Berbicara mengenai kesehatan saluran pencernaan, ada beberapa penyakit yang kerap mengganggu aktivitas normal saluran pencernaan. Salah satunya infeksi yang disebabkan oleh berbagai jenis mikroba, baik itu bakteri, jamur, ataupun protozoa. Infeksi saluran pencernaan sendiri dapat terjadi di berbagai tempat di saluran pencernaan, mulai dari mulut, lambung, hingga usus.

 

Menurut pengalaman saya selama bekerja di rumah sakit, ada beberapa bakteri yang terlihat paling sering menginfeksi pasien di Indonesia. Mau tahu apa saja bakteri-bakteri tersebut? Ini dia daftarnya!

 

Salmonella typhi

Salmonella typhi adalah bakteri penyebab penyakit demam tifoid. Demam tifoid merupakan salah satu penyakit infeksi saluran cerna yang cukup sering terjadi di Indonesia.

 

Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi atau angka kejadian demam tifoid di Indonesia adalah sekitar 1,6%. Di rumah sakit tempat saya bekerja sendiri, hampir setiap hari saya menjumpai pasien yang dirawat dengan diagnosis demam tifoid.

 

Gejala demam tifoid antara lain demam hingga mencapai 40°C, nyeri kepala, lemas, nyeri perut, dan diare atau konstipasi. Jika dicurigai adanya demam tifoid, dokter biasanya melakukan pemeriksaan yang disebut dengan tes Widal. Namun meskipun hasil Widal negatif, asalkan ada pemeriksaan lain yang menunjukkan adanya penyakit maka tidak dapat menyingkirkan kemungkinan infeksi tifoid.

 

Demam tifoid ditangani dengan pemberian antibiotik dan terapi penunjang, seperti cairan yang cukup dan obat untuk gejala nyeri perut, diare, atau konstipasi. Vaksin untuk mencegah tifoid sendiri sudah tersedia untuk anak usia 2 tahun dan juga untuk dewasa. Namun, pemberiannya perlu diulang setiap 2 hingga 3 tahun sekali.

 

Tahukah Kamu kalau ternyata higienitas adalah faktor utama dalam penyebaran bakteri tifoid? Tidak terbiasa mencuci tangan, mengonsumsi makanan dan minuman yang tercemar, sanitasi lingkungan yang kumuh, serta fasilitas mandi-cuci-kakus yang tidak memadai merupakan beberapa cara penyebaran bakteri ini.

 

Eschericia coli

Sebenarnya, Eschericia coli adalah bakteri yang secara natural terdapat dalam tubuh manusia. Namun, ada beberapa strain tertentu dari Eschericia coli yang dapat menyebabkan penyakit infeksi di saluran cerna.

 

Gejala yang paling sering muncul adalah diare. Biasanya dokter akan melakukan kultur untuk menentukan apakah diare yang terjadi disebabkan oleh Eschericia coli atau tidak.

 

Sama halnya dengan pada Salmonella typhi, infeksi E. coli juga dapat terjadi melalui air, makanan, atau minuman yang terkontaminasi. E. coli juga banyak terdapat pada daging hewan yang tidak dimasak dengan baik sebelum dikonsumsi. Selain menginfeksi saluran cerna, E. coli juga dapat menyebabkan infeksi saluran kencing (ISK) bahkan pneumonia.

 

Helicobacter pylori

Helicobacter pylori adalah bakteri yang dapat merusak lapisan mukosa pelindung organ saluran pencernaan. Jika lapisan ini rusak, maka asam lambung akan merusak dinding lambung dan menyebabkan gejala seperti nyeri di bagian perut (akan semakin parah saat perut sedang kosong), rasa terbakar di perut, mual, serta kembung dan begah.

 

Diagnosis infeksi H. pylori sendiri dapat dilakukan dengan beberapa tes, salah satunya dengan urea breath test. Tes ini didasarkan pada fakta bahwa H. pylori akan menghasilkan suatu zat yang disebut urease, yang memecah urea menjadi amonia dan karbon dioksida.

 

Pada tes ini, pasien akan menelan tablet berisi urea dan kemudian kadar karbon dioksida yang dikeluarkan pasien akan diukur untuk menentukan kadar H. pylori. Sebelum melakukan tes ini, pasien tidak boleh mengonsumsi antibiotik selama 4 minggu serta obat-obatan yang bersifat mengurangi asam lambung selama 2 minggu. Hal ini karena kehadiran obat-obatan tersebut dapat mengacaukan hasil tes.

 

Jika pasien terbukti terinfeksi H. pylori, dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi tersebut, serta obat-obatan yang dapat mengurangi produksi asam lambung.

 

Gengs, itu dia 3 macam bakteri yang sering menyebabkan penyakit infeksi pada saluran pencernaan. Jika ditangani dengan tepat, ketiga bakteri tersebut dapat dieradikasi atau dimusnahkan, sehingga angka kesembuhannya pun cukup besar.

 

Antibiotik adalah terapi yang digunakan pada infeksi saluran cerna yang disebabkan oleh bakteri-bakteri tersebut. Dokter biasanya akan melakukan serangkaian tes terlebih dahulu, baik melalui sampel darah atau feses untuk menegakkan diagnosis infeksi dan memberikan antibiotik. Jangan lupa untuk mengenali gejalanya dan cermati cara pencegahan penyakit infeksius tersebut. Salam sehat! (AS)