Masalah kesehatan mental sering kali hanya dikaitkan sebagai masalah orang dewasa. Anak-anak? Ah, masa mereka juga menderita masalah tersebut? Kan mereka masih kecil. Bagaimana mungkin mereka mengerti?

 

 Banyak yang salah kaprah mengenai pentingnya pengetahuan mengenai kesehatan mental, terutama untuk anak-anak. Apalagi, ternyata ada lho beberapa jenis makanan yang ikut andil dalam perubahan mood atau suasana hati si Kecil. Bila tidak waspada, anak bisa mengalami masalah kesehatan mental. Nah, ini dia 5 jenis makanan yang dapat memengaruhi suasana hati balita!

 

1. Gula dan pemanis buatan

Istilah sugar rush pasti sudah sangat populer di telinga Mums. Gejalanya dapat ditandai dengan si Kecil yang mendadak bersikap hiperaktif, tidak mau diam, dan kadang cenderung membahayakan diri sendiri. Bahkan, saat ditegur pun mereka susah sekali untuk berhenti dan bersikap lebih tenang.

 

Menurut data dari USDA (United Sates Department of Agriculture), rata-rata anak di bawah usia 12 tahun mengonsumsi sekitar 49 pon atau 22,23 kg gula per tahun. Selain berisiko terkena diabetes yang menjadi kekhawatiran umum, masalah kesehatan lain yang mengintai si Kecil ternyata terkait dengan suasana hati akibat konsumsi gula berlebihan.

 

Konsumsi gula secara berlebihan pada balita dapat menyebabkan ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah. Tidak hanya menimbulkan peradangan dalam, kelebihan gula juga dapat mengganggu kestabilan mood si Kecil.

 

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Physiology and Behaviour menunjukkan, sarapan dengan menu rendah gula tetapi kaya serat justru meningkatkan daya ingat anak, membantu konsentrasinya di sekolah, dan memperbaiki suasana hatinya.

 

Yang bisa Mums lakukan:

  • Mulailah secara bertahap mengurangi porsi menu si Kecil yang kurang sehat, seperti permen, minuman bersoda, makanan, olahan, jus yang diproses, saus tomat dalam kemasan, dan makanan tinggi gula lainnya.
  • Gantilah roti putih dengan roti gandum. Boleh juga menyediakan gandum utuh yang tidak diproses terlalu banyak.
  • Hidangkan oatmeal.
  • Sediakan lebih banyak buah-buahan segar daripada yang dalam kemasan, seperti jus atau sirup yang pasti sudah ditambahkan gula.
  • Sediakan sayuran lebih banyak.
  • Perhatikan label nutrisi setiap kali membeli produk konsumsi dalam kemasan.

 

2. Produk susu

Perhatikan bila si Kecil mengalami gejala alergi terhadap laktosa (produk susu dan turunannya). Beberapa gejalanya berupa mudah uring-uringan, bahkan cenderung agresif, hingga rentan terkena pilek dan infeksi telinga.

 

Kasein, protein yang terkandung dalam produk susu, sulit dicerna tubuh manusia. Organ pencernaan kemudian bereaksi terhadap kasein dengan menciptakan antibodi. Bahkan, banyak kasus yang menunjukkan produk susu dapat memperparah gejala autisme pada balita.

 

Produk susu kemasan sekarang tidak semuanya alami. Ada yang sudah ditambahkan suntikan hormon dan antibiotik. Jadi, benar-benar harus cermat memilih produk susu dan turunannya untuk si Kecil, ya.

 

Yang bisa Mums lakukan:

  • Untuk tambahan kalsium si Kecil, secangkir kale masak, dua ons sarden, dan satu hingga dua cangkir brokoli dapat menjadi menu alternatif yang lebih sehat.
  • Kurangi asupan produk susu olahan anak.
  • Hidangkan lebih banyak sumber kalsium, vitamin B, dan vitamin D non-susu, seperti kangkung, jamur, brokoli, yoghurt kelapa, ikan sarden, selada air, kefir, bok choy, greek yogurt, oat, dan collard.

 

Baca juga: Apa Rasanya Depresi? Depresi dari Sudut Pandang Penderita

 

3. Biji-bijian yang diolah

Sama seperti gula, biji-bijian olahan secara langsung memengaruhi kesehatan otak. Ketika peradangan meningkat, kesehatan mental langsung terpengaruh. Konsumsi biji-bijian olahan dapat menghasilkan peradangan usus. Padahal, sekitar 95% serotonin (hormon bahagia) diproduksi di saluran pencernaan. Akibatnya, ini dapat mengganggu suasana hati.

 

Sebuah penelitian yang dimuat di The American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa mengonsumsi biji-bijian yang diolah ada kaitannya dengan depresi.

 

Yang bisa Mums lakukan:

  • Ganti biji-bijian yang diolah dengan oatmeal murni, beras merah, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
  • Ganti biji-bijian olahan dengan yang utuh.
  • Kurangi pengonsumsian roti putih dan pasta.
  • Pilihlah soba, quinoa, millet, barley, dan popcorn yang dibuat sendiri secara air-popping.

 

4. Makanan cepat saji

Nah, ini dia bahayanya mengenalkan anak-anak dengan makanan cepat saji, apalagi sejak balita. Memang enak sih, tetapi efeknya dapat terjadi dalam jangka panjang untuk kesehatan fisik dan mental anak. Menu berkalori tinggi ini akan membuat si Kecil ketagihan.

 

Berbeda dengan anak-anak yang mendapatkan asupan kaya antioksidan, seperti sayuran dan buah-buahan yang cukup, anak-anak pecandu makanan cepat saji (kentang goreng dan burger) akan kekurangan nutrisi. Tidak hanya itu, mereka juga rentan terkena depresi, gangguan tidur, hingga gangguan pencernaan.

 

Yang bisa Mums lakukan:

Ganti semua makanan cepat saji dengan makanan buatan sendiri. Perbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, serta lemak yang sehat, seperti ikan.

Jika ingin membuat burger dan kentang goreng sendiri, gunakan bahan-bahan yang masih segar dan diolah sendiri. Namun, sebaiknya juga jangan terlalu sering menghidangkan menu ini untuk si Kecil.

 

Baca juga: Sering Depresi? Hindari 12 Makanan Ini, Ya!

 

5. Semua makanan yang diproses pabrik

Sudah jelas, makanan yang diproses di pabrik kebanyakan menggunakan lemak trans. Menurut penelitian yang dipublikasikan di PLOS One, lemak trans dapat berpotensi menyebabkan depresi sebanyak 48%.

 

Nah, ternyata menjaga kesehatan mental balita bisa dimulai dari yang ia makan. Sebaiknya, Mums mengurangi menghidangkan 5 jenis makanan ini karena dapat memengaruhi suasana hati si Kecil! (AS)

 

Baca juga: Jangan Salah, Ini Perbedaan Depresi dan Bipolar

 

 

Sumber:

Parenting Pod. Food and Child's Mood.

Today. Food for Children's Mood.

Child Development Info. Five Foods Negatively Affect Child's Mood.