Kebersihan gigi merupakan salah satu hal yang esensial dalam mendukung kesehatan secara keseluruhan. Namun tidak jarang kebersihan gigi ini dinomorduakan. Hal ini saya jumpai di berbagai golongan usia, dengan alas an umum yaitu rasa malas. Nah, di masa pandemi ini, haruskan menunda ke dokter gigi?

 

Kebersihan gigi merupakan bagian dari gaya hidup. Selain gigi itu sendiri, ternyata kesehatan gusi, lidah, dan keseluruhan rongga mulut juga perlu diperhatikan. Coba Kamu pergi ke dokter gigi, meskipun merasa kondisi gigi baik-baik saja. Bisa jadi, hasil pemeriksaan ditemukan beberapa gigi mulai berlubang, maupun memerlukan dibersihkan karang giginya.

 

Padahal, Kamu termasuk orang yang sering untuk melakukan sikat gigi. Biasanya gigi berlubang menimpa gigi yang berada di daerah yang tidak bisa dijangkau sikat gigi. Itulah alasan disarankan menggunakan flossing atau benang gigi.

 

Baca juga: Penyandang Diabetes Harus Tetap ke Dokter Selama Pandemi
 

Gaya Hidup dan Cara Merawat Gigi 

Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa kesehatan gigi merupakan bagian dari gaya hidup. Gaya hidup seperti apa sih yang dianjurkan?

 

1. Sikat gigi sebelum tidur, dan saat pagi hari

Sikat gigi sebelum tidur merupakan salah satu kebiasaan utama dalam menjaga kebersihan gigi. Gigi yang tidak dibersihkan pada malam hari, akan menyebabkan perkembangbiakan kuman di dalam rongga mulut, karena adanya pengumpulan air ludah dan pergerakan rongga mulut yang minimal pada saat malam hari.

 

Oleh karena itu, membersihkan rongga mulut sebelum tidur dapat membantu untuk mengurangi risiko perkembangbiakan kuman tersebut. Membersihkan gigi pada saat bangun pagi juga dianjurkan untuk menghindari akumulasi di rongga mulut. Selain itu, sikat gigi di pagi hari juga memberikan rasa dan aroma segar pada mulut.

 

2. Cara menyikat gigi yang benar

Selain kuantitas sikat gigi, kualitas sikat gigi juga perlu diperhatikan. Menyikat gigi dua kali sehari memang baik, tapi jika tidak membersihkan rongga mulut secara keseluruhan, kuman masih mungkin berkumpul di dalam rongga mulut.  Bersihkan gigi dengan arah horizontal, vertikal, serta gerakan memutar. Jangan lupa untuk menjangkau daerah lidah untuk menjaga lidah agar tetap bersih.

 

Baca juga: Awas, Sikat Gigi Terlalu Keras Membuat Gusi Turun!

 

3. Flossing

Kebiasaan flossing mungkin tidak umum untuk dilakukan. Namun ternyata, kebiasaan ini bisa membantu untuk menjangkau daerah yang sulit untuk dicapai oleh sikat gigi. Daerah ini menjadi risiko untuk gigi bolong karena masih mungkin terdapat sisa makanan yang mengangkut.  Dokter gigi menganjurkan kebiasaan flossing setiap malam. Umumnya setelah kebiasaan flossing ini dilakukan selama beberapa bulan, keluhan di gigi tidak kembali lagi lagi.

 

4. Kumur mulut

Kumur mulut merupakan salah satu kebiasaan yang bisa memberikan rasa segar di dalam mulut. Selain kebersihan, kumur mulut juga bisa membantu memberikan aroma yang baik. Kumur mulut juga dianjurkan pada beberapa orang yang mengalami sariawan atau luka pada mulut, untuk membilas rongga mulut dari kuman yang ada.

 

5. Jenis makanan yang dikonsumsi

Ternyata jenis makanan yang dikonsumsi, sangat berpengaruh terhadap keadaan mulut dan gigi. Jenis makanan yang manis, dapat berkumpul di sela-sela gigi, dan menjadi tempat perkembangbiakan kuman.

 

Makanan yang banyak mengandung protein juga diperlukan dalam kesehatan jaringan tubuh, contohnya seperti saat penyembuhan setelah ada luka di rongga mulut. Vitamin C dan zinc merupakan elemen yang juga penting dalam menjaga kesehatan mukosa rongga mulut.

 

Baca juga: 10 Makanan yang Baik Dikonsumsi Setelah Cabut Gigi
 

6. Tidak merokok

Merokok mempengaruhi sistem imun tubuh, yang dapat menganggu proses penyembuhan luka. Merokok juga menyebabkan gigi berwana kuning dan terkesan kotor.

 

7. Kontrol dokter gigi

Kita dianjukan untuk melakukan kontrol ke dokter gigi 2 kali dalam setahun, untuk mengevaluasi kesehatan rongga mulut. Nah, selama pandemi Covid-19 ini, apakah masih perlu mengunjungi dokter gigi?

 

Baca juga: Ingin Cabut Gigi Tapi Kadar Gula Tinggi, Aman Enggak Ya?

 

Panduan ke Dokter Gigi Saat Pandemi

Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut, Prof. Drg. Rahmi Amtha, MDS. Sp.PM, PhD dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, di Jakarta (8/7) menjelaskan, saat pandemi dokter gigi dihimbau untuk hanya mengerjakan kasus-kasus yang sifatnya emergensi atau darurat.

 

"Himbauan ini sangat kuat. Dokter gigi juga dibekali degan prosedur yang ketat saat menangani pasien darurat. Jadi para dokter gigi memang tidak boleh menolak pasien apabila membutuhkan perawatan gigi darurat yang tidak bisa ditunda, sehingga tidak berdampak pada kondisi atau komplikasi yang berat," jelasnya.

 

Jadi Geng Sehat, jika tidak berupa kondisi darurat seperti kecelakaan yang berdampak pada gigi dan mulut, sebaiknya tunda ke dokter gigi. Jika Kamu harus ke dokter gigi, menurut Prof, Rahmi, sebaiknya kontak dulu dengan admin klinik untuk membuat janji.

 

Selama pandemi, seluruh komponen perawatan harus memerhatikan protokol kebersihan yang ketat. Pasien, dokter gigi, dan klinik harus selalu steril untuk mencegah penularan virus.

 

Baca juga: Ini Saran Dokter Gigi Bagi yang Ingin Lakukan Prosedur Bleaching Gigi!