Selasa kemarin, Pengadilan Negeri Jakarta Utara secara resmi telah menjatuhkan vonis 2 tahun penjara bagi Basuki Tjahaya Purnama, atau yang akrab kita sebut dengan Ahok dalam kasus penodaan agama. Kabar ini sontak menimbulkan sejumlah pro dan kontra di kalangan masyarakat. Bahkan, menyusul pemberitaan vonis Ahok tersebut, sejumlah masyarakat pun mulai merasa panas dan sibuk berkomentar di berbagai media sosial. Ada yang merasa lega karena akhirnya Ahok bisa memperoleh hukuman atas kesalahannya. Namun ada pula yang merasa sedih dan kecewa terhadap keputusan tersebut.

 

Nah, meskipun perbedaan pendapat dalam media sosial ini sebenarnya sah-sah saja, namun ada baiknya jika permasalahan pro dan kotra ini jangan sampai menimbulkan kebencian dan perpecahan. Karena bagaimanapun juga, kebencian dan perpecahan hanya akan membawa dampak yang buruk bagi kesehatan mental kita.

 

Ketika seorang merasa kesal karena sosok yang diidolakannya harus menerima hukuman yang menurutnya tidaklah adil, tentu hal ini akan menimbulkan kemarahan yang meluap-luap. Bahkan bukan tidak mungkin jika para pendukung idola tersebut akan menunjukkan rasa protesnya dengan berkomentar pedas bahkan terkesan ekstrem seperti memaki hingga menghina.

 

Pada dasarnya, membaca komentar atau postingan dalam media sosial dengan nada-nada negatif dapat berdampak buruk bagi kesehatan jiwa Jangankan bagi mereka yang berbeda pendapat, bagi orang-orang yang berada pada posisi netral saja, hal tersebut bisa sangat mengganggu lho. Hal ini karena postingan bernada negatif dapat membuat pikiran dan perasaan pembacanya menjadi tidak tenang, memutus tali silaturahmi, hingga dapat membuat pembacanya tersulut emosi dan bertindak lebih agresif.

 

Pakar kesehatan jiwa dari Klinik Psikosomatik RS. Omni Alam Sutera, dr. Andri SpKJ, FAPM, turut menyoroti fenomena panasnya media sosial ini. Media sosial yang pada awalnya diciptakan untuk berbagi informasi menyenangkan dan menjalin silaturahmi, kini justru digunakan oleh sebagian orang untuk menebar kebencian. Termasuk yang terjadi pada kasus keputusan vonis Ahok baru-baru ini.

 

Dilansir dari Detik, dr. Andri juga berpesan agar sebaiknya setiap orang yang memang merasa keberatan terhadap suatu hal, jangan gunakan media sosial sebagai sarana untuk menyampaikan ketidaksukaannya dengan postingan atau komentar kebencian. Sampaikan ketidaksukaan tersebut dengan cara yang lebih halus agar para pengikut atau pembaca media sosial tidak ikut merasa panas dengan postingan atau komentar kebencian yang diciptakan.

 

Nah, jadi para Ahokers maupun yang bukan, sebaiknya tetap bijak ya dalam menyampaikan aspirasi kalian di media sosial. Jangan sampai karena komentar atau postingan kebencian kalian terhadap kasus Ahok ini, hubungan silaturahmi kalian menjadi terganggu. Enggak mau dong kehilangan teman hanya karena Kamu salah berkomentar pedas di media sosial temanmu yang memiliki pandangan berbeda?