Menjelang pergantian tahun, sering kali kita bersemangat menata kehidupan dengan membuat sederet daftar resolusi.  Dengan menetapkan ini di dalam hati, biasanya kita merasa menjadi sosok yang lebih baik lagi di tahun berikutnya. Well, menurut saya, hal itu benar. Dan membuat resolusi adalah sesuatu yang tidak pernah terlewat saat memasuki bulan Desember. Perbedaannya, resolusi yang saya buat kini lebih realistis ketimbang masa SMA, kuliah, bahkan awal masuk kerja dulu. Bukan lagi resolusi untuk menikah sebelum umur 30, melainkan bagaimana caranya agar hidup lebih sehat. Pernah memasuki tahun baru dengan perasaan lesu dan tidak bersemangat? Saya pernah, dan sejujurnya tidak ingin mengulangi kondisi serupa lagi. Penting untuk memulai sesuatu yang baru dengan harapan baru, terutama harapan positif. Harapan itulah yang membuat hidup kita tak hanya terus bergulir, tetapi jadi lebih berarti. Setelah saya ingat-ingat kembali, masa ugal-ugalan saat SMA-lah yang menjadi biang keladi tahun baru berjalan tanpa resolusi bermakna satu pun. Akibatnya, setelah pergantian tahun, saya jadi malas dan tidak tergerak untuk memperbaiki diri. Padahal, saat itu saya 100 persen sadar, banyak sekali yang mesti dibenahi. Berdasarkan pengalaman tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa resolusi tahun baru kerap gagal terlaksana jika, pertama, kita merasa tidak ada masalah dalam diri kita sehingga tak ada yang perlu diperbaiki. Dan kedua, resolusi tahun baru juga sering gagal apabila kita menetapkan target yang tidak masuk akal, serta target yang terlalu banyak. Nah, kalau sudah seperti ini, melewati pergantian tahun tanpa resolusi mungkin lebih baik daripada membuat diri stres. Kini, tambah umur bikin tambah sadar bahwa ada hal-hal yang lebih penting dari sekadar menyerukan resolusi tahun baru. Apa saja ya?

1. Lakukan refleksi

Refleksi penting untuk berdialog dengan batin. Tujuannya adalah untuk merenung atas kejadian yang melibatkan diri kita, mengambil hikmah, dan mampu memperbaiki maupun mengembangkan lagi di masa mendatang. Dengan refleksi, saya jadi mampu menerima diri dengan lebih ikhlas dan terbuka, tanpa menyalahkan hal-hal di luar diri saya.

2. Sayangi diri

Jangan terlalu keras dan tanpa ampun kepada diri kita sendiri. Kenali diri dan mulai menggali apa saja kebutuhan, talenta, dan passion kita.

3. Penuhi kebutuhan diri

Cari tahu apa saja kebutuhan kita selama ini. Jadikan keinginan sebagai prioritas selanjutnya. Dengan terpenuhinya kebutuhan fisik (pangan, sandang, tempat tinggal yang layak) dan psikis (harga diri, suasana di rumah yang nyaman, perhatian dan kasih sayang), maka tujuan untuk jadi sehat luar dan dalam akan lebih mudah tercapai.

4. Fokus dengan apa yang sudah tercapai

Jangan terpaku pada hal-hal yang belum bisa kita ubah maupun capai. Ingat baik-baik apa saja kebaikan dan tujuan yang sudah kita penuhi selama setahun dan rayakan dengan penuh kegembiraan. Merayakan di sini bukan dilakukan dengan pesta atau hal-hal heboh, melainkan sesederhana memberi kesempatan diri untuk menikmati belanja lebih banyak atau menghabiskan me time yang berkualitas.

5. Tentukan satu tujuan realistis

Tidak perlu membuat banyak resolusi. Cukup satu dan pastikan tujuan tersebut realistis. Contoh resolusi yang paling umum adalah menurunkan berat badan. Jika satu tujuan tersebut sudah tercapai, rumuskan satu tujuan baru lagi.

6. Tetap bergerak aktif

Tidak perlu menunggu akhir tahun untuk ingatkan diri agar selalu bergerak aktif, jangan kelamaan duduk, dan sempatkan waktu berolahraga. Tanamkan satu hal pada diri kita: jangan malas. Tapi, jangan juga menyamakan waktu beristirahat atau leyeh-leyeh sebagai sikap malas. Dua hal ini tentu berbeda jauh. Istirahat dilakukan karena kita membutuhkannya, sedangkan sikap malas merupakan kebiasaan mencari alasan untuk “kabur” dari kewajiban. Jadikan bergerak aktif sebagai kebiasaan, berapa pun usia kita, sesibuk apapun kita. Jadi, sudah tahu apa resolusi tahun baru 2017 Anda? Pastikan dulu poin-poin esensial di atas sudah lebih dulu terpenuhi sebelum merumuskannya. Resolusi tahun baru saya kali ini adalah bisa bersikap lebih sabar dengan anak-anak di rumah. Satu resolusi, tapi sudah terasa dari sekarang bahwa perjuangannya pasti takkan mudah. Bagaimana dengan resolusi Anda? Share di sini ya!