Wabah infeksi virus Zika dikaitkan dengan meningkatnya kecacatan pada bayi berupa mikrocephalli atau ukuran kepala bayi lebih kecil dari ukuran normal. Hal ini juga dihubungkan dengan kemampuan otak yang berkurang, meskipun pada beberapa orang yang pernah didiagnosis mikrocephali, tidak didapatkan penurunan kognitif maupun motorik. Seorang bayi dikatakan mengalami mikrocephali jika ukuran lingkar kepalanya lebih kecil daripada persentil ketiga pada usia kehamilan yang sama yaitu pada usia lebih dari 6 minggu. Zika yang disebarkan melalui nyamuk ini sering dikaitkan dengan pengecilan otak pada bayi dan sindroma Guillain-Barre. Para ilmuwan yang sedang mengkaji munculnya wabah di kawasan Amerika Latin ini mengatakan bahwa sudah ada beberapa juta orang yang sudah terinfeksi. Virus Zika ditemukan di 23 negara di kawasan Amerika Latin dan  kemungkinan besar akan meluas lagi ke Amerika Serikat. Namun sebenarnya, virus Zika ini bukan jenis virus yang baru ditemukan, karena berdasarkan jurnal yang diterbitkan tahun 1981, pada tahun 1977-1978 sudah ada beberapa kasus demam yang disebabkan oleh infeksi virus zika.

Apa itu virus zika, Bagaimana Gejalanya?

Zika merupakan virus RNA single stranded yang berasal dari Genus Flavivirus dan Family Flaviviridae, yang mirip dengan virus dengue dan virus penyebab demam kuning. Seperti penyebaran virus dengue, infeksi virus zika ini juga disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sehingga kejadiannya akan meningkat pada musim penghujan. Sejak Juni 2011, terjadi wabah infeksi virus zika di 48 negara, yang dihubungkan dengan meningkatnya jumlah bayi dengan ukuran kepala yang lebih kecil dan dihubungkan pula dengan infeksi pada wanita hamil. Diduga bahwa selain lewat gigitan nyamuk, virus zika ini juga dapat ditransmisikan dari ibu hamil yang terinfeksi virus zika kepada bayi dalam kandungannya. Kemudian dihubungkan pula dengan kemungkinan bayi yang lahir dengan ukuran kepala yang lebih kecil (mikrocephal) yang banyak terjadi di Brazil. Selain itu, virus Zika ternyata juga dapat menular lewat hubungan seks.

Gejala Virus Zika

Virus zika ini baru akan menimbulkan gejala setelah 3-14 hari virus tersebut masuk dalam tubuh seseorang. Adapun gejala yang timbul umumnya ringan. CDC mengungkapkan bahwa hanya 18% pasien yang terinfeksi virus zika menunjukkan gejala. Adapun gejala tersebut dapat berlangsung selama beberapa hari hingga satu minggu dan jarang memerlukan perawatan rumah sakit. Tetapi tidak menutup kemungkinan bisa berakibat fatal pada orang dewasa. Baru-baru ini infeksi Zika diyakini dapat mengakibatkan mikrocephali dan kerusakan otak lainnya pada janin jika infeksi terjadi pada wanita hamil. Kerusakan otak lainnya ini dapat berupa gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan, atau kematian janin dalam kandungan. Gejala yang timbul dapat berupa demam yang bersifat akut, adanya ruam kemerahan, nyeri sendi, dan konjunctivitis (mata merah dan berair). Selain itu juga didapatkan adanya nyeri otot dan sakit kepala. Pada beberapa kasus, Gulian-Barre Syndrome (GBS) ditemukan juga pada pasien yang terinfeksi virus Zika namun belum diketahui hubungan antara GBS dan infeksi Zika. Selain itu, gejala yang ditimbulkan akibat infeksi virus Zika ini dapat menyerupai gejala yang ditimbulkan karena infeksi dengue pada demam berdarah dan infeksi Chikungunya. Namun pada Zika, gejala yang lebih menonjol yaitu adanya ruam kemerahan yang diikuti dengan demam, konjungtivitis, dan nyeri sendi. Seperti halnya dengan virus lain, infeksi Zika ini juga dapat hilang dengan sendirinya, namun hati-hati karena virus ini dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama.

Bagaimana Caranya Mencegah Infeksi Zika?

Sampai saat ini belum ditemukan obat atau vaksin untuk infeksi virus Zika ini. Meskipun umumnya Zika tidak menimbulkan gejala yang berat dan berakibat fatal, namun tidak sedikit bayi yang meninggal dengan mikrocephali dihubungkan dengan infeksi Zika yang sebelumnya dialami oleh ibunya ketika hamil. Oleh karena itu, perlu dipikirkan usaha untuk mencegah infeksi Zika, terutama pada wanita hamil. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Zika dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk, hubungan seks, dan penularan dari ibu hamil kepada janinnya. Artinya, untuk mencegah transmisi Zika, harus dilakukan usaha untuk mencegah gigitan nyamuk, terutama pada wanita yang hamil dan menggunakan kondom untuk mengurangi risiko penularan lewat hubungan seks.Usaha lainnya untuk mengurangi risiko gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan  4 M plus seperti dalam usaha mencegah wabah demam berdarah, yaitu: menguras wadah air seperti tempayan, bak mandi, ember dan lain-lain; menutup wadah air bersih sehingga nyamuk tidak dapat bertelur didalamnya; mengubur semua barang bekas yang dapat menampung air; memantau semua wadah air secara berkala; menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, menggunakan anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur dan tidak menggantung baju dalam kamar. Jika memungkinkan, untuk membasmi jentik nyamuk, Anda dapat menaburkan bubuk abate dalam wadah air seperti bak mandi atau memelihara ikan. Baca Juga Artikel Lainnya;