Sifat pemalu pada anak itu normal. Sebagai contoh, banyak anak yang sering menghindari interaksi sosial dengan cara bersembunyi di belakang tubuh orang tuanya atau lari ke kamarnya ketika ada orang lain yang berkunjung ke rumahnya.

Anak pemalu yang sedang menjalani pendidikan usia dini biasanya menghindari menjawab pertanyaan guru di kelas, kesulitan berteman dengan anak seusianya, dan lebih suka duduk dan melihat anak lain bermain.

Jadi, sifat pemalu pada anak itu normal. Namun, banyak orang tua yang mau sedikit mengubahnya, sehingga anak bisa lebih berani dan percaya diri. Jika Mums termasuk salah satunya, maka Mums bisa mengikuti tips mengatasi sifat pemalu pada anak di bawah ini!

 

Baca juga: Mengajarkan Si Kecil untuk Waspada terhadap Orang Asing
 

Tips Mengatasi Sifat Pemalu pada Anak

Sifat pemalu anak tidak selalu bisa hilang seiring dengan waktu. Namun, Mums anak bisa belajar lebih percaya diri dan nyaman berinteraksi dengan orang lain. Berikut tips mengatasi sifat pemalu pada anak:

Berikan anak waktu untuk merasa nyaman. Jangan langsung memaksanya untuk menerima orang lain yang belum ia kenal. Cobalah memberi instruksi kepada orang tersebut untuk bermain secara perlahan dengan si Kecil.

Dampingi anak ketika berada dalam situsai sosial, seperti di playgroup. Selama Mums mendampinginya, bantu si Kecil untuk belajar dan menjelajah. Jika si Kecil sudah lebih nyaman, Mums bisa meninggalkannya secara bertahap. 

Biarkan anak untuk tahu bahwa sifat dan perasaannya itu normal, dan bahwa Mums akan selalu membantunya. Sebagai contoh, jika sebelum menghadiri pesta ulang tahun, katakan kepada si Kecil, "Mama tahu Kamu merasa takut bertemu banyak orang. Yuk, berkenalan dengan setiap orang bersama mama."

Jangan menenangkan anak secara berlebihan. Hal ini akan membuat si Kecil berpikir bahwa ia sedang berada di situasi yang menakutkanya. Perhatian yang berlebihan ini juga akan membuat sifat pemalu si Kecil semakin meningkat.

Berikan pujian ketika anak bersikap berani, seperti menjawab pertanyaan dan berinteraksi dengan orang lain. Katakan dengan spesifik pujian yang Mums berikan, sehingga ia tahu bahwa sikap beraninya merupakan hal yang baik.

Berikan contoh dengan berinteraksi sosial di depan anak. Hal ini dilakukan supaya si Kecil bisa belajar dari Mums. 

 

Baca juga: 5 Mitos Kesehatan Anak yang Perlu Mums Ketahui
 

Sifat Pemalu yang Tidak Normal pada Anak

Mums bisa mengikuti tips mengatasi sifat pemalu pada anak yang sudah dijelaskan di atas untuk membangun kepercayaan diri si Kecil. Namun, bagaimana dengan sifat pemalu yang berlebihan pada anak?

Sifat pemalu pada anak memang merupakan hal yang normal. Namun, sifat pemalu yang menjadi masalah adalah jika sampai mengganggu kehidupan anak sehari-hari. Berikut ciri-ciri sifat pemalu yang bermasalah pada anak:

  • Anak tidak bisa pergi kemanapun karena sifat pemalunya.
  • Anak menunjukkan ciri-ciri kecemasan dalam situasi sosial, seperti ketika berada di sekolah atau acara sosial.
  • Anak mengatakan bahwa ia merasa kesepian, namun tidak tahu cara untuk bergabung dengan anak lain.
  • Anak merasa ia tidak bisa bertanya kepada orang lain.

Beberapa anak yang memiliki sifat pemalu yang berlebihan bisa mengalami gangguan kecemasan. Jadi, jika anak Mums memiliki sifat pemalu yang berlebihan, sebaiknya berkonsultasilah dengan psikolog anak.

 

Penyebab Lain Sifat Pemalu pada Anak

Jika Mums sudah mengikuti tips mengatasi sifat pemalu pada anak seperti yang disebutkan di atas, namun si Kecil belum juga menunjukkan rasa percaya diri yang lebih baik, maka sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau guru di playgroup-nya.

Hal ini dilakukan untuk mencari tahu adakah penyebab tertentu dari sifat pemalunya tersebut. Hal ini khususnya penting dilakukan jika anak memiliki sifat pemalu yang berlebihan.

Ada banyak hal lain yang bisa menyebabkan anak sulit berinteraksi dengan orang lain, misalnya:

  • Anak yang memiliki keterlambatan berbicara (speech delay) biasanya menunjukkan ciri-ciri ingin berbicara dengan orang lain (seperti melakukan kontak mata atau mencoba berhubungan sosial dengan orang lain), namun merasa frustrasi ketika orang lain tidak memahaminya.
  • Anak yang memiliki gangguan pendengaran tidak bisa mendengar atau memberi respon dengan baik terhadap apa yang dikatakan orang lain. Ia juga cenderung sulit mengikuti instruksi.
  • Anak yang memiliki autisme seringkali sulit membaca isyarat sosial. Ia juga biasanya memiliki cara bermain yang berbeda dengan anak lain. Anak yang memiliki autisme juga seringkali tidak tertarik melakukan interaksi sosial. (UH)

 

Baca juga: Mums, Inilah Penyebab Anak Tidak Percaya Diri!

Sumber:

Raising Children. Shyness: babies and children. Juni 2019.