A photo posted by GueSehat (@guesehat) on

Tifoid fever atau yang lebih dikenal di tengah masyarakat dengan demam tifoid, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhii. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, terutama bagi Anda yang tidak memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Demam tifoid bisa menyerang orang dewasa maupun anak-anak, meski lebih sering menyerang anak-anak. Penyebaran penyakit ini melalui makanan ataupun minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri Salmonella. Berbahayakah penyakit ini? Tentu! Sama bahayanya dengan penyakit demam berdarah, demam tifoid juga bisa mengancam nyawa pasien bila tidak segera mendapatkan pertolongan yang tepat. Penyakit demam tifoid ini bisa menyebar dengan cepat yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja dari yang mengandung bakteri Salmonella. Biasanya pasien tidak akan langsung merasakan gejala demam ini tetapi pasien akan mengalami 7 gejala demam tifoid. Pada kisaran satu minggu hingga lebih biasanya pasien akan merasakan gejala demam tinggi hanya pada sore hari dan seolah-olah akan sembuh pada pagi hingga siang hari. Demam tersebut dibarengi dengan rasa menggigil, kepala terasa sakit dan berat. Tak hanya itu, perut pun akan terasa sakit yang diserati dengan muntah. Pada fase ini, makanan apapun yang coba dikonsumsi akan kembali keluar karena mual yang berlebih, parahnya gejala ini bisa menimbulkan diare juga. Dalam saluran pencernaan, bakteri harus melewati beberapa pertahanan dalam tubuh manusia salah satunya asam lambung dan garam empedu. Pada saat bakteri sampai ke usus halus, bakteri akan masuk ke dalam kelenjar getah bening yang disebut dengan plak peyer. Setelah itu bakteri tersebut akan menyebar ke seluruh tubuh bersama dengan aliran darah dan getah bening. Pada saat menuju ke hati, limpa, dan sumsum tulang bakteri ini juga akan berkembang membentuk koloni pada organ-organ tersebut. Fatalnya, masih banyak orang yang berfikir bahwa gejala tersebut hanyalah gejala masuk angin yang bisa sembuh dengan ‘obat warung’. Pada gejala demam tifoid yang masih ringan, dokter hanya akan memberikan perawatan di rumah dan diberi obat antibiotik yang bertujuan agar bakteri tidak lagi berkembang menjadi semakin parah. Namun, bila dirasa sudah parah atau pada kasus pasien sudah benar-benar lemas, kemudian tubuh terasa nyeri dan dehidrasi, dokter akan menganjurkan perawatan di rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif. Perlu Anda ketahui bahwa penyakit demam tifoid ini disebabkan oleh buruknya sanitasi. Tinja sebagai sumber utama penyebab penularan penyakit ini karena mengadung bakteri salmonella. Bila air sudah terkontaminasi dengan tinja tentu akan sangat mudah membuat bakteri ini menjadi berkembang biak lebih banyak. Demi menghindarkan keluarga Anda dari bahaya penyakit ini, tentu Anda harus mencegah penularannya. Berikut cara mencegah demam tifoid yang perlu Anda perhatikan:

1 . Menjaga kebersihan tubuh

tentu sangatlah penting untuk dilakukan. Bila kulit dan tubuh bersih tentu bakteripun enggan untuk mendekati kulit Anda. Misalnya mandi dengan air bersih dan menjaga kebersihan dan kesehatan mulut dan gigi bisa menjadi langkah mudah untuk mencegah demam tifoid pada diri Anda.

2 . Kebersihan makanan dari infeksi demam Tifoid

merupakan bagian yang tak kalah penting. Mengapa? Makanan yang dikonsumsi merupakan salah satu yang disukai bakteri Samonella sehingga penyebaran demam tifoid karena bakteri ini pun bisa begitu cepat dalam penularannya. Untuk itu selain mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas juga  diperlukan serta menjaga kehigienisan makanan untuk mencegah demam tifoid..

3 . Kurangi makanan mentah

ada baiknya dilakukan. Makanan yang tidak melalui proses pemasakan yang benar dan baik tentu bisa menjadi sarang utama bakteri ini berkembang dengan baik. Untuk itu ada baiknya Anda mengurangi makanan yang mentah. Pada intinya menjaga kebersihan diri dan makan yang dikonsumsi menjadi cara yang paling utama Anda lakukan untuk mencegah demam tifoid. Selain itu, hal lain yang perlu Anda ketahui bahwa demam tifoid ini berbeda dengan penyakit tifus. Meski gejala dan dampaknya hampir sama, kedua penyakit ini berbeda karena bakteri yang menularkan. Pada tifus ditularkan oleh bakteri Rickettsia yang menyebar melalui kuku tikus atau binatang mengerat lainnya. Sedangkan demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella yang menyebar melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja penderita ‘tiffoid’ atau bisa juga melalui lalat yang hinggap pada makanan dan minuman. Penyakit tiffoid memang sangat kecil kemungkinan  menyebabkan kematian. Terlebih karena saat ini sudah ditemukan antibiotika, chloramphenicol, amoxicillan, ciprofloxasine, dan generasi ketiga cetriaxone dan cefotaxime yang dapat menyembuhkan penyakit ini cukup baik.