Kehadiran buah hati di tengah pernikahan memang jadi pelengkap yang dinanti-nanti. Sayangnya, program hamil akan menjadi menantang jika Mums dan Dads menjalani pernikahan jarak jauh atau long distance marriage (LDM). Namun, jangan patah semangat dulu, ya. Masih banyak jalan kok menuju garis dua. Yuk, simak infonya sampai habis!

 

Kapan Idealnya Bisa Hamil?

Begitu Mums dan Dads memutuskan ingin punya bayi, wajar saja jika berharap itu akan terwujud dengan cepat. Apalagi menurut pemaparan dr. Yassin Bintang, Sp.OG, KFER, M.Sc., 90% pasangan akan hamil dalam waktu 12 bulan setelah berhubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi.

 

Jika dijabarkan, sekitar 25% pasangan akan hamil pada akhir bulan pertama mencoba, sekitar 50% akan mengandung dalam 6 bulan, dan antara 85-90% pasangan akan hamil pada akhir tahun pertama.

 

Terlepas dari fakta itu, tidak ada patokan pasti yang bisa menjamin berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk hamil karena berbeda pada setiap pasangan suami istri. Apalagi, banyak faktor yang dapat memengaruhi peluang pasangan untuk hamil, seperti usia Mums, kesehatan organ reproduksi Mums, kualitas sperma, serta seberapa sering berhubungan seks. Nah, poin terakhir inilah yang biasanya menjadi tantangan utama bagi pasangan suami-istri yang menjalani pernikahan jarak jauh.

 

Baca juga: Tips Sukses Bayi Tabung untuk Mums dan Dads

 

Tips Promil yang Bisa Mums Lakukan

 

  • Lakukan hubungan seks secara teratur

Saat mencoba untuk hamil dalam hubungan jarak jauh, berhubungan intim secara teratur saat Mums dan Dads bertemu adalah satu agenda penting yang harus dilakukan. Tak perlu risau dengan kapan masa ovulasi Mums, yang secara teori menjadi waktu terbaik untuk terjadinya pembuahan. Dalam kasus ini, para ahli justru menyarankan untuk berhubungan seks hampir setiap hari tanpa perlu melacak siklus Mums.

 

Ovulasi memang berlangsung antara 12 hingga 48 jam, tetapi sebenarnya seorang wanita bisa saja subur selama tujuh hingga sepuluh hari. Hal ini karena sperma dapat bertahan hingga lima hari dalam sistem reproduksi wanita dan menunggu sel telur untuk dilepaskan. Pasalnya, pembuahan bisa kapan saja terjadi tanpa kita ketahui secara pasti kapan masa ovulasi berlangsung.

 

Jadi, ayo rutinkan untuk berhubungan intim 3-4 kali seminggu saat bertemu dengan suami. Jika Mums bertemu suami hanya di akhir pekan, cobalah berhubungan seks sekali sehari untuk meningkatkan peluang hamil.

 

  • Nikmati sesi bercinta

Berhubungan seks bukan cuma soal ejakulasi dan orgasme. Kedua pihak idealnya menikmati sesi tersebut sebagai waktu berkualitas. Memiliki kehidupan seks yang baik pun sangat penting lho jika Mums dan Dads mencoba untuk memiliki bayi.

 

Ketika satu sama lain menikmati seks, Mums dan Dads cenderung menganggap berhubungan seks bukan sekadar “membuat bayi”. Jadi, aktivitas ini dilakukan bukan hanya untuk reproduksi, melainkan dinikmati layaknya sebuah rekreasi dan perekat hubungan Mums dan Dads.

 

Jangan lupa, bersikaplah terbuka tentang kebutuhan seksual masing-masing. Misalnya, coba katakan, "Aku sangat suka ketika kamu melakukan ini.” Alhasil, Mums dan Dads pun bisa memiliki sesi bercinta yang intim dan berkesan.

 

Baca juga: Vagina Kering? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

 

 

  • Jaga mood

Menghitung masa subur, melakukan tes ovulasi, kunjungan ke dokter, atau mendapat dorongan dari keluarga soal anak memang bisa sangat memusingkan dan membuat stres. Walau ini lebih mudah diucapkan daripada dikerjakan, tetapi cobalah untuk mengesampingkan semua hal itu dan nikmati masa-masa promil layaknya bulan madu.

 

Perlu Mums tahu, merasa rileks dan bebas stres dapat meningkatkan peluang untuk hamil, lho. Walaupun ini tidak berkaitan secara langsung, kenikmatan seksual yang Mums dan Dads rasakan ketika bercinta dengan niat, memberikan pengaruh baik untuk kehamilan.

 

Dalam sebuah studi, disimpulkan bahwa bercinta dengan rileks dan bergairah membuat vagina lebih lentur. Selain itu, orgasme meningkatkan oksitosin, yang mana hormon ini membantu transportasi sperma lebih cepat dan pembuahan lebih mungkin terjadi. Walaupun perlu dicatat juga, orgasme bukanlah syarat mutlak agar bisa hamil. Mums tetap dapat hamil terlepas bagaimanapun hubungan seksnya.

 

  • Mempertimbangkan bantuan medis

Jika memiliki kekhawatiran tentang peluang Mums untuk hamil atau telah mencoba selama lebih dari setahun untuk hamil tanpa hasil, konsultasi ke dokter adalah langkah yang paling tepat. Jelaskan bahwa Mums dan Dads mencoba untuk hamil saat menjalani hubungan jarak jauh dan mintalah saran medis untuk kondisi ini. Apalagi jika Mums berusia di atas 35 tahun atau memiliki gangguan haid sejak lama, memeriksakan diri ke dokter sebelum mencoba untuk hamil adalah ide yang baik.

 

Sementara itu, bantuan medis seperti inseminasi juga bisa Mums pertimbangkan. Opsi inseminasi intrauterin (IUI) banyak dipilih oleh pasangan pejuang garis dua sebagai pilihan pengobatan kesuburan. Dengan prosedur invasif minimal, sperma yang berkualitas baik dimasukkan langsung ke dalam rahim wanita, sehingga dapat meningkatkan keberhasilan pembuahan. 

 

Di balik semua langkah promil ini, tetaplah ingat bahwa Mums dan Dads sudah saling memiliki satu hal yang berharga, yaitu keluarga. Jadi, walau belum ada kehadiran si Kecil di tengahnya, syukurilah keberadaan satu sama lain dan nikmati waktu berdua sebagai sebuah berkah dari Tuhan. Semoga usaha promil Mums dan Dads berhasil, ya! (AS)

 

Baca juga: Benarkah Makan Malam Bikin Gemuk?

 

Referensi

Parents. IUI

NHS. Get Pregnant