Kita pasti sering tergoda mengorek telinga dengan cotton bud atau bahkan logam pengorek kuping. Semata-mata untuk mengeluarkan kotoran telinga. Cara ini tidak dianjurkan karena ada efek sampingnya. Ada berbagai cara yang lebih aman untuk mengeluarkan serumen (kotoran telinga). Simak yuk, apa saja caranya!

 

Selain tindakan pengeluaran serumen oleh dokter, Kamu dapat menggunakan obat tetes telinga atau serumenolitik secara mandiri lho! Tujuan penggunaan cairan tetes telinga ini adalah melembutkan serumen sehingga diharapkan serumen dapat keluar sendiri.

 

Selain itu, penggunaan tetes telinga juga dapat membantu memudahkan dokter untuk mengeluarkan serumen dengan menggunakan alat seperti suction atau hook telinga.

 

 

Baca juga: Mums, Jangan Membersihkan Sendiri Kotoran Telinga si Kecil!
 

 

Apa itu Serumen?

Serumen merupakan produk campuran dari sekresi kelenjar sebasea dan kelenjar keringat apokrin, dan sel-sel epitel di dalam rongga telinga. Lama kelamaan, limbah ini keluar ke liang telinga dengan kecepatan 2 mm per bulan.

 

Kenapa sih telinga harus menghasilkan"kotoran?" Sekresi serumen merupakan mekanisme alamiah tubuh untuk melindungi liang telinga dan biasanya secara alami akan keluar sendiri. Tetapi bila terjadi penumpukan serumen maka dapat menimbulkan berbagai keluhan di antaranya telinga terasa tersumbat, tinnitus, nyeri telinga, gatal di telinga, vertigo dan penurunan pendengaran.

 

Keluhan telinga terasa tersumbat dan penurunan pendengaran akibat penumpukan serumen merupakan salah satu alasan pasien memeriksakan diri ke dokter umum. 
Penumpukan serumen bisa menyebabkan keluhan telinga tersumbat, tetapi sebaliknya tidak semua pasien dengan keluhan telinga tersumbat disebabkan oleh penumpukan serumen.

 

Penumpukan serumen juga dapat memiliki dampak klinis di antaranya:

- menyebabkan dokter sulit melihat gendang telinga/membran timpani

 

- dapat menyebabkan tuli konduksi sehingga dapat menurunkan nilai ambang pendengaran

 

- bila serumen mengenai membrane timpani dapat menyebabkan keluhan vertigo.

 

- penumpukan serumen dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi.

Baca juga: Hati-hati! Kebiasaan Mendengarkan Musik dapat Menyebabkan Tuli!

 

Apa Penyebab dan Cara Mengeluarkan Kotoran Telinga?

Penumpukan serumen lebih sering terjadi pada laki-laki bila dibandingkan dengan wanita, serta lebih sering dialami oleh pasien usia tua. Penumpukan serumen tidak berkaitan dengan tingkat kebersihan personal yang rendah.

 

Penumpukan serumen dapat berhubungan dengan pembersihan telinga menggunakan cotton bud, penggunaan earphone terlalu sering serta penggunaan alat bantu pendengaran.

 

Pengeluaran serumen merupakan tindakan THT yang paling sering dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Di Inggris, tindakan pengeluaran serumen dilakukan sebanyak empat juta kali setiap tahunnya.

 

Nah, cara paling aman mengeluarkan kotoran telinga adalah dengan menggunakan obat tetes telinga atau serumenolitik. Ada beberapa jenis serumenolitik untuk melembutkan kotoran telingan yang perlu Kamu tahu.


Jenis Serumenolitik Tetes

1. Tetes telinga berbahan dasar minyak (oil based solution), seperti trietanolamin polipeptida, dan benzokain. Tetes telinga berbahan dasar minyak dapat meningkatkan lubrikasi dari serumen.

2. Tetes telinga berbahan dasar air (water based solution) seperti hydrogen peroksida (H2O2) 3%, Asam asetat 2%, natrium klorida 0,9%, air atau natrium bikarbonat 10%. Tetes telinga berbahan air dapat meningkatkan kelarutan serumen.

3. Larutan selain minyak dan air (non oil non water based solution) seperti karbamid peroksida, gliserol, karbogliserin 10%.[1,5]

 

Baca juga: Waspada Gejala Infeksi Telinga pada Bayi!

 

Cara Menggunakan Serumenolitik Tetes

Secara umum, serumenolitik tetes dapat digunakan dengan cara:

- Bersihkan bagian luar telinga dan keringkan sebelum meneteskan obat. Sebelum digunakan, sebaiknya hangatkan obat tetes dengan cara menggenggam botol obat selama 1 sampai 2 menit untuk mengurangi risiko pusing/vertigo akibat penetesan cairan yang dingin.

- Miringkan kepala, tarik cuping telinga ke atas secara perlahan untuk meluruskan liang telinga, kemudian teteskan obat ke liang telinga. Pertahankan posisi kepala sekitar 5 menit sehingga obat dapat masuk kedalam liang telinga. Lakukan hal yang sama di telinga satunya bila memang diperlukan.

- Untuk mencegah kontaminasi bakteri pada obat tetes, aplikator obat tidak boleh menyentuh permukaan apapun termasuk telinga. Tutup tempat obat secara rapat setelah digunakan.

- Penggunaan obat tetes telinga dapat dilakukan dalam beberapa hari sesuai dengan anjuran dokter.

 

Obat tetes telinga untuk melembutkan serumen tidak dapat diberikan bila pasien memiliki riwayat alergi terhadap bahan (misalnya alergi gliserol/gliserin), membran timpani tidak intak, atau memiliki keluhan keluar cairan dari telinga.

Efek samping yang dapat dialami pasien setelah menggunakan tetes telinga adalah iritasi ringan pada telinga, nyeri ringan, dan telinga berbau. Penggunaan tetes telinga untuk mengeluarkan serumen umumnya tidak memberikan efek samping yang berat.

 

Baca juga: Penyebab Telinga Gatal dan Cara Mengobatinya