Mulai dari penyumbatan arteri hingga gagal jantung, diabetes tipe 2 bisa memengaruhi kesehatan jantung lewat berbagai macam cara. Untuk bisa melindungi diri, Kamu perlu mempelajari tentang jenis-jenis penyakit jantung yang terkait dengan diabetes, serta gejala-gejala yang harus diwaspadai. Berikut penjelasan lengkapnya, seperti yang dilansir oleh portal kesehatan WebMD.

Baca juga: Diabetes Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

 

Penyakit Jantung Koroner

Jantung koroner adalah penyakit jantung yang paling umum dialami oleh penderita diabetes. Penyakit ini disebabkan pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung tersumbat atau menyempit akibat penumpukan substansi lemak yang disebut plak. Semakin lama, plak akan mengeras dan menyebabkan struktur arteri menjadi kaku. 

 

Semakin tebal penumpukan plak di arteri, semakin terganggu juga aliran darah. Hal tersebut menyebabkan jantung tidak bisa menerima oksigen yang dibutuhkan. Plak yang menumpuk dan menggumpal juga bisa pecah, sehingga meningkatkan terbentuk bekuan darah dan jika terbawa sampai ke pembuluh darah di otak, dapat menyebabkan stroke. Di jantung, efek dari penyumbatan pembuluh darah arteri dapat menyebabkan:

 

Angina (angin duduk): gejala angin duduk meliputi rasa nyeri, tekanan, dan sesak di dada. Nyeri tersebut bahkan bisa menyebar ke tangan, punggung, atau rahang. Nyeri tersebut bisa bertambah parah jika Kamu melakukan aktivitas fisik yang berlebihan.

 

Aritmia: kondisi dimana detak atau ritme jantung menjadi tidak beraturan, terlalu cepat dan terlalu lambat. Semakin parah, aritmia dapat menyebabkan gagal jantung dan serangan jantung mendadak.

 

Serangan jantung: penyakit ini disebabkan oleh gumpalan darah yang menghambat aliran darah di arteri dalam jantung. Gejala serangan jantung umumnya adalah nyeri di pusat atau bagian kiri dada. Namun, penderita diabetes memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami serangan jantung diam-diam, dimana gejalanya sama sekali tidak terasa.

 

Gagal Jantung

Gagal jantung bukan berarti jantung benar-benar berhenti bekerja. Hanya saja, jantung menjadi terlalu lemah untuk bisa memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh. Penderita diabetes yang juga mengalami jantung koroner dan tekanan darah tinggi memiliki risiko yang tinggi terkena gagal jantung. Pasalnya, ketiga penyakit tersebut semakin lama akan melemahkan otot jantung.

 

Kalau tubuh tidak menerima jumlah darah yang dibutuhkan, sel-sel juga tidak akan mendapakan oksigen yang dibutuhkan. Hal tersebut bisa menyebabkan Kamu mengalami berbagai macam kondisi, seperti:

  • Merasa lelah dan lemah
  • Cepat lelah saat berolahraga dan beraktivitas berat
  • Detak jantung terlalu cepat dan tidak beraturan
  • Sulit fokus
  • Pembengkakan pada betis, pergelangan kaki, dan tungkai kaki
  • Kesulitan bernapas
 Baca juga: Penyebab Serangan Jantung dan Perbedaan dengan Gagal Jantung
 

Kardiomiopati

Kalau diabetes tidak terkontrol, Kamu bisa terkena kardiomiopati, yaitu kondisi dimana otot jantung menjadi tebal dan kaku. Akibatnya, jantung tidak akan bisa berfungsi seperti semesetinya, sehingga meningkatkan risiko Kamu terkena masalah ritme jantung dan gagal jantung. Pada umumnya, kardiomiopati tidak memiliki gejala awal. Namun, jika kondisinya semakin parah, maka Kamu bisa mengalami:

 

  • Napas pendek, bahkan ketika sedang beristirahat
  • Nyeri dada
  • Batuk-batuk, terutama saat berada dalam posisi tiduran
  • Sakit kepala dan pusing
  • Kelelahan dan kelemahan
  • Pembengkakan pada betis, pergelangan kaki, dan tungkai kaki

 

Gangguan Jantung Lainnya

 

Tekanan darah tinggi: kondisi ini disebabkan oleh aliran darah yang terlalu keras pada dinding pembuluh darah. Hal tersebut membuat jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya dan akhirnya merusak pembuluh darah. Kebanyakan penderita diabetes tipe 2 juga memiliki tekanan darah tinggi. Tentu saja hal tersebut semakin membahayakan kesehatan Kamu dan meningkatkan risiko penyakit jantung serta stroke.

 

Penyakit arteri periferal (PAD): penyakit ini menyebabkan Kamu mengalami penumpukan plak pada arteri di kaki dan betis. Gejala utamanya biasanya adalah nyeri di betis. Kamu terutama akan merasakannya ketika sedang berjalan atau naik tangga. Namun, rasa sakitnya biasanya akan hilang jika Kamu beristirahat. PAD juga bisa membuat kaki merasa berat, lemah, dan mati rasa. PAD sendiri juga merupakan gejala peringatan. Pasalnya, kalau di kaki saja ada plak, tentu saja kemungkinan besar Kamu juga memiliki plak di dalam jantung. Bahkan, PAD juga meningkatkan risiko Kamu terkena stroke dan serangan jantung.

 

Stroke: menderita diabetes juga berarti Kamu memiliki risiko tinggi terkena stroke. Stroke sendiri adalah kondisi dimana aliran darah yang menuju ke otak tersumbat. Gejala stroke biasanya bisa datang secara tiba-tiba, beberapa di antaranya meliputi:

  • Wajah terkulai, umumnya hanya pada sati sisi
  • Sulit berbicara, perkataan yang dikeluarkan tidak jelas
  • Kelemahan pada salah satu tangan, sehingga sulit untuk mengangkat kedua tangan

 Baca juga: Cara Mencegah Stroke

 

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, diabetes memang merupakan kondisi yang bisa membahayakan nyawa jika tidak dikontrol. Pasalnya, penyakit ini sangat berhubungan dengan penyakit jantung. Oleh sebabnya, kontrollah diabetes dan rutinlah melakukan pemeriksaan jantung untuk mencegah adanya kondisi jangka panjang yang lebih berbahaya. (UH/AY)