Rifampicin

Digunakan Untuk Apa Rifampicin Itu?

Nama Paten :

famri, herofam, kalrifam, lanarif, merimac, pro Tb 3 Kids, pro Tb 4, prolung, restibi Z, restibi ZE, Rif, Rifabiotic, Rifam, Rifampin, Rifampisin, Rifamtibi, rifanh, rimactane, rimactazid, rimactazid paed, rimcure 3FDC, rimcure paed, rimstar 4-FDC, Tb Rif, TB 5, Tibiq1, Tibiq2 (pionas.pom.go.id)

Penggunaan

Rifampicin digunakan untuk mengobati pasien tuberkulosis, leprosi, penyakit legionnaires, maupun infeksi serius dari staphylococcal dan brucellosis.

 

Cara Kerja Obat

Rifampicin bekerja sebagai antibiotik untuk melawan bakteri.

Efek Samping

Selain memiliki efek yang diinginkan, rifampicin juga memiliki beberapa efek samping yang tidak diinginkan, seperti kulit gatal tanpa ruam, kemerahan, kehilangan nafsu makan, mual muntah, diare, nyeri perut, turunnya tekanan darah, air mata, urine, keringat, dan ludah berwarna merah, nyeri otot, serta pembesaran kaki dan lutut.

Pemakaian Obat

1. Ikuti semua anjuran dokter atau gunakan sesuai yang tertera pada label kemasan obat.
2. Beritahu dokter apabila Kamu memiliki masalah dengan hati (liver), diabetes, dan kelainan darah.
3. Jangan gunakan rifamicin jika Kamu menggunakan saquinavir atau ritonavir
4. Ibu hamil dan menyusui jangan menggunakan rifampicin, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
5. Simpan pada suhu kamar serta hindari dari panas dan cahaya

 

Dosis

Sebelum menggunakan obat ini, perlu Kamu ketahui kalau dosis yang dianjurkan oleh dokter merupakan dosis terbaik karena sudah disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan tingkat keparahan penyakit. Adapun dosis yang umum diberikan melalui oral dengan pemberian 8-12 mg/kg/hari. Jika berat badan kurang dari 50 kg, yakni 450 mg/hari, dan kalau lebih dari 50 kg ialah 600 mg/hari.

Sedangkan jika diberikan melalui intravena, 10 mg/kg sekali sehari dengan infus dengan dosis maksimal 600 mg/hari.

 

Interaksi

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Oleh karena itu, yang perlu Kamu ingat ialah untuk tidak memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat tanpa persetujuan atau anjuran dokter.
1. Mempercepat metabolisme dan menurunkan efek dari obat quinidine, fenitoin, dan teofilin.
2. Menurunkan konsentrasi dari atovaquone dan meningkatkan konsentrasi rifampicin ketika diminum bersamaan.
3. Penggunaan dengan ketokonazol dapat menurunkan konsentrasi dari kedua obat.
4. Menurunkan konsentrasi dari enalaprilat.
5. Menurunkan penyerapan apabila ada antasida.
6. Meningkatkan risiko hepatotoksisitas dengan adanya halotan atau isoniazid.
7. Rifampicin berpotensi fatal meningkatkan hepatotoksisitas ketika dikombinasi dengan saquinavir atau ritonavir.

 

Sumber:

pionas.pom.go.id Rifampicin

mims.com Rifampicin

drugs.com Rifampicin

Rekomendasi Artikel

Bisakah Cuka Membantu Menghilangkan Bakteri Tuberkulosis?

Bisakah Cuka Membantu Menghilangkan Bakteri Tuberkulosis?

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa asam asetat dalam cuka bisa membunuh kuman atau bakteri secara efektif dalam 30 menit. Benarkah?

GueSehat

17 March 2018

Ayo Cegah TBC dengan 8 Tips Ini!

Ayo Cegah TBC dengan 8 Tips Ini!

Tuberkulosis dapat dicegah dengan mengadaptasi gaya hidup sehat, seperti rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan yang sehat.

GueSehat

14 March 2018

Tuberkulosis: Sembuhkan Sampai Tuntas, karena Kita Semua Berisiko!

Tuberkulosis: Sembuhkan Sampai Tuntas, karena Kita Semua Berisiko!

Penderita tuberkulosis (TB) atau TBC harus melakukan pengobatan hingga tuntas, karena berisiko komplikasi hingga merusak organ tubuh lainnya.

GueSehat

09 December 2017

Berkeringat Terus di Malam Hari? Ini 8 Penyebabnya!

Berkeringat Terus di Malam Hari? Ini 8 Penyebabnya!

Keringat malam dianggap tidak normal jika keringat keluar terlalu berlebihan hingga Kamu basah kuyup saat sedang tidur meski suhu normal. Ini 8 penyebabnya!

GueSehat

09 October 2017

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...