Selain pohon Natal dan Santa Claus, ada satu hal unik lagi yang sebenarnya sangat identik dengan perayaan Natal. Yup, gingerbread atau si kue jahe! Jika pada saat Lebaran nastar menjadi primadona kue kering, maka pada saat Natal gingerbread inilah yang menjadi primadonanya. Nah, mumpung sebentar lagi kita akan merayakan Natal, yuk kenalan lebih dekat dengan kue berwarna cokelat ini!

 

Asal-usul Gingerbread

Gingerbread merupakan kue khas Natal tertua di dunia. Menurut Rhonda Massingham Hart dalam bukunya yang berjudul Making Gingerbread Houses, resep pertama gingerbread muncul dari Yunani ribuan tahun sebelum adanya perayaan kelahiran Isa Almasih, yaitu tahun 2.400 sebelum Masehi.

 

Pada awalnya, istilah gingerbread sendiri merujuk pada sari jahe. Namun, maknanya kemudian bergeser menjadi campuran makanan yang dibuat dengan madu dan rempah. Setelah dibuat di Eropa, gingerbread merujuk pada roti rempah atau kue merica.

 

Gingerbread kemudian berkembang di dataran Asia pada abad ke-10, tepatnya di Cina yang merupakan tempat jahe berasal. Selanjutnya pada akhir abad pertengahan, barulah resep kue ini berkembang di Eropa. Konon, ketika itu ada seorang pelaut Eropa yang bertualang ke Asia dan pulang dengan membawa jahe. Para juru masak kemudian berkreasi untuk memanfaatkan rempah khas Asia tersebut menjadi hidangan, salah satunya kue.

 

Gingerbread lalu disebut-sebut mulai berkembang di daerah Inggris. Kue ini dibuat dari campuran tepung, telur, gula, dan jahe. Ketika itu, gingerbread asal Inggris memiliki tekstur yang lebih lembut. Namun seiring waktu, gingerbread mulai memiliki bentuk dan tekstur yang berbeda dari gingerbread orang Inggris. Misalnya gingerbread di Jerman dan Paris, memiliki tekstur yang lebih keras.

 

Awalnya Bukan Hadiah Natal

Di Eropa, gingerbread menjadi bagian dari budaya minum teh. Biasanya, orang Eropa bersantai saat sore hari setelah beraktivitas dengan minum teh dan mengonsumsi kue-kue kecil. Nah, gingerbread pun akhirnya menjadi camilan pelengkap minum teh kala musim dingin.

 

Kebetulan di Eropa dan beberapa benua lain, Natal hadir bertepatan dengan musim dingin. Karena itulah gingerbread menjadi identik dengan hari raya Natal. Rasa pedas jahe pada gingerbread dinilai bisa menghangatkan malam peringatan kelahiran Yesus tersebut.

Baca juga: Ceriakan Natal dengan 10 Menu Sehat Untuk Natal Ini!

 

Aneka Bentuk Gingerbread

Pada awalnya, gingerbread dibuat dengan menggunakan cetakan kayu yang memiliki ukiran. Selanjutnya, kue akan dilapisi dengan emas yang bisa dimakan atau lapisan gula berwarna-warni untuk menonjolkan ukiran pada kue.

 

Nah, tentu Kamu merasa akrab dengan bentuk gingerbread yang mirip dengan seorang laki-laki dong, Gengs? Gingerbread dengan bentuk seperti laki-laki ini diciptakan oleh seorang pembuat kue di kota Ulm, Jerman, pada tahun 1296.

 

Ketika itu, ia membuat gingerbread dengan bentuk yang menyerupai anak kecil dengan hiasan lapisan gula sebagai mata dan senyuman. Bentuk ini lantas dipatenkan, sehingga saat itu hanya gingerbread saja yang boleh dicetak seperti itu. Sejak saat itu, gingerbread mulai menjadi kue favorit di sejumlah daerah di Eropa.

 

Bahkan, berdasarkan keterangan dari Carole Levin, kepala program studi abad pertengahan di University of Nebraska-Lincoln, gingerbread dengan bentuk laki-laki ini juga menjadi salah satu kue permintaan wajib dari Ratu Elizabeth I. “Di setiap perjamuan, Ratu selalu menghidangkan gingerbread berbentuk laki-laki ini untuk mempresentasikan pejabat asing dan orang-orang di kerajaannya,” papar Carole. Uniknya lagi, gingerbread yang disajikan juga bisa berubah bentuk sesuai dengan musim. Bentuk bunga pada musim semi dan burung di musin gugur.

 

Sepanjang abad ke-15 dan ke-16, pembuat gingerbread juga menjadi profesi yang cukup penting. Hanya pembuat gingerbread resmi yang boleh memproduksi kue ini. Dan pada akhir abad ke-16, muncul desain-desain baru dari gingerbread, seperti rumah-rumahan yang diperkenalkan di Jerman. Bentuknya yang menarik dan juga lucu membuat gingerbread akhirnya populer di seluruh dunia dan kerap dijadikan hadiah Natal.

 

Kalori dalam Gingerbread

Selain enak, gingerbread tentu dapat membuat tubuh terasa hangat saat dikonsumsi. Namun sebelum mengonsumsinya, ada baiknya jika Kamu mengetahui dulu kalori yang terkandung dalam kue jahe yang satu ini. Dalam 1 buah gingerbread, setidaknya terkandung 139 kalori, 1 gr protein, 6,6 gr lemak, dan 18,7 gr karbohidrat. Dengan jumlah kalori tersebut, bisa dikatakan gingerbread boleh dikonsumsi asalkan jumlahnya tidak berlebihan. Pasalnya, gingerbread terkadang memiliki lapisan gula yang terlalu banyak.

 

Wah, ternyata gingerbread memiliki sejumlah fakta unik yang menarik ya, Gengs? Mulai dari asal-usul, bentuk, hingga kalori yang terkandung di dalamnya. Nah, kalau di rumahmu sudah menyiapkan gingerbread sebagai pelengkap hari Natal belum? (BAG/AS)

Baca juga: Ini Dia 3 Reaksi Otak Ketika Menghadapi Hari Natal!