Apakah Geng Sehat pernah mendengar mengenai istilah obat pengencer darah? Ataukah Kamu, keluarga, atau teman-teman di sekitarmu ada yang menggunakan obatan-obatan ini? Istilah obat pengencer darah, atau dalam bahasa Inggris blood thinner, sebenarnya mengacu pada golongan obat-obatan yang bekerja mencegah terjadinya pembekuan darah (clot) di pembuluh darah arteri, vena, atau di jantung. Golongan obat ini juga membantu mencegah clot yang sudah terbentuk agar tidak bertambah besar.

 

Mengapa terjadinya bekuan darah atau clot ini harus dicegah? Bayangkan jika pembuluh darahmu adalah sebuah slang dan darah adalah air yang mengalir dalam slang tersebut. Jika di tengah-tengah slang tiba-tiba ada benda yang menghambat aliran air, maka tentu saja aliran air akan menjadi tidak lancar atau terhenti, bukan? Akibatnya tempat yang membutuhkan air tidak akan mendapatkannya.

 

Demikian pula jika terbentuk suatu bekuan darah, aliran darah akan terganggu. Akibatnya akan ada bagian tubuh yang tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang dibawa oleh darah. Ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan apabila Kamu atau orang-orang di sekitarmu sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah. Pasalnya, ada risiko efek samping yang mungkin terjadi dan tentunya untuk menjamin bahwa pengobatan berlangsung dengan efektif. Ini dia ulasannya!

 

Ada 2 jenis obat pengencer darah

Sebelum mengenal lebih jauh tentang obat-obatan pengencer darah, saya akan perkenalkan dahulu tentang golongan obat ini. Sebenarnya, ada dua jenis golongan obat yang disebut dengan pengencer darah, yaitu antiplatelet dan antikoagulan.

 

Antiplatelet adalah obat-obatan yang akan mencegah platelet (keeping darah atau trombosit) untuk menempel dan menyebabkan terbentuknya clot. Antiplatelet biasanya dibutuhkan oleh pasien dengan kondisi penyakit jantung koroner dan penyakit peripheral vascular disease, pasien pasca-serangan stroke atau serangan jantung, maupun pasien-pasien yang telah menjalani kegiatan pemasangan stent (ring) di koroner jantung. Contoh obat antiplatelet adalah aspirin dosis rendah, clopidogrel, dan ticagrelor. Semuanya adalah obat minum.

Baca juga: Apa Sih Magic Spray yang Sering Digunakan Pemain Sepak Bola saat Cedera?

 

Golongan kedua adalah antikoagulan, yang akan berperan menjaga darah tidak terlalu banyak membentuk bekuan darah atau clot. Contohnya adalah warfarin, rivaroxaban, dabigatran, fondaparinux, heparin, dan enoxaparin. Warfarin, rivaroxaban, dan dabigatran tersedia dalam bentuk obat minum. Sedangkan sisanya adalah obat injeksi alias suntik. Antikoagulan diberikan pada pasien yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami stroke, contohnya adalah pada penyakit atrial fibrilasi dan pasien dengan kondisi deep vein thrombosis (DVT).

 

Efek Samping yang Perlu Diwaspadai

Efek samping yang paling utama dari penggunaan obat-obatan pengencer darah adalah perdarahan. Hal ini karena kerja obat yang mengintervensi siklus pembekuan darah. Perdarahan bisa terjadi di bagian tubuh manapun, sehingga ada hal atau kegiatan yang sebaiknya dihindari saat sedang konsumsi antikoagulan. Pasalnya jika terjadi luka atau trauma, luka dan perdarahan yang terjadi akan sulit berhenti. Bahkan ini bisa berpotensi mengancam jiwa, seperti jika terjadi di otak.

 

Sebaiknya hindari olahraga yang memiliki risiko menimbulkan luka atau perdarahan dalam. Olahraga yang disarankan adalah berenang, yoga, atau berjalan kaki. Jika ingin bercukur, pisau cukur tidak direkomendasikan karena dapat menimbulkan luka. Lebih disarankan menggunakan alat cukur elektrik. Selain bercukur, kegiatan menggosok gigi juga berpotensi menimbulkan luka. Oleh karena itu, disarankan menggunakan sikat gigi dengan bulu yang sangat lembut, serta tidak menggosok gigi terlalu kencang.

Baca juga: Kenali Jenis-jenis Inhaler untuk Pengobatan Asma
 

Makanan yang Perlu Dihindari

Selain kegiatan sehari-hari, konsumsi beberapa makanan juga perlu diawasi jika sedang menggunakan obat pengencer darah. Hal ini terutama berlaku jika jenis obat yang dikonsumsi adalah warfarin. Makanan yang dimaksud adalah makanan dengan kandungan vitamin K yang tinggi, seperti bayam, brokoli, kale, dan kiwi.

 

Sebaiknya konsumsi makanan ini dibatasi dalam jumlah yang tidak terlalu tinggi dan konsisten jumlahnya dari hari ke hari. Karena vitamin K yang ada dalam makanan-makanan tersebut akan menganggu kerja dari obat antikoagulan.

 

Selain makanan, beberapa obat juga tidak boleh sembarangan dikonsumsi apabila sedang rutin konsumsi obat pengencer darah. Salah satunya adalah obat penahan sakit golongan NSAID (non steroidal anti inflammatory drugs), seperti ibuprofen, diklofenak, antalgin, dan asam mefenamat. Hal ini karena penggunaan bersamaan NSAID dengan obat pengencer darah berpotensi meningkatkan risiko perdarahan.

Baca juga: Kenali Efek Samping Obat Hipertensi

 

Hal yang Perlu Dilakukan Selama Konsumsi Obat Pengencer Darah

Selama mengonsumsi obat pengencer darah, pasien sangat disarankan untuk mengonsumsi obat secara rutin sesuai dengan petunjuk dokter. Pasien juga sebaiknya melakulan kontrol secara berkala. Jika obat yang dikonsumsi adalah warfarin, maka wajib melakukan pemeriksaan INR setiap beberapa waktu, untuk menilai keamanan dan efektivitas pengobatan. Selalu katakan kepada dokter dan dokter gigi jika sedang mengonsumsi obat pengencer darah. Dan tak lupa, harus selalu waspada jika terjadi efek yang tidak diharapkan. Segeralah mencari supervisi medis.

 

Nah Gengs, itu dia fakta mengenai obat pengencer darah. Jika orang-orang terdekatmu sedang mengonsumsi obat-obatan jenis ini, informasi di atas dapat Kamu berikan kepada mereka agar mengonsumsi obat secara lebih aman.

 

Obat ini memang memiliki efek samping yang terkadang membuat pasien menjadi tidak mau atau patuh dalam mengonsumsinya. Namun pada kondisi yang diindikasikan, obat ini akan lebih besar manfaatnya dibandingkan risikonya. Salam sehat!

 

Memilih Obat Hipertensi - GueSehat.com