Perasaan Campur Aduk

Setelah didiagnosis lupus, perasaan Mira campur aduk. Di satu sisi, ia merasa senang karena sudah tahu apa yang terjadi kepadanya. “Alhamdulillah, keluhan yang biasa dialami juga tidak terlalu dirasakan. Justru selama kehamilan jauh lebih nyaman, mungkin karena hormon kehamilan,” ungkap Mira.

 

Namun di sisi lain, Mira merasa galau. Ia takut penyakit yang dialaminya akan berpengaruh terhadap janin, misalnya mengalami cacat dan lain-lain. Untunglah, suaminya yang berprofesi sebagai dokter selalu menenangkannya. Mira menuturkan, “Saya takut terjadi apa-apa pada calon bayi saya. Pasalnya, orang-orang mengatakan wanita yang menderita lupus tidak boleh hamil."

 

Apalagi dokter mengatakan ada kemungkinan detak jantungnya berhenti di dalam kandungan.” Selain itu, ada ketakutan kalau ia tidak bisa merawat si Kecil dengan baik ketika lahir kelak akibat kondisinya. Dokter menjelaskan kalau kehamilan sebelumnya baik-baik saja, maka seharusnya kehamilan yang sekarang tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Dokter juga mengatakan bahwa wanita dengan lupus boleh-boleh saja hamil.

 

Mira pun lebih tenang. Ia melakukan pengobatan secara rutin, karena obat-obatan tersebut aman dikonsumsi selama hamil. “Namun jika tidak perlu-perlu banget, saya tahan saja nyeri dan pembengkakan sendinya kalau sedang kumat,” tambahnya.

Baca juga: Hati-hati, Risiko Lupus Lebih Besar Pada Wanita!