Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya pengaturan jarak lahir. Berbagai metode kontrasepsi tersedia dan dapat dipilih sesuai dengan kenyamanan pengguna, contohnya pil KB, implan, KB suntik, kondom, diafragma, serta IUD.

 

Intrauterine device (IUD) merupakan salah satu metode birth control dengan menggunakan suatu alat berbentuk seperti huruf T, yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah terjadinya pembuahan. Dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya, IUD memiliki beberapa keunggulan. Apa sajakah itu? Berikut 8 alasan memilih kontrasepsi IUD!

 

  1. Sangat efektif mencegah terjadinya kehamilan

Saat IUD terpasang dengan benar di rahim, peluang untuk terjadinya kehamilan sangatlah kecil, bahkan kurang dari 1%. Efektivitas IUD tergolong paling tinggi dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya.

 

Baca juga: 7 Fakta Menarik Kondom, Salah Satunya Bisa Lumer akibat Lubrikan!

 

  1. Perlindungan jangka panjang

Tidak seperti pil yang harus diminum setiap hari, suntik yang harus dilakukan setiap bulan, atau kondom yang harus digunakan setiap kali akan berhubungan seks, IUD dapat memberikan perlindungan untuk kurun waktu yang jauh lebih panjang. Sekali terpasang, IUD dapat bekerja untuk mencegah kehamilan sampai 5 bahkan 10 tahun.

 

  1. Bebas dari efek samping penggunaan hormon

Salah satu kelemahan kontrasepsi hormonal adalah respons tubuh yang terkadang tidak dapat diprediksi dan terjadinya efek yang tidak diinginkan. Sakit kepala, migrain, mual, pertambahan berat badan, munculnya jerawat, penurunan hasrat seksual, serta fluktuasi mood menjadi keluhan yang sering diutarakan pengguna KB hormonal.

 

Walaupun terdapat jenis IUD yang mengandung hormon progesteron, IUD non-hormonal relatif lebih populer untuk digunakan. Penggunanya pun tidak harus khawatir akan mengalami efek yang tidak diinginkan karena paparan hormon.

 

Baca juga: Alat Kontrasepsi dapat Menurunkan Gairah Seksual, Benarkah?

 

  1. Cocok bagi mereka yang tergolong pelupa

Pada pengguna pil KB, lupa meminumnya akan secara otomatis meningkatkan peluang terjadinya kehamilan. Hal ini tentu tidak berlaku bagi para pengguna IUD. Walaupun demikian, ada baiknya mengatur jadwal kontrol dengan dokter kandungan untuk memastikan IUD dalam kondisi yang baik dan berada di tempatnya. Kontrol IUD bisa dilakukan 6 bulan hingga setahun sekali, atau sesuai dengan petunjuk dokter.

 

  1. Tidak dapat dirasakan, baik oleh pengguna maupun pasangan

Tidak semua orang menyukai metode kontrasepsi menggunakan kondom lantaran dianggap menggangu dan mengurangi kenikmatan hubungan seks. Produsen kondom sampai melakukan segala cara untuk mengatasi masalah ini, di antaranya mengeluarkan kondom dengan berbagai varian rasa, ketebalan, dan tekstur.

 

Akan tetapi, hal seperti ini tidak perlu dikhawatirkan jika memilih IUD sebagai metode kontrasepsi. Pemasangan IUD mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan sedikit nyeri akibat penggunaan alat-alat seperti spekulum atau cocor bebek. Namun, setelahnya IUD tidak lagi dirasakan keberadaannya oleh pengguna karena sudah terpasang di dalam rahim.

 

Memang ada bagian semacam benang yang berguna untuk melepaskan IUD di kemudian hari. Namun, biasanya benang akan diatur supaya tidak mengganggu atau dirasakan oleh pasangan pada saat berhubungan seksual. Jika hal ini terjadi, segeralah berkonsultasi ke dokter supaya bisa ditangani.

 

  1. Kesuburan akan segera kembali setelah IUD dilepas

Jika menggunakan kontrasepsi hormonal, maka jika suatu saat Mums berencana untuk hamil, perlu menunggu relatif lama sejak kontrasepsi dihentikan untuk mengembalikan tingkat kesuburan dan terjadi kehamilan. Berlawanan dengan hal tersebut, IUD tidak memengaruhi tingkat kesuburan. Jadi segera setelah IUD dilepaskan, peluang kehamilan di siklus reproduksi berikutnya sudah kembali normal.

 

Baca juga: Lebih Banyak Wanita Pemakai Pil KB Alami Depresi

 

  1. Bisa membantu menurunkan risiko kanker serviks

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan IUD dapat menurunkan risiko terjadinya kanker serviks. Kanker serviks merupakan jenis kanker yang sering diidap kaum wanita. Pada dasarnya, kontrasepsi sendiri akan menurunkan risiko kanker serviks. Pasalnya, kanker ini rentan diderita oleh ibu yang mengalami 3 atau lebih kehamilan full-term. Namun lebih jauh lagi, perbedaan metode kontrasepsi ternyata juga berpengaruh terhadap risiko kanker serviks.

 

  1. Kita tidak lagi takut melakukan pemeriksaan pap smear

Pap smear adalah deteksi dini adanya perubahan jaringan pada serviks, yang mungkin mengarah pada kanker. Banyak orang enggan melakukan pemeriksaan ini karena salah satu prosedur yang dilakukan adalah membuka liang vagina menggunakan spekulum atau cocor bebek.

 

Padahal pap smear sangat penting untuk deteksi dini kanker serviks, sehingga keberhasilan pengobatannya pun menjadi lebih tinggi. Bagi para pengguna IUD, cocor bebek bukanlah hal yang asing dan mungkin tidak lagi ditakuti. Oleh karena itu, mereka tidak perlu ragu untuk melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin.

 

Itulah 8 alasan mengapa IUD sangat direkomendasikan untuk Mums yang ingin mengatur jarak kelahiran secara efektif. Walaupun demikian, ada beberapa kondisi ketika penggunaan IUD tidak memungkinkan, seperti alergi terhadap bahan penyusun IUD, riwayat infeksi pelvis atau penyakit menular seksual, perdarahan vagina yang abnormal, serta kanker rahim dan serviks. Pastikan Mums berkonsultasi dan melakukan pemasangan IUD dengan dokter kandungan yang kompeten. Jangan lupa juga kontrol rutin untuk memastikan posisi dan kondisi IUD dalam keadaan baik.

 

Baca juga: Ayo Kenalan dengan Jenis-jenis Kontrasepsi Hormonal!

 

Efek Samping Kontrasepsi Oral - GueSehat.com