“Dok, demam berdarah itu bahaya enggak, sih?” atau “Kalau saya lagi menstruasi bahaya enggak, ya?” adalah jenis-jenis pertanyaan yang sering ditanyakan kepada saya. Pasalnya, demam berdarah merupakan salah satu jenis penyakit yang sering menginfeksi anak-anak, remaja, sampai dewasa dari berbagai kalangan.

 

Penyakit yang diperantarai oleh nyamuk ini dapat menyerang segala usia. Karena seringnya angka kejadian demam berdarah, bahkan ada kemungkinan mengalami infeksi berulang, saya cukup sering menjumpai pasien rawat jalan maupun rawat inap akibat demam berdarah. Saya sendiri sudah dua kali mengalami infeksi akibat virus Dengue ini.

 

Namun saat kita terjangkit demam berdarah, apa saja sih yang perlu diwaspadai? Adakah pantangan tertentu yang harus kita hindari?

 

Demam berdarah tidak selalu harus dirawat. Demam berdarah memiliki berbagai kategori, dari yang ringan sampai yang cukup berat dan mengancam nyawa. Demam berdarah yang ringan dan memungkinkan pasien untuk tetap bisa menjaga asupan cairan tubuh masih bisa melakukan rawat jalan serta beristirahat di rumah. Namun, sering kali pada pasien demam berdarah yang mengalami gejala tambahan cukup berat, seperti mual, muntah, dan sesak napas, memerlukan rawat inap agar cairan dalam tubuh tetap terjaga.

 

 

Ternyata, demam berdarah memiliki perjalanan penyakit yang bifasik, yaitu demam selama 2-7 hari, diikuti oleh periode bebas demam beberapa hari, kemudian kembali diikuti oleh fase demam. Nah pada periode bebas demam itu, Kamu harus berhati-hati.

Baca juga: Serba-serbi Vaksin Dengue untuk Menangkal Demam Berdarah
 

Pasalnya, ini adalah fase yang rawan untuk kekurangan cairan di dalam tubuh. Cairan yang ada di pembuluh darah kita dapat ‘merembes’ keluar akibat ketidakstabilan pembuluh darah tersebut. Oleh karena itu, pastikan dirimu mendapatkan asupan cairan yang cukup selama fase ini. Jika Kamu sedang dirawat, biasanya cairan minum dan urine akan dipantau secara ketat.

 

Kalau sedang menstruasi, bahaya enggak, sih? Demam berdarah dapat disertai dengan gejala perdarahan spontan, seperti mimisan, gusi berdarah, dan sebagainya. Selain itu, pada wanita yang sedang terjangkit demam berdarah saat periode menstruasinya, sering kali mengalami menstruasi yang lebih banyak dan lama. Hal ini tidak berbahaya dan sangat jarang memerlukan terapi tambahan. Sekali lagi, asupan cairan yang cukup adalah kunci utama dari terapi demam berdarah!

 

Kalau Kamu pernah mengalami demam berdarah, biasanya Kamu akan ingat bahwa dokter akan melakukan follow up mengenai hasil cek trombosit per harinya. Sebenarnya kenapa sih harus dicek trombosit? Trombosit merupakan keping darah dan dapat dijadikan faktor dari perjalanan penyakit tersebut.

Baca juga: Kenali 4 Obat Demam Berdarah dari Bahan Alami
 

Jika trombosit kurang dari 50.000, biasanya dokter akan menyarankan untuk istirahat di tempat tidur dan meminimalisasi gerakan. Bahkan, untuk menggosok gigi saja dilarang. Hal ini disebabkan trombosit yang rendah erat kaitannya dengan perdarahan, seperti lebam, gusi berdarah, dan sebagainya.

 

Apakah perlu konsumsi obat lain untuk meningkatkan jumlah trombosit? Nope, trombosit akan naik dengan sendirinya dan merupakan salah satu titik balik untuk fase penyembuhan. Berbagai jus dan obat-obatan yang dikatakan bisa meningkatkan jumlah trombosit, belum terbukti keefektivitasannya. Transfusi trombosit pun akan dipertimbangkan untuk diberikan jika kadar trombosit kurang dari 20.000 atau dalam kasus tertentu. Jadi, cairan tetap kunci utama untuk penyakit ini!

 

Untuk sakit demam berdarah, perlu antibiotik enggak, sih? Antibiotik ditujukan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Sedangkan demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue. Infus, obat demam, obat mual dan muntah jika perlu, cukup untuk mengatasi keadaan ini. Namun jika infeksi ini disertai dengan infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri, perlu diberikan antibiotik untuk infeksi lain tersebut.

Baca juga: Yuk, Kenali 6 Fase Demam Berdarah Agar Cepat Tanggap