Bom yang menyerang 3 gereja di Surabaya pada pagi hari (13/8), disusul dengan bom di Sidoarjo pada malam harinya, dan  pada pagi ini (14/8) ledakan bom terjadi lagi di Surabaya tentu membuat kaget kita semua. Dengan peristiwa bom yang sudah terjadi itulah membuat kita harus selalu waspada dan peka di manapun kita berada. Namun, apakah Kamu sudah tahu cara merespons kejadian teror? Berikut ini cara merespons kejadian teror yang perlu Kamu ketahui, Gengs. Simak selengkapnya, yuk!

 

1. Menyelamatkan diri

Saat Kamu berada di lokasi kejadian teror bom, hal pertama yang harus dilakukan ialah menyelamatkan diri. Utamakanlah terlebih dahulu penyelamatan diri dengan menjauhi diri dari lokasi terjadinya peledakan bom untuk menghindari ledakan susulan. Dikutip dari situs gov.uk, saat terjadi ledakan bom atau teror di sekitar kita, usahakanlah untuk menyelamatkan diri terlebih dahulu dengan berlari sejauh yang Kamu bisa dan jangan pikirkan barang bawaanmu.

Baca juga: Tips Melindungi Diri saat Terjadi Teror

 

Saat berlari menyelamatkan diri itu, pikirkanlah keselamatan dirimu dan pertimbangkan pula tempat atau jalan yang aman. Selain itu, usahakanlah untuk menjauhi jendela, jangan menggunakan lift atau eskalator dan gunakanlah tangga saat berada di gedung bertingkat. Namun, kalau situasi yang Kamu hadapi itulah teror penembakan, disarankan untuk bersembunyi dan melindungi diri dari tembakan seperti bersembunyi di belakang tembok.

 

2. Evakuasi

Evakuasi merupakan langkah yang dilakukan untuk menjauh dari ancaman atau kejadian yang membahayakan diri seseorang. Saat terjadi teror ataupun peristiwa ledakan bom apalagi berada di dekat atau sekitar kita, segeralah menjauhkan diri dari sumber teror atau sumber ledakan bom tersebut dan membawa korban yang terluka akibat dari teror atau ledakan bom itu keluar. Jangan malah mendekat untuk sekadar melihat ya, Gengs. Bahaya! Setelah itu, lakukanlah evakuasi korban ke rumah sakit terdekat untuk diberikan pertolongan pertama atau penanganan yang tepat.

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Rasa Lemas pada Tubuh
 

3. Laporkan kejadian

Setelah berhasil menyelamatkan diri, cobalah untuk melaporkan peristiwa teror atau ledakan bom kepada pihak yang berwenang seperti polisi sesegera mungkin. Saat memberikan laporan peristiwa itu sebutkanlah lokasi kejadian selengkap-lengkapnya, keberadaan ataupun ciri-ciri dari orang  yang diduga melakukan teror atau meledakkan bom jika Kamu melihatnya. Pastikan saat melaporkan kejadian itu, Kamu berada di tempat yang aman, jawab pertanyaan polisi dan ikuti instruksi selanjutnya dari pihak yang berwenang.

 

4. Hindari membagikan peristiwa di media sosial

Kita memang nggak terlepas dari penggunaan gadget ataupun media sosial. Namun, saat kejadian teror atau terjadi ledakan bom, hal yang penting dilakukan ialah menyelamatkan diri sendiri daripada mengabadikan momen yang hanya akan memicu konflik nantinya. Oleh karena itu, saat kejadian, hindarilah untuk memotret atau merekam apalagi mengunggah bagian tubuh korban di media sosial korban karena hal tersebut bukanlah merupakan tontonan.

Baca juga: Jangan Panas di Media Sosial Hanya Karena Kasus Ahok!

 

5. Cobalah tenang

Saat teror atau ledakan bom terjadi, hal yang harus Kamu ingat ialah untuk selalu berpikir tenang dan tidak panik. Dengan adanya kejadian teror atau ledakan bom, tentu akan banyak pula berita atau kabar seputar terorisme. Nah, dengan beredarnya kabar atau berita tersebut, diharapkan Kamu tidak memancing dan tidak mudah terpancing ya, Gengs.

 

6. Jangan menyebarluaskan konten  provokatif

Cara merespons kejadian teror yang paling penting ialah tidak menyebarluaskan konten yang provokatif dan dapat  mengeksploitasi korban. Hal ini karena, tujuan dari terorisme yaitu membuat kita takut dan panik (teror). Dengan menyebarluaskan konten yang provokatif sama saja kita membantu menyebarluaskan pesan dari terorisme.

 

Sebagai pengguna media sosial yang bijak, manfaatkanlah fitur media sosial seperti report untuk melaporkan konten provokatif dan konten yang mengeksploitasi korban. Daripada menyebarluaskan konten yang provokatif, lebih baik menyebarkan konten penyemangat dan pemersatu bangsa serta memiliki pesan damai. (TI/AY)