Penyakit diabetes melitus atau biasa disebut kencing manis memiliki angka kejadian yang cukup tinggi, baik di dunia maupun di Indonesia. Meskipun karakteristik dari penyakit ini adalah kadar gula dalam darah yang tidak terkontrol karena adanya resistensi atau insufisiensi insulin, bukan hanya kadar gula darah saja yang wajib dipantau pada pasien dengan diabetes melitus.

 

Hal ini karena diabetes dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi, baik yang sifatnya makro ataupun mikro, alias di tingkat jaringan. Komplikasi ini menandakan adanya penyakit atau kondisi medis lain yang terjadi, akibat tidak terkontrolnya gula darah pada pasien diabetes melitus.

 

Agar Kamu atau orang-orang terdekatmu menjadi lebih waspada, tentu Kamu harus tahu tentang apa saja komplikasi yang biasanya dialami oleh pasien diabetes melitus. Ingat, semuanya bisa dicegah kok!

 

Stroke

Diabetes adalah salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Diabetes dapat menyebabkan perubahan di pembuluh darah, seperti terjadinya pengapuran, inflamasi, dan penebalan pembuluh darah. Semua hal ini dapat menyebabkan aliran darah di sepanjang pembuluh menjadi terhambat, dan hal ini dapat berkembang menjadi kondisi stroke.

 

Tekanan darah yang tidak terkontrol dan tingginya kadar kolesterol dalam darah dapat memperbesar risiko terjadinya stroke pada penderita diabetes. Karenanya, tekanan darah dan kadar kolesterol pasien diabetes harus selalu dipantau dan dijaga agar tetap normal, untuk mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi stroke.

Baca juga: Apakah Suplemen Diabetes Pilihan Kamu Aman?

 

Peripheral vascular disease (PVD)

Penyakit vaskuler perifer adalah suatu kondisi yang ditandai dengan terbentuknya plak aterosklerosis di ekstremitas bawah tubuh, biasanya kaki. Sama dengan pada kondisi stroke, hal ini disebabkan kadar gula darah yang tidak terkontrol, sehingga menyebabkan perubahan pada pembuluh darah dan akhirnya terbentuk plak. Pasien dengan PVD biasanya merasa kram atau nyeri di bagian paha atau betis saat berkegiatan, tetapi akan hilang saat beristirahat.

 

Gangguan pengelihatan

Gula darah yang tidak terkontrol juga dapat merusak pembuluh darah yang ada di retina mata, atau disebut retinopati. Hal ini tentunya akan menyebabkan gangguan penglihatan. Pada awalnya biasanya ditandai dengan pandangan kabur, kesulitan membedakan warna, dan floaters (tampak seperti ada titik atau garis gelap ‘melayang’ di pandangan mata). Pada kasus yang berat, retinopati karena diabetes juga dapat menyebabkan glaukoma, bahkan hilangnya penglihatan!

 

Kerusakan sel-sel saraf (neuropati)

Selain dapat merusak pembuluh darah, diabetes melitus yang tidak terkontrol juga dapat merusak sel-sel saraf. Kerusakan ini disebut dengan neuropati. Neuropati adalah salah satu komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien dengan diabetes melitus. Hampir 50% pasien dengan diabetes mengalami neuropati.

 

Ada 4 jenis neuropati pada diabetes, yang paling umum terjadi adalah neuropati perifer. Pada kondisi ini, bagian tubuh yang paling umum merasakan gejala adalah kaki, kemudian tangan dan lengan. Gejalanya berupa kebas, kesemutan, nyeri atau kram, otot terasa lemah, kehilangan refleks, serta kehilangan keseimbangan dan koordinasi.

 

Tipe berikutnya adalah neuropati otonom, yang menyerang saraf-saraf otonom, seperti saraf di jantung, saluran pencernaan, organ reproduksi, dan mata. Gejalanya antara lain sulit mengontrol keinginan untuk buang air kecil, konstipasi atau diare, penurunan kecepatan pengosongan lambung yang membuat mual dan perut terasa bergas. Pada organ reproduksi, hal ini akan menyebabkan disfungsi ereksi dan vagina menjadi kering, serta penurunan respons seksual.

Baca juga: Ibu Diabetes Tetap Bisa Berikan ASI

 

Tipe berikutnya adalah radiculoplexus neuropathy, yang menyerang sel-sel saraf di paha, pinggul, pantat, dan kaki. Ini ditandai dengan nyeri dan rasa lemah pada daerah-daerah tersebut. Biasanya hal ini terjadi di satu sisi tubuh (kiri atau kanan), tetapi dapat menyebar ke sisi tubuh lainnya.

 

Tipe terakhir adalah mononeuropathy, yang menyerang sel saraf di wajah dan bagian tengah tubuh (torso). Paling sering dialami oleh penderita diabetes yang sudah lanjut usia, yang ditandai dengan nyeri hebat yang tiba-tiba datang.

 

Penurunan fungsi ginjal

Seperti sudah disebutkan, diabetes dapat merusak pembuluh darah arteri di dalam tubuh. Karena ginjal bertugas menyaring darah dari banyak arteri dalam tubuh, maka organ vital yang satu ini juga rentan mengalami kerusakan akibat diabetes. Kondisi ini biasanya disebut nefropati. Menurut situs diabetes.co.uk, secara statistik 40% pasien dengan diabetes melitus akan mengalami nefropati, tetapi tentunya hal ini masih bisa dicegah.

 

Beberapa tanda terjadinya nefropati diabetes adalah bengkak pada kaki dan tangan, yang disebabkan karena timbunan cairan dalam tubuh yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal, urine yang berwarna gelap bahkan mengandung darah, napas menjadi pendek, serta mudah lelah karena kurangnya asupan oksigen dalam darah.

 

Setelah mengetahui komplikasi-komplikasi yang umum terjadi pada pasien dengan diabetes melitus, tentu pekerjaan rumah berikutnya adalah mencegah agar komplikasi itu jangan sampai terjadi. Yang paling utama tentu saja dengan menjaga kadar gula darah selalu terkontrol melalui diet yang seimbang, gaya hidup sehat, serta rutin konsumsi obat-obatan antidiabetes yang sudah diresepkan oleh dokter.

 

Agar komplikasi dapat terdeteksi lebih awal, skrining atau pemeriksaan secara berkala juga dianjurkan untuk dilakukan. Misalnya, pengecekan fungsi mata setiap setahun sekali, demikian pula dengan pengecekan fungsi ginjal. Terlebih jika pasien dengan diabetes melitus mengalami satu atau lebih gejala di atas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter agar tidak terlambat mendapat penanganan!

 

Gengs, itu dia 5 komplikasi yang umum terjadi pada diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik. Ingat, semuanya bisa dicegah dengan kontrol gula darah yang baik dan pengecekan rutin ke dokter! Jadi, tetap jaga kondisi agar diabetes tidak sampai menyebabkan komplikasi tersebut, ya!

Baca juga: Kenapa Ya, Berat Badan Naik Setelah Pakai Insulin?