Bermain bersama si Kecil di atas karpet tentu sangat menyenangkan ya, Mums. Selain bisa meningkatkan bonding, rajin merangkak atau melakukan tummy time di sana juga dapat membantu si Kecil melatih otot-otot motoriknya.

 

Meski begitu, pernah enggak sih Mums merasa cemas akan kebersihan karpet di rumah? Karpet memang salah satu objek di rumah yang kerap mengandung banyak partikel debu dan kotoran. Bisa saja kan debu dan kotoran tersebut terhirup oleh si Kecil saat bermain? Jadi, sebaiknya bermain di atas karpet atau tidak, ya? Yuk, ketahui jawabannya di bawah ini!

 

Baca juga:Si Kecil Mulai Merangkak? Bebaskan Ia Mengeksplor Lantai!

 

Saat bayi merangkak, debu bisa terangkat dan beterbangan dari karpet

Peneliti dari Purdue University melakukan penelitian dan diterbitkan dalam Journal Environmental Science and Technology. Dalam penelitian tersebut, para peneliti menciptakan sebuah bayi robot yang dapat bergerak di atas permukaan karpet. Karpet yang digunakan merupakan karpet dari sebuah rumah.

 

"Tujuan kami adalah untuk mempelajari bagaimana bayi yang sedang merangkak di atas karpet dapat membuat partikel-partikel kecil, seperti debu dan kotoran, di atasnya beterbangan. Selain itu, kami juga ingin mengevaluasi paparan yang terjadi," ungkap salah seorang peneliti, Brandon Boor, asisten profesor teknik sipil, lingkungan, dan rekayasa ekologi.

 

Melalui percobaan tersebut, ditemukan bahwa gerakan merangkak dapat memicu partikel-partikel debu yang menempel di karpet terlepas dan beterbangan ke udara. Para ilmuwan juga menemukan bahwa konsentrasi partikel debu yang beterbangan di sekitar bayi ternyata 20 kali lebih tinggi dibanding di tempat lain dalam ruangan tersebut. Partikel-partikel ini terdiri dari sel-sel kulit, bakteri, serbuk sari, dan spora jamur.

 

"Ini merupakan studi pertama yang menunjukkan ketika bayi merangkak, ia bisa terpapar partikel-partikel kecil. Hal ini kemungkinan juga lebih besar terjadi karena kondisi saluran pernapasan bayi jaraknya menjadi dekat dengan karpet," kata Boor.

 

Baca juga: Kapan Bayi Bisa Melihat Sekitarnya dengan Jelas?

 

Jadi, apakah bayi tidak diperbolehkan merangkak di karpet?

Setelah mengetahui hasil dari penelitian, mungkin Mums jadi merasa khawatir untuk membiarkan si Kecil merangkak di karpet. Namun sebelum Mums melarangnya, Boor menuturkan bahwa menghirup partikel-partikel tersebut tidak sepenuhnya berbahaya. Bahkan, ini bisa menjadi hal yang positif bagi si Kecil.

 

Penelitian sebelumnya, yakni penelitian pada tahun 2014 dari Johns Hopkins Children's Center, menunjukkan bahwa semakin sering bayi terpapar alergen tertentu, maka semakin besar kemungkinan mereka membangun kekebalan tubuh terhadap alergen tersebut.

 

"Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa paparan alergen, seperti debu, bakteri, jamur, serbuk sari, dan tungau pada sistem pernapasan di masa kanak-kanak dapat memberikan manfaat perlindungan terhadap asma, demam, dan alergi," kata Boor. Boor juga menambahkan bahwa bayi yang lebih sering terpapar partikel kotoran dan debu memiliki tingkat risiko terkena asma yang lebih rendah di kemudian hari.

 

Hasil penelitian ini tentu cukup membuka mata kita bahwa lingkungan yang terlalu steril tidak membuat sistem kekebalan tubuh berkembang dan menguat. Akan tetapi jika ternyata bayi sudah didiagnosis memiliki alergi debu, maka sebaiknya hindari paparan alergen yang satu ini.

 

Nah, sekarang sudah tidak perlu khawatir lagi ya Mums untuk membiarkan si Kecil merangkak dan bermain di atas karpet. Tak perlu terlalu cemas jika memang Mums tidak sempat atau lupa untuk menyedot debu, tetapi jangan sampai berhari-hari, ya! Mums punya cerita menarik lainnya seputar perkembangan si Kecil? Yuk, ceritakan dalam Fitur Forum Aplikasi Teman Bumil! (BAG/AS)

 

Baca juga: 3 Cara untuk Menstimulasi Otak Bayi

 

manfaat tummy time -guesehat.com

 

Sumber:

"Crawling May Reduce a Baby's Risk of Asthma" - Parents