Apakah kehamilan Anda sudah mendekati waktu due date persalinan? Jika sudah mendekati due date, Anda tentu sudah menentukan akan melahirkan dengan cara apa. Jika Anda berencana untuk melahirkan secara Caecar, simak info lengkapnya di bawah ini!

Apa saja yang perlu Anda tahu mengenai operasi Caesar?

Sebenarnya, ada tiga faktor yang menentukan apakah seorang ibu bisa melahirkan secara normal, yaitu: kekuatan ibu, posisi bayi, dan kondisi panggul. Ketiga faktor ini tentunya harus dalam keadaan baik, karena jika salah satunya mengalami kendala, maka proses melahirkan secara normal bisa menjadi sangat berisiko dan operasi Caesar-lah pilihannya. Dr. Ridwan, Sp.OG dari Kemang Medical Care, menjelaskan bahwa operasi  Caesar adalah cara bersalin dengan melakukan irisan pada perut dan dinding rahim ibu. “Persalinan ini biasanya dilakukan karena beberapa indikasi yang menghambat seorang ibu untuk bersalin secara normal atau jika ada masalah pada proses persalinan yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin,” tambahnya.

Caesar Terencana

Caesar terencana berbeda dengan Caesar elektif. Pada Caesar terencana, biasanya ditemukan indikasi medis, seperti posisi bayi sungsang atau janin yang terlalu besar sehingga dokter memutuskan dilakukannya operasi Caesar terencana (biasanya pada pemeriksaan rutin terakhir) agar ibu dan janin selamat. Sementara Caesar elektif adalah proses Caesar yang dipilih tanpa indikasi medis.

Berikut beberapa alasan wajib dilakukannya Caesar terencana:

Plasenta previa, yaitu sebuah kondisi plasenta yang terletak di bawah dan menutupi jalan lahir.  Kondisi ini bisa sangat mengancam jiwa ibu dan janin. Sebab, plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah dan apabila terjadi kontraksi maka akan menimbulkan perdarahan yang hebat. Janin yang terlalu besar (lebih dari 4 kg), sementara panggul ibu terlalu sempit. Mal posisi, yaitu posisi janin yang melintang atau sunsang. Meski sebenarnya posisi sunsang masih bisa diusahakan untuk kelahiran normal tapi risikonya jauh lebih tinggi. Kondisi medis ibu, seperti pre-eklampsia, Diabetes Melitus, herpes, penderita HIV/AIDS, penyakit jantung, penyakit paru kronik, atau tumor rahim (mioma) yang ukurannya besar atau menutupi jalan lahir, kista yang menghalangi turunnya janin, serta berbagai keadaan lain merupakan hal-hal yang menyebabkan operasi Caesar lebih diutamakan. Kehamilan kembar. Pada kehamilan kembar sebenarnya masih mungkin dilakukan persalinan normal, namun jika pada pemeriksaan USG terakhir diketahui bahwa janin hanya memiliki satu kantong ketuban maka perlu dilakukan bedah Caesar terencana. Hal ini karena risiko untuk saling mengait/menyangkut satu sama lain sangat tinggi. Sedangkah pada kehamilan ganda dengan jumlah janin lebih dari dua (misalnya tiga atau lebih), disarankan untuk melakukan operasi Caesar terencana.

Caesar Darurat

Caesar darurat biasanya dilakukan ketika persalinan normal gagal dilakukan dan mulai membahayakan nyawa ibu dan janin, sehingga operasi Caesar harus segera dilakukan. Berikut beberapa kasus yang mengharuskan dilakukannya Caesar darurat. Plasenta yang terlepas sebelum waktunya. Jika hal ini sampai terjadi maka tidak ada jalan selain melakukan Caesar secepatnya, sebab plasenta berfungsi sebagai penyalur makanan dan oksigen untuk janin. Jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan kematian pada janin. Peristiwa gawat janin, seperti denyut jantung janin menurun atau terlalu cepat akibat kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen ini bisa disebabkan karena tali pusat terjepit sehingga suplai oksigen ke janin berkurang.Tali pusat menumbung atau tali pusat yang keluar dari mulut rahim lebih dulu dibanding kepala janin. Kondisi ini tidak membahayakan ibu dan tidak mempersulit persalinan, namun bisa mengancam keselamatan janin. Waktu persalinan yang terlalu lama tetapi pembukaan jalan lahir janin belum cukup juga.

Baca Juga : Pengalaman Melahirkan dengan Hypnobirthing

Bagaimana Prosedurnya?

Pada umumnya sebelum operasi Caesar dilakukan, dokter akan menyampaikan terlebih dahulu segala informasi tentang Caesar yang perlu diketahui oleh calon ibu atau istilahnya informed consent. “Calon ibu akan diberikan penjelasan tentang kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi selama atau setelah tindakan Caesar. Kemudian calon ibu ini harus sudah mengerti, mengetahui dan menyetujuinya baru kemudian proses Caesar bisa dilakukan,” jelas Dr. Ridwan. Calon ibu yang akan melakukan Caesar juga perlu berpuasa. Pada tindakan operasi Caesar yang direncanakan, calon ibu diharuskan berpuasa selama delapan jam sebelum operasi. Sedangkan untuk operasi Caesar yang sifatnya darurat (emergency Caesar) waktu untuk berpuasa lebih dipersingkat menjadi satu atau setengah jam. Selain itu, hemoglobin juga perlu diperiksa terlebih dahulu di labotarium untuk mengecek kadar anemia.

Teknik Pembiusan

Cara pembiusan dalam operasi Caesar ada dua macam, yaitu secara regional atau bius umum. Pembiusan secara regional dilakukan pada daerah tulang belakang atau disebut dengan anestesi spinal. Anda masih sadar namun bagian perut hingga kaki tidak dapat merasakan apa pun. Sedangkan  pada pembiusan secara umum, Anda akan sepenuhnya tak sadarkan diri. Pembiusan dilakukan dengan cara memasang alat bantu napas yang disebut intubasi. Selama pembiusan, sistem pernapasan Anda dibantu dan dimonitor dengan alat. Pembiusan secara umum dilakukan jika kondisi Anda tidak memungkinkan untuk dilakukan bius regional/spinal.

Yang Terjadi Selama Operasi

Dalam operasi Caesar, paling sering dibuat sayatan horizontal (mendatar) pada perut bagian bawah, kadang dilakukan sayatan vertikal, tergantung situasi saat operasi dilakukan. Selanjutnya dilakukan sayatan pada rahim, cairan amnion dihisap, dan bayi ditarik keluar dengan hati-hati. Biasanya operasi ini dilakukan oleh dua orang dokter, seorang dokter kandungan dan dokter asisten. Ketika bayi keluar, tali pusat dijepit dan dipotong, lalu plasenta dikeluarkan, dan rahim diperiksa secara menyeluruh. Biasanya tindakan ini memerlukan waktu 15 menit. Setelah bayi dan plasenta lahir, dokter akan menjahit jaringan yang dipotong tadi. Total tindakan Caesar umumnya memakan waktu sekitar 60 menit. Jika Anda pernah dioperasi Caesar sebelumnya, waktu yang dibutuhkan lebih lama, tergantung situasi dan dokter yang menangani Anda. Dengan mengetahui apa saja yang akan terjadi pada persalinan Caecar, setidaknya Anda bisa menjadi lebih siap ketika melahirkan nanti. Mencari berbagai informasi mengenai persalinan sangat perlu Anda lakukan agar masa kehamilan hingga persalinan nanti bisa berjalan dengan lancar.