Dalam kehidupan seksual para pasangan yang telah menikah, salah satu hal yang cukup menjadi concern adalah mengenai pemilihan kontrasepsi alias pencegahan terjadinya kehamilan. Kontrasepsi dilakukan melalui berbagai metode dan alat, baik oleh wanita maupun pria. Yup, penggunaan kontrasepsi tidak hanya terbatas pada para wanita dengan pil KB, intra uterine device (IUD), ataupun implan dan metode kontrasepsi lainnya. Kontrasepsi juga dijalankan oleh para pria dengan berbagai metodenya.

 

Jika kita berbicara mengenai metode kontrasepsi pada kaum Adam, mungkin kondom adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling sering digunakan. Kondom memang cukup praktis untuk digunakan, sehingga menjadi pilihan banyak pria.

 

Sebagai salah satu metode kontrasepsi pria yang paling sering digunakan, ternyata ada banyak fakta menarik di balik kondom lho, Gengs! Mulai dari sejarah penggunaannya dari waktu ke waktu, jenis-jenis bahan pembuat kondom, serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakannya. Ini dia 7 fakta menarik di balik penggunaan kondom sebagai metode kontrasepsi untuk pria!

 

1. Kondom sudah digunakan sejak tahun 3.000 SM

Berbicara dari kacamata sejarah, sebenarnya kondom bukanlah barang baru di dalam cerita kehidupan seksual. Dokumentasi paling lawas yang dapat ditemukan untuk penggunaan kondom adalah dari tahun 3.000 SM. Saat itu, kandung kemih domba digunakan oleh King Minos dari Kreta, Yunani, sebagai cara untuk melindungi dirinya dan istrinya saat berhubungan seksual.

 

Baca juga: Alat Kontrasepsi dapat Menurunkan Gairah Seksual, Benarkah?

 

Penggunaan kondom juga disebutkan dalam sejarah Mesir Kuno dan juga Romawi. Ketika itu, digunakan kondom dari kain linen untuk mencegah penyebaran penyakit menular seksual. Penggunaan kondom untuk mencegah terjadinya kehamilan mulai terdokumentasi dengan baik pada sekitar abad ke-17. Saat itu, untuk menekan angka kelahiran di Inggris, digunakan semacam sarung untuk penis yang terbuat dari usus hewan domba dan sapi.

 

2. Ada dua pendapat mengenai asal mula kata kondom

Asal mula kata kondom sebagai suatu bentuk ‘penutup’ penis saat hubungan seksual sendiri memiliki banyak teori. Teori pertama adalah kata kondom berasal dari nama Colonel Condon, seorang dokter yang hidup di zaman kekuasaan Raja Charles II di Inggris. Sebagai seorang dokter, Colonel Condom meresepkan penggunaan usus domba untuk menutupi penis sang Raja, dengan tujuan menekan angka kejadian banyaknya kehamilan selir sang Raja.

 

Teori lain mengatakan kondom berasal sebuah kata dalam bahasa Latin yakni condus, yang artinya 'kantung', dan bahasa Persia, yakni ‘kemdu’, yang mengacu pada usus hewan berbentuk seperti tube yang digunakan sebagai kondom saat itu. Kata kondom pun mulai 'resmi' digunakan oleh masyarakat London sekitar tahun 1785.

 

3. Sejarah kondom modern dimulai pada abad ke-19

Perubahan signifikan terhadap produksi kondom dimulai pada masa Revolusi Industri, kala penemu berkebangsaan Amerika, Charles Goodyear, menemukan metode vulkanisasi karet. Proses ini melibatkan pemanasan bersamaan antara karet alami dengan sulfur untuk menciptakan karet yang lebih lentur.

 

Sejak saat itu, kondom dari linen ataupun usus hewan mulai ditinggalkan dan digantikan oleh kondom yang terbuat dari karet. Penemuan lateks pada 1920 mengubah bentuk kondom menjadi lebih tipis dan lentur. Hingga saat ini, kondom berbahan dasar lateks adalah yang paling banyak dijual di seluruh dunia.

 

Baca juga: Inilah Kesalahan Penggunaan Kondom Paling Sering Dilakukan!

 

4. Kondom dari bahan non-lateks diciptakan untuk mereka yang alergi lateks

Seperti sudah disebutkan, lateks adalah bahan kondom yang paling banyak digunakan di dunia karena dapat meregang dengan baik. Namun, beberapa orang memiliki alergi terhadap lateks, sehingga tidak dapat menggunakan kondom berbahan dasar lateks. Oleh sebab itu, dikembangkan kondom non-lateks, biasanya dibuat dari bahan seperti poliuretan.

 

Dalam sebuah Cochrane Review yang dilakukan oleh Gallo dan kawan-kawan pada 2003, kondom non-lateks memang memiliki angka kejadian robek yang lebih tinggi dibandingkan kondom yang terbuat dari lateks. Jadi, kondom jenis tersebut dianggap memiliki efektivitas yang lebih rendah dibanding kondom lateks. Kendati demikian, kondom non-lateks tetap dapat menjadi pilihan bagi mereka yang alergi atau hipersensitif terhadap bahan lateks.

 

 

5. Penggunaan lubrikan berbasis minyak dapat membuat kondom ‘lumer’

Beberapa orang terkadang menggabungkan penggunaan lubrikan dan kondom. Hal ini sebenarnya sah-sah saja dilakukan, asalkan dengan memperhatikan bahan lubrikan yang digunakan. Lubrikan berbahan dasar minyak, seperti jeli petroleum, minyak mineral, minyak pijat, atau losion, dapat membuat lateks, yang merupakan bahan dasar kondom, menjadi lumer dan lebih mudah robek. Oleh karena itu, disarankan menggunakan lubrikan dengan basis air. Hal ini dapat Kamu baca lebih lanjut di komposisi masing-masing lubrikan untuk memastikan basis yang digunakan.

 

Baca juga: Ini 8 Metode dan Alat Kontrasepsi untuk Pria

 

6. Efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan dapat mencapai 98% jika digunakan secara benar

Menurut joint position statement yang dikeluarkan oleh World Health Organisation (WHO) pada 2015, efektivitas kondom dalam mencegah terjadinya kehamilan dapat mencapai 98% jika digunakan secara benar dan konsisten. Penggunaan yang benar adalah kondom sebaiknya digunakan dari awal hingga akhir hubungan seksual, bukan sesaat sebelum ejakulasi.

 

Karena kondom lebih mudah dipasang saat penis sudah ereksi, maka pemasangan dapat dilakukan setelah foreplay dan tetap terus terpasang hingga akhir hubungan seksual. Angka keberhasilan kondom juga ditentukan oleh konsistensi penggunaan, yaitu digunakan dalam setiap hubungan seksual.

 

7. Kondom dapat membantu mencegah penularan penyakit menular seksual

Kondom tidak hanya digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan, melainkan juga untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, seperti sifilis, gonore, dan hepatitis B. Namun, tentunya hal yang paling utama dalam pencegahan penyakit menular seksual bukanlah pemakaian kondom semata, melainkan hubungan seksual yang monogami dan jangka panjang dengan partner yang tidak terinfeksi!

 

Gengs, itu dia 7 fakta unik di balik kondom sebagai salah satu alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh kaum pria. Ternyata, konsep kondom sudah digunakan sejak dahulu kala ya, dan kondom telah melalui banyak evolusi hingga kini.

 

Ingat, efektivitas penggunaan kondom, baik dalam mencegah kehamilan maupun penularan penyakit menular seksual, ditentukan oleh banyak faktor. Karenanya, sebaiknya tidak bersandar 100% pada kondom sebagai pengaman saat berhubungan seksual! Kombinasi dengan metode kontrasepsi lain serta setia dengan pasangan menjadi kunci kesehatan seksual dan perencanaan keluarga yang baik. Kamu bisa menemukan beragam jenis kondom di sini. Salam sehat!

 

Baca juga: 3 Kontrasepsi Setelah Melahirkan

 

Pengaruh Seks pada Tubuh - GueSehat.com