Setelah melahirkan, tantangan Mums selanjutnya adalah menyusui bayi! Yup, begitu si Kecil terlahir ke dunia, hal pertama yang akan dilakukan adalah melakukan IMD alias inisiasi menyusu dini.

 

Setelah itu, fase menyusui akan berlangsung hingga si Kecil berusia 6 bulan (ASI eksklusif), lalu berlanjut sampai ia berusia 2 tahun. Terkait proses menyusui, ada banyak sekali mitos yang beredar di tengah masyarakat. Mau tahu apa saja 7 mitos menyusui yang wajib Mums ketahui? Cek di bawah ini ya, Mums!

 

  1. Menyusui itu mudah

Ketika lahir, bayi langsung memiliki refleks untuk mencari payudara ibunya. Namun, semua ibu akan butuh waktu untuk belajar menentukan posisi dan pelekatan menyusui yang tepat. Faktanya, memang dibutuhkan waktu bagi Mums dan si Kecil untuk beradaptasi terhadap proses ini.

 

Dan karena menyusui juga akan menghabiskan banyak tenaga dan waktu, Mums pun harus mendapat dukungan penuh, baik di rumah maupun di tempat kerja. Jadi, jangan langsung merasa berkecil hati ya kalau Mums mengalami masalah menyusui. Itu pasti terjadi, kok.

 

Baca juga: Mungkinkah Menyusui Memengaruhi Kehidupan Seksual Mums?

 

  1. Proses menyusui pasti menyakitkan

Banyak ibu menyusui yang merasa tidak nyaman di awal-awal proses memberikan ASI kepada buah hati mereka. Namun, sebenarnya jika posisi dan pelekatannya tepat, masalah nyeri puting bisa dihindari. Jika Mums mengalami masalah tersebut, berkonsultasilah kepada konselor laktasi atau ahlinya untuk mendapatkan solusi.

 

 

  1. Puting harus dibasuh dengan air sebelum menyusui

Membersihkan puting menggunakan air sebelum menyusui sebetulnya tidak terlalu diperlukan. Pasalnya, sejak dilahirkan, si Kecil sudah familier dengan bau dan suara Mums. Puting memang akan memproduksi zat tertentu agar bayi bisa menciumnya. Lagipula, terdapat ‘bakteri baik’ di area puting Mums, yang dapat membantu membentuk sistem imun si Kecil.

 

  1. Mums hanya boleh makan makanan yang hambar selama menyusui

Sama seperti orang lain yang sedang tidak menyusui, Mums juga perlu menerapkan pola diet seimbang. Karenanya, secara umum Mums tidak perlu mengubah pola diet hanya karena sedang menyusui si Kecil.

 

Bayi telah terekspos preferensi makanan yang dikonsumsi Mums selama ia di dalam kandungan. Selama tidak muncul reaksi alergi pada si Kecil, Mums bebas kok makan apa saja! Namun, pastinya harus yang bergizi, ya!

 

Baca juga: Tak Disangka! Ini 7 Sayuran Pelancar ASI Selain Daun Katuk

 

  1. Berolahraga akan memengaruhi rasa ASI

Berolahraga memang diperlukan agar tubuh kembali fit. Kendati demikian, hingga kini belum ada penelitian yang membuktikan olahraga dapat berdampak pada rasa ASI Mums.

 

  1. Kalau tidak langsung menyusui setelah melahirkan, ASI tidak akan keluar lagi

Ini hanya mitos, Mums. Walau proses menyusui memang lebih mudah dilakukan pada 1 jam pertama setelah persalinan karena refleks pada bayi untuk menyusu sangat kuat, bukan berarti ASI tidak akan keluar lagi kalau Mums tidak bisa melakukan IMD akibat kondisi tertentu, ya.

 

Jika Mums selalu melakukan kontak skin-to-skin dan menaruh si Kecil di dada Mums, payudara akan terstimulasi dan memproduksi ASI dengan sendirinya. Namun bila ASI tidak kunjung keluar, Mums bisa meminta bantuan ahlinya.

 

Baca juga: ASI Depan vs ASI Belakang, Apa Bedanya?

 

  1. Tidak boleh menyusui kalau sedang sakit

Masalah ini tergantung pada penyakit apa yang sedang Mums derita. Apabila Mums hanya mengalami penyakit yang ringan dan tidak menular melalui ASI (misalnya HIV/AIDS), maka Mums tetap bisa menyusui si Kecil seperti biasa. Banyaklah beristirahat, minum, dan makan makanan yang bergizi. Konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu jika ingin mengonsumsi obat.

 

Nah, itulah 7 mitos menyusui yang wajib Mums ketahui. Selamat menjalani fase mengASIhi bersama si Kecil ya, Mums! (AS)

 

Minum Obat saat Menyusui | GueSehat

 

Baca juga: Pentingnya ASI Lancar dan Berkualitas untuk Dukung Tumbuh Kembang Bayi

 

Referensi

UNICEF: Busted: 14 myths about breastfeeding