5 obat herbal_1360Obat herbal bukan lagi obat sampingan

Obat herbal berkhasiat hanya sebagai obat alternatif? Ah, justru istilah itu yang kuno. Sejak dahulu, penggunaan obat herbal ternyata sesuatu yang umum di Indonesia. Apalagi, Indonesia merupakan negeri yang kaya akan keanekaragaman hayati kedua di dunia, setelah Brazil. Popularitas obat herbal, atau biasa disebut obat tradisional, jadi tersingkir sejak gencarnya penulisan resep obat kimia oleh dokter. Ketika itu, sakit pilek sedikit saja, langsung dapat gempuran berbagai macam obat, termasuk antibiotik. Pengalaman seperti di atas bisa dikatakan lumrah semasa saya kecil. Ketika terkena common cold maupun flu, dokter langganan keluarga dengan sigap membombardir dengan beberapa jenis obat sirup dan puyer. Padahal, obat paling mujarab untuk kedua penyakit yang disebabkan virus itu sesimpel istirahat dan cukup asupan cairan, bisa berupa air putih, susu, maupun seduhan rempah. Sayangnya, ramuan obat herbal berupa seduhan rempah seperti ini yang saya kenal dari nenek kalah dengan resep obat-obatan sintetis yang pada masa itu booming dan terkenal praktis. Kini, saat pengetahuan masyarakat bertambah dan pola pikir juga bergeser jadi lebih mendahulukan gaya hidup kembali ke alam, obat herbal ibarat kearifan lokal yang mendapatkan kembali singgasananya dalam meredakan sakit. Bahkan, di banyak chat group ibu-ibu, rekomendasi pertama mereka saat anak sakit adalah bikin ramuan obat rumahan yang alami!

Baca Juga : Potensi Obat Herbal di Indonesia

Obat herbal vs. obat kimia

Mengapa saya membiasakan untuk dahulukan penggunaan obat herbal daripada obat kimia di rumah? Karena, selama ini saya merasakan khasiatnya secara langsung. Untuk beberapa obat herbal dari dapur yang umum digunakan, efek sampingnya pun hampir tidak ada. Pengertian obat herbal di sini tak hanya sebatas rempah-rempah yang ada di dapur saja; saya sekeluarga lebih senang menyebut sebagai natural home remedies. Dan salah satu yang selalu tersedia di kulkas, serta paling sering dikonsumsi adalah apel! Ya, apel bukan hanya buah manis bertekstur renyah yang berfungsi memenuhi kebutuhan serat tubuh saja. Ternyata, apel juga berfungsi meredakan sakit kepala, terutama buat saya yang sering berlama-lama di depan komputer.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dari obat herbal

Walau sebagian besar obat herbal langsung diambil dari alam tanpa melewati proses pengolahan, saya selalu memperhatikan empat hal berikut sebelum mengonsumsinya:

  • Gunakan dari rempah yang sehari-hari ada di dapur. Rempah maupun bumbu dapur yang digunakan untuk memasak biasanya sudah terbukti aman untuk dikonsumsi. Buktinya? Rempah ini merupakan makanan yang kita santap sehari-hari tanpa ada efek sampingnya ‘kan?
  • Perhatikan penyimpanan obat herbal tersebut. Karena masih merupakan bumbu mentah, sering kali obat-obatan alami ini mudah berjamur maupun busuk. Minum obat herbal yang sudah tidak layak tentunya malah akan mendatangkan masalah baru bagi tubuh kita.
  • Tidak boleh sembarang konsumsi. Walau terbuat dari bahan alami, tetap saja ada kemungkinan efek samping yang harus kita perhatikan. Berbeda dengan obat kimia yang efek sampingnya tertera pada petunjuk dan buku obat, banyak obat herbal yang justru belum diketahui.
  • Untuk obat herbal yang diekstrak, pastikan sudah ada sertifikasi BPOM. Dengan maraknya beredar obat palsu saat ini, memeriksa dengan teliti izin dan sertifikasi lembaga BPOM dari obat herbal sebelum kita konsumsi adalah sesuatu yang wajib dilakukan.

5 obat herbal berkhasiat yang selalu ada di lemari dapur saya

Nah, setelah memahami secara ringkas apa saja kebaikan yang terkandung di dalam obat herbal, terutama yang rumahan, inilah beberapa jenis seduhan maupun campuran untuk seduhan yang selalu saya simpan untuk berjaga-jaga:

Jahe

Jahe terkenal sebagai obat tradisional untuk mengatasi peradangan, baik saat batuk maupun flu. Selain itu, seduhan hangat jahe juga mampu memperlancar sirkulasi darah, mengatasi perut kembung, dan menangkah kumulasi radikal bebas di dalam tubuh.

Kunyit

Berguna untuk mengatasi radang tenggorokan dan menurut nenek saya, baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh saat musim hujan maupun pancaroba. Saat sedang kelelahan pun, seduhan kunyit mampu meringankan nyeri otot.

Madu

Selama ini madu dipercaya sebagai makanan tunggal maupun campuran seduhan yang bergizi tinggi. Khasiat utamanya adalah memelihara daya tahan tubuh, mencegah alergi, mengobati sakit tenggorokan, dan detoksifikasi alami tubuh.

Bawang putih

Khasiat bawang putih yang paling utama adalah menyehatkan jantung. Ini karena seduhan rutin sari bawang putih mampu menurunkan tekanan darah kita. Manfaat lainnya adalah sebagai pereda sakit alami, baik itu sakit perut maupun sakit pada persendian. Seduhan bawang putih dicampur dengan madu dan jahe juga ampuh sebagai pereda batuk dan common cold. Studi terbaru menyebutkan bahwa bawang putih disebut sebagai makanan anti kanker, terutama kanker usus.

Kayu manis

Ini dia obat alami andalan saya untuk mengurangi nyeri perut saat menstruasi! Selain itu, kayu manis bubuk yang biasa saya seduh di rumah juga bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh, terutama setelah semalaman begadang. Kebaikan lain dari kayu manis adalah mampu menyeimbangkan kadar gula darah (apalagi setelah kita menyantap makanan manis!), menurunkan kadar kolestrol, dan memperlancar peredaran darah. Apakah kamu pernah mencoba mengonsumsi obat herbal berkhasiat saat sedang sakit? Jangan lupa untuk berbagi pengalamannya di sini.