Penyakit

Absans (Lena)

Deskripsi

Absans (lena) merupakan salah satu kondisi kejang epilepsi yang termasuk dalam golongan kejang umum (generalized seizures). Istilah lain untuk kondisi ini adalah petit mal. Kondisi ini ditandai dengan adanya kehilangan kesadaran dalam waktu singkat, misalnya memiliki pandangan kosong dan biasanya penderita tidak menyadari episode kejang yang baru saja dialami.

Absans biasanya terjadi pertama kali pada anak usia 4-8 tahun. Serangan absans terjadi tanpa peringatan atau tanda-tanda. Kondisi ini jarang menimbulkan komplikasi yang parah dan jarang berlanjut hingga pasien dewasa.

 

Baca juga: Kejang Pada Anak: Bagaimana Mengatasinya?

 

Pencegahan

Serangan absans dapat dicegah dengan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan secara teratur. Ini adalah cara terbaik untuk mencegah munculnya episode absans. Namun, selain itu ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mencegah munculnya kejadian absans, seperti:

  1. Istirahat yang cukup di malam hari.
  2. Jaga kondisi agar tidak stres dengan manajemen stres yang baik.
  3. Konsumsi makanan sehat.
  4. Berolahraga secara rutin.

Gejala

Tanda yang utama dari kondisi absans adalah hilangnya kesadaran. Ada 2 jenis kategori absans, yaitu:

  • Absans tipikal. Mulai secara tiba-tiba dan bertahan antara 10-30 detik, kemudian berakhir tanpa komplikasi. Penderita seperti tiba-tiba berhenti berbicara dan memiliki tatapan kosong, tidak responsif, dan tidak sadar terhadap kondisi sekitarnya. Mata dapat bergetar atau berputar ke atas. Perbaikan dapat terjadi dalam hitungan detik dan terjadi serangan beberapa kali dalam satu hari.
  • Absans atipikal. Memiliki gejala yang mirip dengan absans tipikal, hanya saja serangan dimulai perlahan dan durasinya sedikit lebih panjang, hingga hitungan menit. Penderita akan merasa bingung selama beberapa saat setelah kesadarannya kembali.

 

Baca juga: Waspada Tanda-tanda Kejang pada Bayi

Penyebab

Seperti kejadian kejang pada umumnya, absans terjadi karena adanya aktivitas abnormal pada otak penderita. Absans dihubungkan dengan adanya kelainan gelombang EEG 3Hz generalisata, dengan adanya spike-wave discharge yang diamati dalam rekaman EEG. Beberapa bentuk absans, khususnya absans atipikal, dapat pula terjadi setelah adanya trauma kepala atau efek samping kondisi penyakit organ hati atau ginjal.

Diagnosis

Secara umum, diagnosis untuk kondisi absans dilakukan dengan melakukan observasi serta pertanyaan seputar kondisi dan gejala yang muncul, baik kepada penderita ataupun keluarga penderita. Rekam gelombang EEG akan dilakukan untuk memastikan diagnosis absans dan pemeriksaan lain juga mungkin dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis yang dilakukan, seperti:
1. Tes darah.
2. CT scan atau MRI.
3. Tes fungsi ginjal dan hati.

Penanganan

Terapi untuk kondisi absans dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan yang secara khusus bekerja untuk mencegah kekambuhan serangan. Obat-obatan tersebut termasuk dalam golongan obat antiepilepsi (anti epileptic drugs/AEDs) dan diberikan dengan disesuaikan oleh kondisi yang dialami penderita. Obat-obatan yang diberikan antara lain ethosuximide, lamotrigine, valproic acid, atau divalproex sodium.

 

Baca juga: Kejang Demam, Bagaimana Mengatasinya?

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...