Kulit kemerahan, gatal, napas terganggu, ketiga hal tersebut merupakan gejala khas yang sering ditemu saat seseorang mengalami alergi. Namun, tiga gejala tersebut bisa jadi bukan disebabkan oleh alergi lho Gengs! Sebagian gejala mirip alergi tidak selalu alergi.

 

Berbagai gangguan tersebut sering disalahpersepsikan oleh penderita tanpa dilakukan diagnosis oleh dokter. Sehingga seringkali berbagai gangguan penyakit mengalami kesalahan penanganan atau bahkan overtreatment.

 

Lalu apa saja penyakit dengan gejala mirip alergi?

 
Baca juga: Rhinitis Alergi: Gejala, Pengertian, Diagnosis, dan Pengobatannya

 

Gejala Mirip Alergi yang Kerap Ditemui

Geng Sehat harus tahu bagaimana membedakan alergi dengan gejala penyakit lain yang mirip. Dengan mengenalinya, maka penanganan selanjutnya tidak adakan salah.

 

1. Sinusitis

Gejala alergi dan sinusitis memang mirip, berupa hidung tersumbat dan sakit kepala. Namun penyebab keduanya sangatlah berbeda. Hidung tersumbat karena alergi disebabkan oleh masuknya atau paparan alergen yang membuat sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan. Misalnya serbuk sari, udara dingin, debu, dan bulu hewan.

 

Sementara itu, sinusitis terjadi sinus (rongga di belakang hidung) mengalami infeksi dan meradang. Kondisi ini sering disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Gejala mirip alergi yang disebabkan sinusitis misalnya produksi lendir berlebihan, sehingga menghalangi aliran udara.

 

Untuk membedakan gejalanya, bisa dilihat dari gejala khas yang muncul. Gejala alergi yang khasa adalah hidung berair, meler dengan ingus bening, dan bersin-bersin. Alergi juga disertai mata gatal dan berair, dan napas yang bunyi.

 

Sedangkan sinusitis memiliki gejala khas nyeri di sekitar pipi dan mata, lendir kental, sakit gigi, demam ringan, bau mulut, dan juga kelelahan. Selain itu, gejala sinusitis bisa berlangsung lama hingga 3-8 minggu. Berbeda dengan alergi yang bisa muncul kapanpun saat bersentuhan atau menghirup alegen, datang tiba-tiba dan bisa sembuh lebih cepat.

 

Baca juga: Hindari 6 Kebiasaan Berikut Agar Gejala Asma Tidak Semakin Parah!

 

2. Rosacea

Pernah mendengar roscea? Roscea merupakan penyakit yang bersifat kambuhan. Artinya, Kamu dapat mengalaminya selama beberapa waktu dan akan membaik dengan pengobatan. Lalu mengapa penyakit ini bisa disalahartikan dengan alergi?

 

Sama halnya dengan penyakit sinusitis, roscea memiliki gejala mirip alergi berupa kulit kemerahan, bengkak, dan jika di wajah akan beruntusan dan disertai mata berair, dan rasa gatal. 

 

Roscea memang lebih sulit dibedakan dengan alergi, sehingga harus dengan pemeriksaan fisik oleh dokter. Roscea lebih sering terjadi pada orang berkult putih dalam rentang usia 30-60 tahun. Penyebab utamanya terkait perubahan lingkungan seperti cuaca panas, dingin, sinar matahari, angin, makanan pedas, alkohol, kosmetik, obat-obatan, dan menopause.

 

3. Kulit Sensitif

Gejala yang satu ini sering kali salah diartikan sebagai alergi di kulit. Perubahan kulit menjadi kemerahan serta mengalami peradangan memang mirip gejala alergi. Padahal, bisa saja hal tersebut merupakan reaksi dari kulit yang sangat sensitif.

 

Kulit sensitif merupakan reaksi berlebihan terhadap suatu zat yang mengenai kulit. Misalnya produk skin care dengan dosis pencerah wajah (alpha arbutin) yang terlalu tinggi) di atas 3%. Reaksi ini tidak melibatkan respons imun secara langsung, yang ditandai dengan adanya pelepasan antibodi seperti halnya alergi.

 

Jika Kamu alergi terhadap bahan kosmetik, sistem kekebalan tubuhlah yang akan bereaksi dan melepaskan antibodi dan melepaskan bahan kimia anti inflamasi yakni histamin.  Respon histamin inilah yang kemudian ditunjukkan dengan kulit memerah, bengkak, mata berair, batuh, dan gatal.

 

Jadi perlu diingat ya Gengs, jika gejalanya hanya kulit kemerahan saja, artinya bisa saja kulitmu sensitif mbukan alergi.

 

Baca juga: Menjaga Kulit Sensitif Bayi dari Masalah

 

4. Intoleransi Makanan

Mungkin Geng Sehat sudah mengetahui apa itu intoleransi makanan. Seperti namanya ‘intoleransi’, artinya kondisi tubuh seseorang tidak bisa menerima zat makanan tertentu. Hal ini bisa jadi karena Kamu tidak memiliki enzim khusus yang bisa mengurai makanan tersebut.

 

Akan tetapi, intoleransi makanan ini sering diasumsikan sebagai alergi karena gejalanya yang mirip yaitu mual, sakit perut, muntah, bahkan diare. Perlu dipahami bahwa keduanya adalah hal yang jauh berbeda.

 

Intoleransi hanya menyerang sistem pencernaanmu Gengs. Gejalanya muncul pelan-pelang dibandingkan dengan alergi. Alergi bisa kambuh sangat cepat meskipun Kamu baru mengkonsumsi sedikit makanan. Sedangkan intoleransi baru akan muncul setelah makan dalam jumlah banyak.

 

Karena intoleransi makanan hanya menyerang sistem pencernaan, Kamu tidak akan terkena gejala lain di kulit, mata, hidung, atau saluran pernapasan. 

 

Baca juga: Si Kecil Alergi Susu atau Intoleransi Laktosa? Kenali Perbedaannya

 

 

 

Sumber:

Healthline.com. Allergies or sinus infection?

Healthguides.healthgrades.com. How to tell the difference between sensitive skin and allergic reaction.

Rosacea.com. Avoiding allergens could mean avoiding rosacea flare.

Allergy.org.nz. What is difference between a food allergy and a food intolerance