Diabetes Mellitus (DM) atau sering disebut dengan penyakit kencing manis adalah kondisi di mana terjadi gangguan pada sistem metabolisme, sehingga tubuh akan kekurangan atau tidak mampu memanfaatkan insulin yang menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi. DM bisa memicu timbulnya penyakit alzheimer, parkinson, demensia, huntington, down syndrome, dan lain-lain.

 

Perlu diketahui bahwa perasaan kenyang, mual, atau rasa mengantuk yang timbul setelah terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat dan lemak merupakan sinyal dari otak agar Kamu berhenti makan, karena kadar gula darah sudah melebihi batas normal. Itulah salah satu fungsi insulin. Penyakit diabetes tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan. Di Indonesia, pada 2013 terdapat sekitar 8,5 juta penderita diabetes.

 

Berdasarkan pedoman yang dibuat oleh The International Islamic Fiqh Academy dan The Islamic Organization for Medical Sciences, penderita diabetes dibagi dalam 4 kategori berdasarkan boleh tidaknya berpuasa.

  1. Risiko rendah, boleh berpuasa
  • Pasien sehat dengan diabetes yang terkontrol oleh diet dan obat-obatan
  • Kadar HbA1C

 

  1. Risiko sedang, dapat menjalankan puasa dengan hati-hati
  • Pasien sehat dengan diabetes yang terkontrol oleh diet, obat-obatan atau short actinginsulin
  • Kadar HbA1C
 Baca juga: Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Hidangan Lebaran?
  1. Risiko tinggi, diperbolehkan tidak berpuasa
  • Nilai gula darah puasa atau gula darah sebelum puasa 150-300 mg/dl
  • Kadar HbA1C 8-10%
  • Pasien usia lanjut di atas 75 tahun
  • Pasien dengan penurunan fungsi ingatan berat,
  • Adanya penyakit penyerta yang berat, seperti  gagal jantung, stroke, kanker, atau darah tinggi yang tidak terkontrol

 

  1. Risiko sangat tinggi,  tidak direkomendasikan berpuasa
  • Pemeriksaan gula darah tinggi, dengan rata-rata nilai gula darah puasa atau gula darah sebelum puasa >300 mg/dl
  • Kadar HbA1C >10%
  • Hipoglikemia berat selama 3 bulan terakhir
  • Adanya penyakit akut

 

Tips Tepat

Banyak penelitian yang menemukan erat kaitannya antara puasa dengan kesehatan. Puasa bisa memberikan efek positif terhadap kesehatan. Jika Kamu atau orang tua merupakan penderita DM dan masih bingung amankah ikut berpuasa pada bulan Ramadhan kali ini, yuk baca tips berikut ini.

  1. Cek terlebih dahulu kadar gula darah. Minta pendapat dokter mengenai kebutuhan kalori yang diperlukan tubuh.
  2. Buat jadwal dan porsi makanan yang dibutuhkan tubuh. Biasanya ukuran atau porsi makan yang normal adalah 50% sahur, 40% berbuka puasa, dan 10% setelah tarawih.
  3. Menurut beberapa sumber, diet terbaik untuk penderita DM mencakup karbohidrat, protein, dan lemak. Jauhi makanan yang mengandung asam jenuh tinggi dan konsumsi buah-buahan.
  4. Kombinasikan dengan olahraga ringan untuk membakar kadar gula berlebih. Shalat tarawih bisa menjadi salah satu aktivitas fisik, lho.
Baca juga: Tips Berpuasa Aman untuk Anak dengan Diabetes Tipe 1 
 

Perlu diperhatikan pula bahwa penderita DM berisiko menghadapi hipoglikemi (kadar gula darah di bawah normal) menjelang buka puasa. Kondisi ini memiliki gejala berkeringat, gemetar, berdebar, kesemutan pada lidah dan bibir. Penderita DM juga berisiko mengalami hiperglikemia (kadar gula berlebih) saat terlalu banyak mengonsumsi makanan manis setelah berbuka dengan gejala terus merasa lapar, haus, dan sering buang air kecil. 

 

Puasa atau tidak merupakan pilihan Kamu, yang terpenting adalah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Atur pola makan dengan baik karena makanan yang buruk akan membuat hasil yang buruk. Namun, berpuasa juga bisa mengontrol kadar gula darahmu dan produksi hormon stres selama 13 jam lamanya.