Memiliki diabetes artinya membutuhkan pengelolaan seumur hidup menginga sampai saat ini diabetes belum bisa disembuhkan. Selain kontrol gula darah dengan pola makan, olahraga, dan obat antidiabetes, salah satu faktor penting dalam pengelolaan diabetes adalah cek rutin ke dokter.

 

Kontrol atau cek kesehatan rutin ke dokter sangat penting bagi orang dengan diabetes, untuk mendeteksi apakah sudah terjadi komplikasi diabetes. Dijelaskan dr. Bhanu Kumar spesialis penyakit dalam dari JEC Eye Hospitals and Clinics, komplikasi umumnya terjadi dalam waktu 5-10 tahun setelah memiliki diabetes.

 

“Komplikasi biasanya dimulai dari kerusakan pembuluh darah yang kecil seperti pembuluh darah di mata, di ginjal. Dan di persarafan,” jelas dr, Banu dalam JEC Eye Talks, 16 November 2021, dalam rangka peringatan Hari Diabetes Sedunia.

 

Kerusakan pembuluh kecil atau mikrovaskular ini akan berlanjut menjadi retinopati diabetik yang menyebabkan kebutaaan, nefropati diabetik menyebabkan gagal ginjal, dan neuropati diabetek berupa kerusakan saraf perifer.

 

Di luar komplikasi mikrovaskular, penderita diabetes juga berisiko mengalami kerusakan pembuluh darah yang lebih besar atau makrovaskular, penyebab serangan jantung atau stroke.

 

Baca juga: Kenali Komplikasi Diabetes Sejak Dini

 

Lima Cara Mencegah Komplikasi Diabetes

Menurut dr. Bhanu, pengelolaan terhadap diabetes bukan hanya berfokus pada menjaga kadar gula, tetapi juga mencakup lima pilar penatalaksanaan yang harus terimplementasi dengan disiplin. Apa saja?

 

Pertama, pengaturan pola makan yang meliputi kandungan, kuantitas dan waktu asupan. Kita mengenalnya dengan 3J yaitu Jenis, Jumlah dan Jadwal.

 

Kedua, aktivitas fisik sesuai kemampuan tubuh selama 30 menit sehari atau 150 menit per pekan.

 

Ketiga, terapi farmakologi, seperti pemberian obat atau injeksi insulin, berdasarkan anjuran dokter.

 

Keempat, edukasi terus menerus kepada pengidap diabetes, keluarga yang terlibat (termasuk masyarakat secara umum) mengenai gaya hidup sehat, sampai cara konsumsi obat, hingga penanda komplikasi dan kegawatdaruratan.

 

Kelima, pemantauan glukosa darah oleh dokter,baik lewat laboratorium, ataupun dengan cara Sel Monitoring Blood Glucose (SMBG)/ Pemantauan Gula Darah Mandiri oleh pasien di rumah.

 

 

Baca juga: Apakah Usia Memengaruhi Risiko Komplikasi Diabetes?
 

Cek Kondisi Mata Secara Berkala

Dari berbagai komplikasi diabetes, retinopati diabetik mungkin kerap diabaikan. Menurut Dr. Referano Agustiawan, dokter spesialis mata subspesialis Vitreo-Retina dan katarak dari JEC Eye Hospitals and Clinics, hampir 60% penderita diebates mengalami diabetik retinoplasti setelah 20 tahun terdiagnosus dan kontrol gulanya buruk.

 

Khusus gangguan pada indra penglihatan, orang diabetes juga berpotensi mengalami gangguan mata ringan, seperti mata kering dan diplopia (penglihatan ganda). “Sedangkan gangguan pada mata dengan tingkatan lebih berat antara lain glaukoma, retinopati diabetik, dan katarak yang jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan kebutaan,” jelas dr. Referano.

 

Retinopati diabetik, lanjut dr. Referano, terjadi akibat kerusakan pembuluh darah di retina. Pengidap diabetes berisiko mengalami kebutaan 25 kali lebih tinggi dibandingkan kalangan yang tidak mengidapnya.

 

“Ini semakin menegaskan bahwa penanganan diabetes harus berlangsung teratur dan terus menerus. Terlebih bagi pengidap diabetes yang sudah mengalami gangguan penglihatan. Jika terjadi retinopati diabetes, maka yang harus dilakukan adalah mengendalikan gula darah, tekanan darah dan kolesterol,” jelas dr. Referano.

 

Degan kebutuhan seperti itu, Diabestfrined diharapkan bisa mengakses fasilitas kesehatan yang mampu memberikan penanganan diabetes secara terpadu. “Sebab, pengidap diabetes memerlukan terapi harian, pemantauan gula darah secara rutin, serta pola hidup sehat. Tanpa itu, dikhawatirkan diabetes yang bersifat kronis akan memicu komplikasi penyakit yang lebih gawat, seperti strok dan serangan jantung. Tak terkecuali gangguan mata yang bisa berujung kebutaan,” ujat dr. Bhanu.

 

Memenuhi kebutuhan penyandang diabetes, JEC mengambil langkah antisipatif dengan menggagas JEC Diabetes Education & Care yang mengedepankan penatalaksanaan lima pilar di atas. Di sini, penyandang diabetes dapat berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis endokrin, konsultasi gizi, cek laboratorium, bahkan memeriksakan kondisi kaki di fasilitas foot care., dan tentu saja cek kondisi penglihatan secara menyeluruh.

 

Baca juga: 5 Komplikasi Diabetes Melitus yang Wajib Diwaspadai