Frekuensi hujan yang kian sering, membuat ancaman penyakit demam dengue (DD) atau biasa disebut demam berdarah perlu diwaspadai. Apalagi, penyakit ini menimbulkan risiko serius pada janin jika menjangkiti ibu hamil. Agar Mums lebih waspada, yuk simak infonya berikut ini.

 

Apa Itu Demam Berdarah?

Demam berdarah menjadi satu penyakit yang endemik di sebagian besar daerah di Indonesia, terutama di peralihan musim saat udara cenderung menjadi lebih lembap. Penyakit infeksi ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti sebagai pembawa virus dengue.

 

Nyamuk membawa virus dengue setelah mengisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya. 

 

Pada fase awal sebelum berlanjut menjadi demam berdarah, infeksi virus dengue menyebabkan demam dengue yang cukup tinggi dan disertai dengan berbagai gejala. Gawatnya, gejala ini akan tak kentara terlihat, sehingga sering kali disalahartikan sebagai penyakit biasa.

 

Gejala biasanya mulai 4 sampai 7 hari setelah gigitan nyamuk dan biasanya berlangsung 3 sampai 10 hari. Gejala demam dengue selama kehamilan tidak berbeda dari orang biasa. Yang biasa terlihat atau dirasakan antara lain:

  • Demam tinggi hingga 40℃ selama 2-7 hari.
  • Nyeri sendi dan otot.
  • Lesu.
  • Kadar trombosit menurun.
  • Panas turun di hari ketiga dan keempat.
  • Bintik-bintik merah di tubuh yang bisa hilang dan muncul kembali.
  • Sakit kepala hebat.
  • Nyeri di belakang mata
  • Sakit perut.
  • Muntah-muntah.
  • Nyeri tenggorokan.

 

Demam dengue pada umumnya memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi, apalagi jika mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat.

 

Sementara pada beberapa kasus, demam dengue dapat memburuk menjadi demam berdarah dengue (DBD). Di fase ini, terjadi beberapa hal yang berisiko cukup serius, antara lain:

  • Trombosit kurang dari 100.000 dan leukosit turun.
  • Terjadi peningkatan hematokrit (naik 20% dari jumlah normal).
  • Pembesaran hati.
  • Perdarahan pada jaringan lunak (hidung, mulut, atau gusi).
  • Terjadi perembesan plasma (cairan keluar dari pembuluh darah). Jika terus bocor bisa menyebabkan syok hingga kematian.

 

Uniknya, mengenali demam dengue dan DBD pada kehamilan bisa menantang karena gejalanya terjadi tumpang tindih. Misal muntah-muntah yang bisa saja dianggap sebagai hiperemesis kehamilan. Atau, peningkatan irama detak jantung (takikardia) serta tensi darah rendah dikaitkan dengan peningkatan fisiologis dalam volume darah.

 

Itulah mengapa Mums disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami demam, apalagi jika disertai dengan gejala lain. Pasalnya, demam selama kehamilan sering kali merupakan gejala dari kondisi mendasar yang berpotensi berbahaya bagi bayi.

 

Baca juga: Ruptur Perineum, Kondisi yang Rentan Terjadi saat Persalinan Normal

 

Bahaya Demam Berdarah pada Ibu Hamil

Penyakit demam berdarah berbahaya bagi siapa saja. Namun bagi ibu hamil, penyakit ini bisa mengakibatkan terjadinya komplikasi karena dapat menularkan infeksi ke bayi yang belum lahir. Dampak serius yang bisa terjadi antara lain:

  • Demam tinggi yang bisa mengakibatkan kontraksi.
  • Menurunkan kadar trombosit, sehingga diperlukan perawatan dan pemantauan yang konstan, bahkan transfusi darah.
  • Pre-eklampsia.
  • Kelahiran prematur.
  • Berat badan lahir rendah.
  • Kematian janin. 
  • Perdarahan, terutama jika demam dengue maupun DBD terjadi mendekati persalinan.
  • Bayi dari ibu yang menderita demam berdarah sebelum atau saat dilahirkan harus dipantau secara ketat karena adanya risiko penularan vertikal.

 

Berbeda dengan penularan malaria, demam dengue maupun DBD belum bisa dipastikan menyebabkan cacat lahir dan kelainan. Namun tetap saja, infeksi dengue berbahaya bagi ibu hamil, sehingga akan lebih baik jika Mums melakukan pencegahan. Ditambah lagi, ibu hamil memang terbukti memiliki daya tarik yang lebih bagi nyamuk, ketimbang orang dewasa pada umumnya. Kenapa, ya?

 

Berdasarkan penelitian, peningkatan daya tarik ibu hamil terhadap gigitan nyamuk kemungkinan terkait dengan setidaknya dua faktor fisiologis. Pertama, ibu hamil mengeluarkan volume napas 21% lebih besar daripada wanita yang tidak hamil. Kelembapan dan karbon dioksida dalam napas yang dihembuskan inilah yang memikat nyamuk.

 

Kedua, perut ibu hamil lebih panas 0,7°C. Karena suhu tubuh wanita hamil lebih panas, maka melepaskan lebih banyak zat yang mudah menguap dari permukaan kulit. Alhasil, nyamuk pun lebih mudah mendeteksi keberadaan ibu hamil. 

 

Baca juga: Kegiatan yang Dapat Mengistirahatkan Otak dan Mempercepat Tidur

 

 

Penanganan Demam Berdarah pada Ibu Hamil

Pada ibu hamil, baik demam dengue ataupun DBD, dapat menyebabkan penurunan jumlah trombosit dan membuat sistem kekebalan tubuh melemah. Selain itu, ibu hamil berisiko lebih tinggi terkena demam berdarah parah.

 

Penanganan demam dengue pada ibu hamil antara lain:

  • Beristirahat sebanyak mungkin.
  • Mums bisa meminum acetaminophen/parasetamol dengan resep dokter, untuk mengontrol demam dan menghilangkan rasa sakit setiap 6 jam sekali atau maksimal 4 gram dalam 24 jam. Ingat, ibu hamil tidak disarankan untuk mengonsumsi aspirin atau ibuprofen.
  • Perbanyak minum minimal 3 liter setiap hari agar Mums tetap terhidrasi dan level air ketuban terjaga. Selain air putih, asupan cairan bisa Mums penuhi dengan minum air kelapa, jus, dan makanan berkuah.
  • Mengompres hangat area dahi bisa membantu mengendalikan demam. Kompres hangat memicu produksi keringat dan membuat suhu tubuh menurun secara alamiah dari dalam. Kompres hangat juga mampu membantu melancarkan aliran darah dan membuat Mums lebih nyaman.
  • Untuk gejala ringan, perawatan demam dengue bisa saja dilakukan di rumah. Namun, hal tersebut bervariasi berdasarkan hasil pemeriksaan dokter. Bisa saja Mums dinilai membutuhkan pemantauan yang cermat dari tim medis.

 

Sementara jika ternyata Mums mengalami DBD yang tergolong sebagai demam berdarah berat, maka penanganan medis secara intens wajib dilakukan sesegera mungkin. Langkah transfusi darah serta infus oksitosin mungkin saja diperlukan untuk mencegah perdarahan. (AS)

 

Baca juga: Heboh Muncul Iklan Video LGBT, Begini Cara Membuat Youtube Kids Aman untuk Anak

 

Referensi

FONGSI. Dengue in Pregnancy

News18. Dengue During Pregnancy

Medical News Today. Dengue