Penyakit

Infeksi Cacing Kremi (Enterobiasis)

Deskripsi

Infeksi cacing kremi dalam istilah medis disebut juga enterobiasis. Nama enterobiasis berasal dari nama Latin cacing kremi yaitu Enterobius vermicularis. Cacing kremi merupakan parasit berukuran kecil (panjangnya kurang lebih 1 cm), berwarna putih yang biasanya hidup di usus besar dan pangkal anus manusia.

 

Pada malam hari, cacing kremi betina umumnya bergerak meninggalkan bagian usus besar ke arah anus untuk meletakkan telurnya di sekitar anus.

Pencegahan

Infeksi cacing kremi terjadi melalui rute dari mulut (fekal-oral), artinya telur cacing yang berasal dari anus atau terbawa ke kotoran akan menginfeksi jika tertelan, baik melalui perantaraan tangan yang terkontaminasi maupun secara tidak langsung melalui baju, alas tidur, makanan, atau benda lain yang terkontaminasi.



Infeksi cacing kremi dapat dicegah salah satunya dengan kebiasaan mencuci tangan yang baik, terutama setiap sebelum makan serta setelah menggunakan toilet, aktivitas mengganti popok, serta aktivitas di luar rumah lainnya. Mencuci tangan yang baik adalah dengan menggunakan air mengalir dan juga sabun serta dengan langkah-langkah yang tepat.



Untuk mencegah penularan, orang yang terinfeksi cacing kremi harus mandi bersih setiap pagi hari untuk menyingkirkan sejumlah besar telur cacing yang diletakkan oleh cacing betina pada malam harinya.

 

Mandi berendam tidak dianjurkan untuk orang yang terinfeksi, karena dapat mengkontaminasi air dengan telur cacing. Cara mandi yang direkomendasikan adalah dengan menggunakan gayung atau shower. Orang yang terinfeksi juga tidak boleh mandi bersama dengan orang lain.



Selain mandi bersih, orang yang terinfeksi juga harus rutin mengganti baju dalam serta sprei untuk menghindari infeksi berulang. Memotong kuku secara teratur, menghindari kebiasaan menggigit kuku juga dapat membantu mencegah infeksi cacing kremi.

 

Pada anak-anak, perlu diawasi supaya tidak menggaruk anus walaupun terasa gatal. Jika anus terasa gatal, dapat dibilas dengan air bersih dan sabun. Kontrol penularan cacing kremi di institusi seperti sekolah dan daycare sedikit lebih sulit daripada di rumah. Cara pencegahan yang dinilai efektif adalah pemberian obat cacing rutin secara massal serta kampanye kebiasaan mencuci tangan yang baik.

 

Baca juga: Lima Jenis Cacing Penyebab Cacingan

Gejala

Gejala paling khas dari infeksi cacing kremi adalah rasa gatal di sekitar anus yang terjadi pada malam hari, karena pada malam hari lah cacing betina bergerak ke arah anus untuk meletakkan telur-telurnya.

 

Saat infeksi mencapai level yang berat, dapat teradi infeksi bakteri sekunder akibat iritasi dan luka dari garukan di sekitar anus. Penderita umumnya akan mengalami gangguan tidur karena rasa gatal yang mengganggu.

 

Pada beberapa kasus dijumpai juga nyeri di bagian perut, radang usus buntu, serta infeksi saluran kemih sebagai komplikasi dari infeksi cacing kremi.

Penyebab

Penyebab dari enterobiasis adalah cacing Enterobius vermicularis. Cacing ini merupakan parasit dari kelas nematoda. Seperti parasit pada umumnya, cacing kremi memerlukan inang untuk dapat hidup.

 

Manusia adalah inang yang sesuai untuk cacing kremi. Cacing kremi menginfeksi manusia melalui telur yang tertelan. Telur cacing dapat berasal langsung dari anus diperantarai tangan (akibat aktivitas menggaruk daerah anus) ataupun dari benda-benda yang terkontaminasi.



Telur cacing juga dapat tersebar di udara serta terhirup kemudian menginfeksi dengan cara yang sama dengan jika telur tertelan. Telur yang tertelah akan menetas di usus halus kemudian menjadi dewasa di usus besar.

 

Waktu yang dibutuhkan sejak saat telur tertelan sampai cacing menjadi dewasa dan siap bertelur adalah sekitar satu bulan. Masa hidup 1 ekor cacing kremi dewasa adalah sekitar 2 bulan.

Cacing kremi betina dewasa akan meletakkan telurnya di daerah perianal (sekitar anus) pada malam hari. Cacing kremi betina bisa meletakkan ribuan telurnya di sekitar anus atau vagina. Ketika proses menaruh telur tersebut, cacing kremi betina juga mengeluarkan lendir yang menyebabkan penderita merasa gatal.

 

Rasa gatal akan memancing penderita untuk menggaruk atau mengelap anus atau vagina. Saat menggaruk atau mengelap itulah, telur-telur cacing bisa menempel pada ujung jari atau di bawah kuku penderita.

 

Baca juga: 4 Cara Mencegah Cacingan

Diagnosis

Selain dari timbulnya gejala khas berupa rasa gatal di daerah sekitar anus pada malam hari, diagnosis enterobiasis dapat dilakukan dengan cara yang cukup sederhana. Cara pertama adalah dengan mengamati ada tidaknya cacing kremi daerah sekitar anus orang yang diduga terinfeksi 2-3 jam setelah orang tersebut tertidur di malam hari.



Cara kedua adalah dengan menyentuh daerah kulit sekitar anus dengan menggunakan selotip transparan pada saat bangun tidur di pagi hari untuk menemukan telur-telur cacing. Telur akan terlihat jelas di bawah mikroskop.

 

Metode ini dapat dilakukan 3 hari berturut-turut setiap pagi. Cara ketiga adalah memeriksa sampel dari usapan bawah kuku penderita, karena apabila secara sadar maupun tidak penderita menggaruk daerah anus, maka telur umumnya akan terbawa di kuku penderita.

Penanganan

Pengobatan enterobiasis dapat dilakukan dengan beberapa jenis obat yang dapat dibeli secara bebas terbatas di apotek seperti pyrantel pamoate. Obat lain yang dapat digunakan adalah mebendazole atau albendazole. Untuk mengobati cacing kremi sebaiknya konsultasikan ke dokter. 

 

Baca juga: 5 Penyebab Gatal pada Bokong Kamu

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...