"Makanan yang baik adalah makanan yang tidak hanya enak di lidah, melainkan juga sehat untuk dikonsumsi."

 

Pada tulisan kali ini, saya ingin memberi tahu Geng Sehat mengenai bahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks. Seperti yang sudah lumrah kita ketahui, boraks merupakan campuran garam mineral konsentrasi tinggi. Ini biasa digunakan sebagai bahan solder, pembersih, dan pengawet, serta antiseptik kayu.

 

Namun, semakin lama penggunaan boraks sendiri sudah masuk ke ranah pembuatan makanan. Selain itu, di dalam dunia farmasi, boraks sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat, seperti bedak, larutan kompres, obat oles mulut, semprot hidung, salep, dan pencuci mata.

 

Di Indonesia sendiri, penggunaan boraks pada makanan sudah mendapatkan larangan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1168/Menkes/Per/X/1999 Tentang Bahan Tambahan Makanan. Di dalam aturan ini, dijelaskan bahwa ada beberapa bahan tambahan pada makanan yang dilarang, seperti Asam Borat dan senyawanya, Asam Salisilat dan garamnya, Dietilpirokarbonat, Dulsin, Kalium Klorat, Kloramfenikol, Minyak Nabati yang dibrominasi, Nitrofurazon, Formalin, dan Kalium Bromat.

 

Ada beberapa produk makanan yang sering kali ditambahkan boraks di dalamnya, mulai dari kerupuk beras, lontong, kecap, serta yang paling populer adalah bakso dan cilok. Sebagaimana yang kita tahu, adanya larangan penggunaan boraks pada makanan tentunya karena ada akibat buruk yang akan menimpa kesehatan bagi siapapun yang mengonsumsinya.

Baca juga: Makan Jajanan Kaki Lima? Waspadai 5 Masalah Ini

 

 

Dan, hal ini adalah benar. Jika seseorang mengonsumsi makanan mengandung boraks, maka akan berisiko mengalami gangguan kesehatan yang cukup serius, bahkan dapat menyebabkan kematian. Setidaknya, begitu banyak bahaya mematikan akibat mengonsumsi makanan yang mengandung boraks. Yang paling berbahaya adalah risiko terkena gangguan pada otak, kanker, hingga kerusakan pada ginjal.

 

Bahaya boraks sendiri tidak hanya dirasakan ketika seseorang menelannya secara langsung dari makanan, akan tetapi bisa juga terjadi jika terhirup, serta mengenai kulit dan mata. Apabila seseorang menghirup boraks, akan menyebabkan orang tersebut merasakan sensasi terbakar pada hidung dan tenggorokannya. Ia juga akan mengalami kesusahan dalam bernapas.

 

Berbeda halnya ketika mengenai organ luar seperti kulit, maka dampak yang terjadi adalah kulit akan mengalami gatal-gatal, kemerahan, bahkan terbakar. Begitu pula jika bersentuhan dengan mata, maka efek yang terjadi adalah mata akan berair, pandangan menjadi kabur, hingga berakibat pada kebutaan.

Baca juga: Bahaya Penyedap Rasa bagi Kesehatan

 

Mungkin jika dilihat dari pengalaman, orang-orang yang mendapatkan dampak negatif dari boraks dengan cara menghirup dan bersentuhan langsung dengan kulit dan mata cenderung sedikit. Berbeda halnya jika dicampurkan dengan bahan makanan, karena kebanyakan orang tidak mengetahui bagaimana cara membedakan makanan yang aman tanpa boraks dengan makanan yang mengandung boraks.

 

Secara umum, makanan yang mengandung boraks sering kali akan terasa lebih kenyal, kelihatan mengilat, dan tidak lengket. Bagi makanan yang berbahan dasar daging seperti bakso, apabila ditambahkan boraks maka warnanya akan terlihat lebih putih atau pucat.

 

Berbeda halnya dengan bakso yang terbuat dari daging, tentu warnanya akan sedikit kemerahan atau kecokelatan. Meskipun demikian, masih banyak orang-orang yang tidak memperhatikan jenis makanan yang mereka konsumsi. Asalkan enak di lidah dan murah, kesehatan tubuh pun tidak dihiraukan.

 

Dilansir dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung, dalam situs bkpd.lampungprov.go.id, ada cara sederhana yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah makanan yang akan kita konsumsi mengandung boraks ataukah tidak, yakni menggunakan tusuk gigi yang telah dicampurkan dengan kunyit.

Baca juga: 11 Makanan Ini Ternyata Berisiko Membuat Kamu Keracunan!

 

 

Ketika tusuk gigi dicampurkan dengan kunyit yang basah sampai berwarna kekuning-kuningan, maka langkah selanjutnya adalah mengeringkan tusuk gigi tersebut. Setelah itu, barulah ditusukkan ke makanan yang akan kita uji. Secara sederhana, makanan yang mengandung boraks akan membuat tusuk gigi mengalami perubahan warna. Yang pada awalnya kuning, akan berubah menjadi merah bahkan kecokelatan.