Letak posisi bayi dalam rahim sangat memengaruhi perkembangan dan lamanya proses persalinan. Posisi paling ideal bagi bayi adalah kepala bayi berada di bawah dan bagian belakang kepalanya sedikit miring menghadap ke arah depan perut ibu (posisi anterior), sebagaimana dikutip dari buku Pregnancy Questions and Answers oleh tim BabyCentre.co.uk. Inilah posisi terbaik untuk melahirkan dengan mudah. Selain posisi tersebut, diperlukan intervensi tim medis untuk melahirkan dengan selamat.

 

Salah satu posisi bayi yang menimbulkan kekhawatiran menjelang persalinan adalah posisi sungsang. Sungsang (malpresentasi) merupakan keadaan ketika bokong bayi berada posisi terendah dalam panggul ibu.

 

Akan selalu ada kemungkinan bagi bayi untuk bergerak dan berubah posisi. Namun, bagaimana jika hingga waktu jelang persalinan, bayi masih berada dalam posisi tidak normal, seperti berbaring melintang ataupun sungsang sempurna? Simak tentang posisi sungsang agar Mums dapat berdiskusi dengan dokter perihal metode penanganannya, ya.

 

Baca juga: 4 Hal yang Harus Dipersiapkan Menjelang Proses Persalinan

 

Tipe-tipe Posisi Sungsang

Ada 3 jenis posisi sungsang, yaitu:

  1. Frank breech. Posisi sungsang ketika letak bokong bayi berada di bawah dengan kedua kaki menghadap ke atas.
  2. Sungsang sempurna (Complete Breech). Letak bokong bayi berada di bawah, sementara kedua kaki bayi dalam posisi silang. Posisi janin seperti jongkok atau bersimpuh, dengan bokong di atas mulut rahim dan lutut terangkat ke atas perut.
  3. Sungsang sebagian atau sungsang tidak sempurna (Incomplete Breech / Single Footling Breech). Malpresentasi yang terjadi ketika salah satu atau kedua kaki menjulur ke bawah bokong ibu.

 

Penyebab Sungsang

Terdapat sejumlah faktor yang memicu posisi sungsang saat bayi di dalam rahim:

  • Rahim begitu elastis. Umumnya, hal ini dialami oleh ibu yang sudah pernah melahirkan. Karena rahim ibu elastis, bayi bisa berputar ke posisi persalinan normal pada minggu ke-37 atau lebih.
  • Bobot janin rendah. Inilah alasan mengapa dokter kandungan kerap mengingatkan kepada ibu hamil untuk menjaga kesehatan. Jadi, berat badan bayi tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Bayi dengan berat badan rendah cenderung bebas bergerak. Pada usia kehamilan 28-34 minggu, tubuh si Kecil semakin membesar. Jika badannya sudah lebih besar, ia tidak akan bisa leluasa bergerak di dalam rahim. Sebaliknya, pada usia tersebut, bayi umumnya sudah menetap di satu posisi. Akan fatal jika posisinya salah, apalagi kalau sungsang.
  • Hamil bayi kembar. Kakak adik berebut tempat sudah pasti terjadi jika di dalam rahim berisi lebih dari satu janin. Setiap janin berusaha untuk mencari tempat yang nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh si Kembar yang lebih besar (misalnya bokong), berada di bagian bawah rahim.
  • Panggul sempit. Sempitnya ruang panggul mendorong janin untuk mengubah posisi menjadi sungsang.
  • Hidramnion. Kondisi rahim dengan volume air ketuban melebihi normal. Jika air ketuban terlalu sedikit, ruang gerak bagi janin pun semakin minim akibat tidak cukupnya cairan. Sedangkan jika air ketuban terlalu berlebih, janin pun terlalu leluasa bergerak, meskipun sudah menginjak trimester ketiga.
  • Plasenta previa. Plasenta menutupi jalan lahir, sehingga ruang rahim pun terasa kurang luas bagi bayi. Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas. Salah satunya, di bagian atas serviks.
  • Kelainan bentuk rahim. Pada beberapa kasus yang langka, ada wanita yang memiliki rahim dengan bentuk berbeda daripada bentuk rahim pada umumnya. Misalnya, bagian bawah rahim lebih besar. Pada kondisi rahim seperti ini, janin berpotensi mengubah posisi hingga menjadi sungsang.

 

Penanganan Posisi Sungsang Sebelum Usia Kehamilan 38 Minggu

Ada beberapa fakta medis yang dapat Mums jadikan acuan untuk mengatasi posisi sungsang sebelum siap bersalin.

  • Bila posisi sungsang dialami pada kehamilan pertama.
  • Jika posisi sungsang terjadi sebelum usia kehamilan 32 minggu, Mums tidak perlu cemas. Volume air ketuban di dalam rahim masih cukup banyak, sehingga bayi dapat bebas bergerak mengubah posisi. Dari posisi sungsang, bayi bisa berputar menjadi posisi melintang, lalu berputar kembali hingga akhirnya kepala bayi berada di bagian bawah rahim. Kondisinya tidak semudah itu jika terjadi pada usia kandungan lebih dari 37 minggu. Posisi sungsang sudah sulit berubah karena bagian terendah dari tubuh bayi sudah masuk ke pintu atas panggul.
  • Sebelum minggu ke-34, rutinlah melakukan posisi bersujud (knee chest position). Lakukan 2 kali sehari selama 10 menit. Bila dilakukan dengan baik dan teratur, 92% kemungkinan bayi sungsang akan kembali ke posisi normal.
  • Menurut panduan terkini dari Royal College Obstetricians and Gynaecologist, jika pada minggu ke-36 posisi bayi masih sungsang, dokter atau bidan harus menawarkan peluang untuk melakukan pemutaran bayi secara manual agar posisi kepalanya kembali menghadap ke bawah. Metode ini disebut External Cephalic Version (ECV). Opsi penanganan ini memiliki kelemahan. Ibu hamil dengan riwayat perdarahan atau pernah hamil kembar tidak diperkenankan menjalani metode ini. Dua pertiga kasus ibu hamil dengan kondisi bayi sungsang memang berhasil menerapkan treatment ini. Namun, sisanya tetap bergeming di posisi sungsang.

 

Baca juga: Melahirkan Normal Tanpa Rasa Sakit

 

Mengatasi Sungsang Jelang Persalinan

Jika posisi bayi masih tetap sungsang mendekati waktu persalinan (due date), sebaiknya waspada. Apapun metode persalinan yang dipilih, penting bagi ibu hamil untuk mengetahui kondisi komplikasi yang mungkin terjadi.

 

  • Persalinan Normal

Bayi yang lahir melalui persalinan normal dalam kondisi sungsang akan keluar dari jalan lahir didahului dengan kaki, badan, lalu diakhiri kepala. Sebagai risikonya, bagian badan bayi tidak membuka rongga dan mulut rahim cukup besar, sehingga kemungkinan bahu atau kepala bayi tertahan pada bagian panggul.

 

Efek lain dari persalinan normal dalam kondisi sungsang adalah plasenta bayi bisa jatuh ke vagina sebelum bayi lahir. Akibatnya, plasenta dapat tertekan atau terjepit, sehingga mengurangi aliran darah serta oksigen pada bayi.

 

Jika ibu hamil tetap ingin melahirkan bayi sungsang secara normal, dokter mungkin akan lebih mendukung jika sebelumnya ia sudah pernah melakukan persalinan per vaginam. Akan lebih baik, jika tidak pernah ada riwayat melahirkan bayi besar pula.

 

 

 

  • Persalinan Caesar

Dilansir dari webmd.com, riset terkini menunjukkan bahwa bayi sungsang akan lebih aman jika dilahirkan melalui bedah caesar. Proses operasi caesar untuk bayi sungsang kemungkinan tidak jauh berbeda dengan operasi caesar pada umumnya.

 

Perbedaannya, dokter akan mengeluarkan kaki atau bokong bayi terlebih dahulu. Melahirkan bayi sungsang melalui persalinan Caesar justru mengurangi risiko cedera pada bayi, tanpa meningkatkan potensi terjadinya komplikasi atau kematian pada ibu. Tim dokter yang berpengalaman pasti telah mempersiapkan fasilitas dan solusi untuk meminimalisir risiko pasca operasi.

 

Setiap ibu hamil pasti mengharapkan kehamilan dan posisi bayi selalu dalam kondisi terbaik. Karenanya, periksakan kehamilan secara berkala ke dokter kandungan ya, Mums. Dokter dapat memantau kondisi dan posisi bayi dalam kandungan sejak awal. Jika terdeteksi bahwa bayi mengalami posisi sungsang, dokter juga bisa merencanakan persiapan persalinan untuk bayi sungsang. Rekomendasi medis ini pasti disesuaikan dengan kondisi ibu dan bayi.

 

Semoga persalinan Mums bersama si Kecil berlangsung aman, sehat, dan terhindar dari berbagai risiko persalinan. (TA/AS)

 

Baca juga: Serba-serbi Persalinan Caesar