Penyakit

Flu singapura (Hand, Foot, and Mouth Disease)

Deskripsi

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau penyakit tangan kaki mulut, yang lebih dikenal dengan nama flu Singapura, merupakan infeksi menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini biasanya menyerang anak kecil, tapi bisa juga terjadi pada orang dewasa. Disebut flu Singapura karena pada saat itu terjadi ledakan kasus dan kematian akibat penyakit ini di Singapura.

 

Pengidap flu Singapura biasanya mengalami bintil-bintil air dan luka-luka di sekitar atau di mulut, tangan, dan kaki. Tapi, terkadang luka-luka tersebut juga muncul di siku, bokong, lutut, dan lipatan paha.

Pencegahan

Untuk mengurangi risiko penyebaran flu Singapura, ada beberapa cara yang bisa dilakukan:

  1. Mengisolasi penderita flu Singapura. Flu Singapura sangat mudah menular, oleh karena itu penderitanya disarankan untuk diisolasi hingga sembuh.
  2. Membersihkan area-area yang dicurigai terkontaminasi virus. Bersihkan area-area yang dicurigai terkontaminasi virus (pakaian, seprai, meja, dan peralatan makan) menggunakan air dan sabun.
  3. Jagalah kebersihan tangan. Bersihkan tangan dengan menggunakan antiseptik, seperti larutan yang mengandung povidone–iodine. Selain membunuh bakteri yang dapat menyebabkan infeksi sekunder, povidone–iodine juga memiliki efek mematikan virus (virucidal) yang lebih luas daripada antiseptik jenis lain. Cucilah tangan secara rutin, khususnya setelah BAB, setelah mengganti popok anak, sebelum dan setelah menyiapkan makanan, serta sebelum makan.
  4. Ajarkan pada anak bagaimana menjaga kebersihan anggota tubuhnya sendiri, sebab anak-anak di bawah 10 tahun rawan tertular flu Singapura.
  5. Hindari berbagi peralatan maupun mencium anak yang sedang menderita flu Singapura.

 

Baca juga: Waspada Flu Singapura, Virus yang Menyerang Anak dan Dewasa

Gejala

Masa inkubasi flu Singapura berlangsung kurang lebih 1 minggu sebelum munculnya tanda dan gejalanya, yaitu:

- Demam tinggi.
- Sakit tenggorokan.
- Hilangnya nafsu makan.
- Muncul luka, seperti melepuh berwarna merah di lidah, gusi, dan bagian dalam pipi.
- Ruam.
- Bayi dan balita akan rewel dan mudah marah.
- Sakit perut.
- Muntah.
- Batuk.

HFMD umumnya diawali dengan demam, nyeri tenggorokan atau menelan, nafsu makan yang menurun, dan nyeri atau tidak enak badan. Setelah demam 1-2 hari, timbul bintik-bintik merah di rongga mulut (umumnya berawal di bagian belakang langit-langit mulut) yang kemudian pecah menjadi sariawan.

 

Kemudian, 1-2 hari timbul juga ruam-ruam kulit dan bintik-bintik merah di telapak tangan dan kaki. Meskipun kelainan selaput lendir dan kulit pada HFMD melibatkan rongga mulut, telapak tangan dan kaki, namun ruam juga dapat timbul di tungkai, lengan, bokong, dan kulit sekitar kemaluan.

 

Orang dewasa dan orang dengan sistem kekebalan tubuh baik mungkin saja terinfeksi virus HFMD, namun tidak menunjukkan gejala sama sekali (asimtomatik). Kelompok ini bukanlah kelompok penderita, namun potensial sebagai pembawa (carrier) virus HFMD dan menyebarkannya.

Penyebab

Kelompok virus bernama enterovirus A lah yang menjadi penyebab flu Singapura. Virus coxsackie A16, A6, A10, dan enterovirus 71 adalah jenis-jenis enterovirus A yang paling sering menyebabkan munculnya flu Singapura.

 

Virus jenis ini menyebar ke jaringan di mulut, sekitar amandel, dan masuk ke dalam sistem pencernaan, hingga akhirnya menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Akan tetapi sebelum virus menyebar ke organ-organ vital, sistem imunitas tubuh akan mengendalikannya.

 

Sumber utama penyebaran kelompok virus ini adalah melalui mulut. Penyebaran flu Singapura dari 1 orang ke orang lain adalah kontak langsung dengan penderita, melalui:

  • Cairan dari hidung maupun tenggorokan yang keluar saat bersin.
  • Air liur atau ludah yang terlempar ke udara saat batuk.
  • Cairan yang berasal dari luka melepuh.
  • Permukaan benda yang sudah terkontaminasi oleh kotoran penderita (feses).

 

Baca juga: Pengalaman saat Anak Terkena Flu Singapura

Diagnosis

Terdapat beberapa hal yang bisa membedakan gejala flu Singapura dengan penyakit lainnya, yaitu:

  • Pola dari gejala yang terjadi. Urutan terjadinya gejala-gejala bisa menentukan apakah seseorang tertimpa flu Singapura atau tidak. Gejala flu Singapura biasanya dimulai dengan demam dan sakit tenggorokan. Kemudian diikuti munculnya luka-luka di mulut, serta ruam pada tangan dan kaki.
  • Usia pasien. Flu Singapura umumnya terjadi pada anak berusia di bawah 10 tahun.
  • Bentuk dan ukuran luka. Ukuran luka bisa membedakan flu Singapura dari penyakit lainnya. Flu Singapura punya ukuran luka lebih kecil dari cacar.

 

Hasil evaluasi beberapa hal di atas biasanya cukup untuk menjadi bahan diagnosis dokter. Namun jika masih belum yakin, akan dilakukan pemeriksaan laboratorium tertentu sesuai indikasi. Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil spesimen atau sampel dari feses, usap rektal, cairan serebrospinal, dan usap atau swap ulcus di mulut atau tenggorokan, vesikel di kulit spesimen, maupun biopsi otak.

Penanganan

Umumnya, flu Singapura tidak membutuhkan pengobatan. Kondisi ini biasanya pulih dengan sendirinya setelah kurang lebih 1 minggu. Flu Singapura disebabkan oleh virus, jadi tidak bisa mengonsumsi antibiotik untuk meredakannya. Namun, penderita bisa melakukan beberapa perawatan sendiri untuk meredakan gejala-gejalanya.

  1. Untuk meredakan rasa nyeri dan demam, berikan paracetamol atau ibuprofen. Jangan berikan aspirin pada penderita anak-anak dan remaja di bawah usia 16 tahun, karena berisiko menimbulkan penyakit sindrom Reye.
  2. Beristirahat secukupnya dan berikan banyak minuman dingin untuk mengurangi rasa sakit pada tenggorokan.
  3. Jangan memberikan makanan atau minuman asam dan pedas, karena bisa membuat luka di mulut akan terasa lebih perih. Berikan makanan lunak dan sup, karena kondisi ini akan membuat penderita kesulitan menelan.
  4. Menjaga kebersihan tubuh dapat mengurangi risiko penyebaran virus Flu Singapura. Menggunakan antiseptik yang mengandung povidone–iodine dapat mencegah dan mengatasi terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri. Menurut sebuah penelitian, povidone–iodine dapat membunuh 99.99 persen virus HMFD atau flu Singapura dalam waktu 15 detik. Antiseptik povidone–iodine tersedia dalam bentuk larutan untuk kulit maupun larutan kumur, jadi dapat digunakan untuk luka gesek atau luka garukan pada lepuh flu Singapura yang umumnya ditemukan di mulut, tangan atau kaki.

 

Baca juga: Waspadai Penyakit Flu Saat Musim Pancaroba

Rekomendasi Artikel

Duh, Apa Ya Penyebab Radang Tenggorokan si Kecil?

Duh, Apa Ya Penyebab Radang Tenggorokan si Kecil?

Penyebab radang tenggorokan pada anak biasanya adalah infeksi virus. Jika seperti ini, maka sebenarnya anak tidak perlu diberikan antibiotik.

GueSehat

29 October 2018

Pengalaman saat Anak Terkena Flu Singapura

Pengalaman saat Anak Terkena Flu Singapura

Gejala awal flu singapura adalah munculnya kemerahan dan vesikel di daerah tangan dan kaki, serta seriawan di mulut.

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...