda ukuran standar biasanya mengandung 140 kalori dalam bentuk gula. Sedangkan 1 batang cokelat bisa mengandung 120 kalori yang berbentuk gula. Jika dibandingkan dengan data di atas, maka bagi wanita yang sudah mengonsumsi 1 kaleng minuman bersoda atau 1 batang cokelat, bisa dikatakan jumlah gula yang dikonsumsi per hari telah melebihi batas yang dianjurkan.

Baca juga: 28 Tahun Hidup Tanpa Gula, Ini yang Terjadi pada Tubuh Carolyn Hartz

 

Sebetulnya, ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengontrol asupan gula per hari. Adapun langkah yang paling tepat adalah dengan cara membatasi mengonsumsi makanan dan minuman olahan. Selain itu, mulailah untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti berolahraga, mengatur pola makan, dan istirahat yang cukup.

Baca juga: Cara Berhenti Mengonsumsi Gula Berlebih