Penyakit peradangan hati masih menjadi masalah utama di dunia kesehatan. Penyebab utama peradangan hati kronis adalah virus hepatittis, yang sejauh ini sudah ditemukan setidaknnya 6 tipe yaitu hepatitis A-G. Infeksi hepatitis A umumnya ditularkan melalui air yang tercemar, dan jika terkena akan sembuh dengan sendirinya dan tidak akan menyebabkan peradangan kronis. Berbeda dengan hepatitis B dan C yang dapat menyebabkan peradangan kronis, bahkan berujung pada sirosis dan kanker hati.  Data WHO melaporkan, setidaknya ada sekitar 400 juta orang di seluruh dunia yang terinfeksi virus hepatitis B dan C ini.

 

Virus hepatitis B dan C ditularkan lewat pertukaran cairan tubuh, seperti transfusi darah, penggunaan jarum suntik bersama, dan hubungan seks yang tidak aman. Infeksi hepatitis berdampak pada kualitas hidup penderitanya. Apalagi jika sudah menjadi sirosis (pengerasan jaringan hati) dan kanker hati, di mana satu-satunya pengobatan adalah transplantasi hati. 

 

Hepatitis juga disebut berdampak pada kesuburan pria. Apakah benar? Guesehat melakukan wawancara dengan Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) dengan DR. dr. Rino A. Gani, SpPD-KGEH, FINASIM, seorang hepatologi atau Konsultan Gastroentero-hepatologi dari RSCM Jakarta.

 

Baca juga: Pentingnya Vaksinasi Hepatitis B bagi Masa Depan si Kecil

 

 

Benarkah hepatitis dapat memengaruhi kesuburan pria?

Menurut dr. Rino, sebenarnya tidak ada hepatitis yang memengaruhi kesuburan pria. Namun memang kesuburan pria bisa menurun apabila fungsi hatinya sudah terganggu akibat hepatitis. Misalnya, gangguan sirosis yang disebabkan oleh peradangan hati jangka panjang sehingga hati mengalami pengerasan dan pengecilan.  Efek samping yang ditimbulkan adalah menurunkan fungsi hati dan menyebabkan hilangnya sejumlah hormon dalam tubuh. Akibatnya, pria yang didiagnosis hepatitis B atau C, rentan mengalami gangguan kesuburan.

 
Baca juga: Jaga Hati untuk Mencegah Penyakit Liver

 

Risiko Perubahan pada Sistem Reproduksi Pria Penderita Hepatitis

Berikut ini sejumlah pengaruh gangguan sirosis hati yang dikhawatirkan dapat terjadi pada sistem reproduksi pria penderita hepatitis B dan C.

Penurunan volume air mani.

Umumnya, volume air mani yang diproduksi dalam sekali ejakulasi, adalah 1,5 mililiter. Sayangnya, gangguan hormon pada penderita hepatitis,  dapat menurunkan volume air mani. Padahal, cairan ini mengandung sejumlah enzim yang dibutuhkan agar sperma dapat optimal membuahi sel telur.  

Berkurangnya produksi sel sperma.

Pada beberapa kasus, infeksi virus hepatitis juga memengaruhi jumlah dan daya tahan sperma yang dihasilkan oleh pria saat berhubungan seks. Akibatnya, ini dapat menurunkan kemampuan sperma untuk bertahan hidup serta mengurangi kesempatan terjadinya pembuahan.

Perubahan bentuk sperma.

Bentuk sperma diciptakan sedemikian rupa agar mampu bergerak dengan lincah dan bertahan hidup untuk mendukung proses pembuahan. Akan tetapi, gangguan hormon yang dialami oleh penderita hepatitis, bisa ikut merusak gen sperma serta sumber energi bagi sel sperma. Akibatnya, terjadi peruabahan bentuk sel sperma. Selain itu, energi yang dimiliki oleh sperma untuk bergerak menuju sel telur pun berkurang, sehingga peluang terjadinya pembuahan pun semakin kecil.

 

Tips Meningkatkan Kesuburan Pria Penderita Hepatitis

Bukan berarti semua pria yang mengidap hepatitis B atau C, pasti tidak subur. Saran dr.Rino, penting bagi pria penderita hepatitis untuk segera berobat dan menyelesaikan masalah gangguan hepatitis. Dengan demikian, fungsi hati dapat kembali membaik dan risiko masalah ketidaksuburan juga dapat diturunkan. Langkah selanjutnya, suami istri yang positif mengidap hepatitis B atau C harus mencari bantuan terapi kesuburan, teknik reproduksi bantuan, serta konseling yang tepat. Tujuannya, untuk memperbesar peluang kehamilan, sekaligus untuk menurunkan risiko penularan penyakit pada pasangan yang tidak terinfeksi.

 

Nah, agar daya tahan tubuhmu pun semakin kebal terhadap serangan kuman dan virus, jangan lupa, jalani gaya hidup sehat selama masa pengobatan hepatitis, ya. Kamu bisa berolahraga, mengonsumsi makanan kaya nutrisi, dan menjauhi stres untuk mengoptimalkan kesehatan fisik dan mental. (TA/AY)

 

Baca juga: Ketahui Beberapa Hal tentang Hepatitis B