Jujur saja, memang terasa mudah dan nyaman mendiamkan si Kecil dan membuat mereka sibuk dengan gadget atau televisi. Sementara, kita, orang tuanya, bisa melakukan hal lain tanpa gangguan atau sekadar tidur dengan damai. Namun sayangnya, ada harga mahal di balik pilihan yang terasa nyaman itu, Mums.

 

Harian Tribun Jawa Barat pada hari Jumat (11/10/2019) lalu, memberitakan bahwa selama beberapa tahun terakhir, Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, menerima pasien anak yang termasuk dalam kategori orang dengan masalah kejiwaan (OMDK). Masalah kejiwaan yang dialami anak-anak ini, disebabkan penggunaan gadget atau gawai secara berlebihan.

 

Diakui oleh Direktur RSJ Jabar, dr. Elly Marliyani, kasus ini merupakan sesuatu yang luar biasa. “Biasanya, OMDK berusia di atas 15 tahun, kini yang datang lebih muda. Usia 5 tahun dan 8 tahun sudah kami tangani akibat ketergantungan menggunakan gawai,” kata Elly, seperti yang tertulis di Harian Tribun Jabar.

 

Potensi masalah akibat penggunaan gadget berlebihan, juga semakin nyata saat Elly menceritakan bahwa salah satu contoh kasus anak berusia 5 tahun mengamuk. Sebabnya, gadget yang biasa ia pakai, tak bisa di-charge akibat pemadaman listrik massal yang berlangsung 12 jam lebih pada awal Agustus 2019 lalu.

 

“Kalau gawai dipakai berlebihan dan menjadi ketergantungan, bisa mengganggu jiwa anak. Contohnya pas pemadaman listrik Agustus lalu, ada anak kecil ngamuk gara-gara gawainya mati. Tidak bisa diberi tahu kondisinya, ngamuk menghancurkan pintu. Itu hal yang tidak diduga. Anak sekecil itu, gara-gara ponsel nggak bisa di-charge, menghancurkan pintu,” cerita Elly.

 

Baca juga:

 

Isu kesehatan mental anak dan kaitannya dengan screen time atau menggunakan gadget, bukanlah hal baru. Di tahun 2018, diterbitkan hasil penelitian terbaru dalam jurnal Preventive Medicine Reports yang sungguh meresahkan, berdasarkan data yang diperoleh melalui sensus National Survey of Children's Health dengan meneliti lebih dari 40 ribu anak berusia 2-17 tahun.

 

Disampaikan bahwa, anak-anak yang menghabiskan 7 jam atau lebih setiap harinya untuk main game di gadget, nonton, dan aktivitas screen time lainnya, berpotensi dua kali lebih besar menderita depresi atau kegelisahan, dibanding anak-anak dengan screen time hanya satu jam sehari. Bahkan, dengan screen time selama sejam setiap hari, anak-anak dan orang dewasa akan menjadi seseorang yang acuh pada lingkungan sekitarnya, kurang bisa mengendalikan diri, dan memiliki stabilitas emosi yang rendah. Ketiga hal tersebut bisa meningkatkan risiko kecemasan dan depresi. 

 

Para peneliti dalam studi tersebut, mengatakan bahwa remaja berusia 14-17 tahun lebih berisiko terkena efek samping semacam itu. Namun, juga ditemukan korelasi pada anak-anak karena otak mereka masih dalam masa perkembangan.

 

Baca juga: Gadget untuk si Kecil, Perlukah?
 

Lalu, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

 

Jika gadget sudah terlanjur menjadi bagian dalam keseharian si Kecil, bukan berarti Mums sudah terlambat untuk menjauhkannya dari efek negatif screen time. Demi menjaga kesehatan mental si Kecil, beberapa cara ini bisa Mums lakukan untuk membatasi penetrasi gadget dalam keseharian anak:

 

  • Manfaatkan timer

Melarang si Kecil untuk tidak sama sekali bermain gadget, memang akan sulit. Lebih baik, mulai kurangi waktunya dengan memasang timer yang pasti ada di setiap ponsel. Saat timer itu berbunyi, katakan pada si Kecil bahwa itu adalah saatnya mereka untuk mengerjakan hal lain.

 

 

  • Ajak Mereka Main di Luar

Kapan terakhir kali Mums dan Dads mengajak si Kecil main di luar? Membawa si Kecil untuk beraktivitas di luar rumah memang membutuhkan kewaspadaan yang ekstra, dibanding membiarkannya main gadget di dalam rumah. Namun, manfaat bermain di luar itu banyak sekali, lho. Si Kecil bisa berinteraksi dengan anak-anak lain, serta mengasah kecerdasan multitalentanya. Ditambah lagi, si Kecil menjadi lebih sehat jika sering main di luar, Mums.

 

 

  • Buat batasan

Umumnya, si Kecil akan merasa lebih nyaman menonton video atau bermain dengan gadget sambil berbaring di kamar. Untuk itu, mulailah membuat batasan tegas bahwa penggunaan ponsel hanya boleh di ruang keluarga dan dalam posisi duduk. Hal ini juga bertujuan untuk mencegah kerusakan mata akibat terlalu banyak menatap layar gadget.



Baca juga: Ini Bahaya Bermain Handphone Sebelum Tidur!

 

 

Sumber:

Time. Kids’ Screen Time and Their Mental Health.

The Asian Parent Singapore. Smartphones and Tablets Can Affect Children’s Mental Health.