Perubahan cara hidup yang sudah terbiasa dijalani bersama suami, adalah salah satu kekhawatiran yang lumrah dirasakan oleh Mums jaman now. Bagi ibu-ibu di generasi terdahulu, perubahan rutinitas pascapersalinan, umumnya tidak pernah dipermasalahkan. Hal ini dikarenakan, satu-satunya gaya hidup yang lazim dilakukan oleh suami dan istri pada masa itu, adalah gaya hidup yang berpusat pada pengasuhan anak dan kehidupan berkeluarga. Pasangan suami istri jaman sekarang, pada umumnya sempat memiliki gaya hidup mandiri dan menikmati rutinitas kerja, sebelum akhirnya memiliki anak. Inilah salah satu faktor yang kerap menimbulkan kebingungan untuk menyeimbangkan peran sebagai orang tua dan kelangsungan hubungan suami istri, di masa awal setelah Si Kecil hadir.

Kabar baiknya, pola hidup ini tidak perlu berakhir. Mums dan Dads hanya perlu berkomitmen untuk sama-sama rajin dan kreatif menyiasati kelangsungan peran sebagai suami istri. Salah satunya, soal menangani seks setelah Si Kecil hadir. Simak lebih lanjut yuk, tips dan trik berikut agar keintiman tetap terjaga dengan pasangan.

Baca juga: 10 Alasan Unik Mengapa Suami Istri Terlihat Semakin Mirip!

Menyikapi Seks setelah Menjadi Orang Tua

Ada dua fondasi berpikir yang harus Mums dan Dads miliki tentang seks setelah menjadi orang tua.

  1. Sebelum menjadi orang tua, Mums dan Dads adalah pasangan suami istri. Peran ini juga merupakan tanggung jawab yang tetap melekat selamanya bahkan setelah Si Kecil hadir ke dunia. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk tidak menjaga keintiman sebagai suami istri hanya karena saat ini skala prioritas rumah tangga bertambah berkat keberadaan buah hati. Hal yang perlu Mums dan Dads lakukan hanyalah beradaptasi.
  2. Setiap hari Si Kecil tumbuh semakin besar, maka kelak suasana hiruk pikuk ini pasti terurai. Apapun jenis kerepotan yang harus Mums dan Dads lewati pada masa-masa awal mengurus Si Kecil, ingatlah, bahwa anak tidak akan terus-menerus menjadi bayi selamanya. Inilah masa keemasan Si Kecil yang justru tidak bisa diulang. Jadi, nikmatilah, kreativitas konyol apapun yang terpaksa Mums dan Dads ciptakan demi keberlangsungan hubungan intim di sela-sela aktivitas baru sebagai orang tua. Menyiasati seks pada masa-masa ini, justru masih sangat mungkin direalisasikan lho, Mums. Tetap sikapi dengan santai. Ingatlah bahwa ini semua, akan menjadi cerita seru yang lucu untuk Mums dan Dads kenang kembali.
Baca juga: Jarang Melakukan Hubungan Seks? Ini 14 Dampaknya bagi Kesehatan! 

Tantangan Keintiman yang Kadang Dihadapi Pascapersalinan

Umumnya, dokter kandungan merekomendasikan waktu yang aman untuk kembali bercinta adalah 40 hari setelah melahirkan. Namun, ada kalanya setelah hari yang ditunggu-tunggu ini tiba, Mums dan Dads tetap menemui sedikit hambatan atau penyesuaian. Pasalnya, persepsi wanita tentang seks setelah menjadi seorang ibu, berbeda. Ada beberapa ibu yang merasa lebih bergairah daripada biasanya setelah melahirkan. Ada pula ibu yang menjadi kurang bergairah terhadap seks pascapersalinan. Keduanya wajar, karena setiap wanita merespons pengaruh hormon, perubahan fisik, dan kecenderungan psikologis yang tidak sama saat mulai menjalani peran sebagai ibu baru. Dirangkum dari buku What To Expect The First Year oleh Arlene Eisenberg dkk, berikut alasan di balik permasalahan seks yang umum ditemui pasca persalinan.

  • Pada beberapa wanita, penyesuaian hormon estrogen biasanya menghilangkan gairah seksual pada awal-awal masa menyusui.
  • Adanya perubahan sementara pada sistem koordinasi gerak organ tubuh wanita yang mengakibatkan berkurangnya kecenderungan dan intensitas respons seksual.
  • Gairah Mums dan suami biasanya hilang saat harus bersaing dengan jadwal begadang, hari-hari yang melelahkan, dan tumpukan popok kotor yang seakan tidak pernah berhenti meminta untuk diganti.
  • Rasa takut akan merasakan nyeri di bagian dalam organ intim atau membayangkan vagina merenggang kembali, dapat melenyapkan libido pada wanita. Kekhawatiran ini biasanya semakin menjadi, bagi Mums yang harus menerima tindakan episiotomi saat melahirkan Si Kecil. Episiotomi adalah tindakan penyayatan di antara jalan lahir dan perineum demi melancarkan proses persalinan normal
  • Momen pertama kali bercinta lagi setelah melewati perjuangan melahirkan Si Kecil, dapat membuat Mums dan Dads sedikit segan. Rasa sakit yang mungkin masih sedikit Mums rasakan, akan membuat hubungan intim kurang nyaman. Karena nyeri ini dapat berlanjut untuk sementara waktu, sebaiknya Dads bersabar agar Mums pulih terlebih dahulu.
  • Rasa tidak enak dan gairah yang menurun, juga bisa dipicu oleh berkurangnya cairan lubrikasi pada vagina akibat perubahan hormon pada awal-awal masa menyusui. Adaptasi yang dibutuhkan oleh Mums untuk menyikapi masalah ini juga beragam. Ada ibu yang mengalaminya sebentar, dan ada pula ibu yang menghadapinya lebih lama.
  • Merasa risih akibat berkurangnya privasi, terutama jika Si Kecil sekamar dengan Mums dan Dads. Pada beberapa kasus, kondisi ini juga berpotensi menurunkan gairah seksual. Kenapa bisa seperti itu? Hal ini dikarenakan, secara logis, Mums mungkin paham, bahwa Si Kecil tidak mungkin menyadari apalagi terpengaruh akan tindakan yang Mums dan Dads lakukan. Namun, tubuh Mums menolak logika. Saran GUE Sehat, letakkan Si Kecil di dalam tempat tidur bayi (bassinet) yang dilengkapi oleh penutup atau kelambu. Padamkan lampu sebelum berhubungan intim, untuk mengusir kekhawatiran Mums.
  • Faktanya, pada beberapa wanita, tugas menjadi ibu sanggup mengambil alih semua rasa cinta yang harus Mums berikan pada Si Kecil. Cara berpikir yang keliru seperti ini, terkadang membuat Mums tidak dapat menyisakan lagi waktu dan kasih sayang pada orang lain, termasuk suami. Bila Mums mengalaminya, perubahan semacam ini jangan dibenarkan begitu saja ya, Mums. Mums mungkin harus mengevaluasi kembali kadar cinta Mums sebagai istri, jika Mums ada kecenderungan untuk membiarkan pola pikir semacam ini berlanjut.
  • Ada ibu yang merasa terganggu bila payudaranya disentuh oleh suami. Hal ini disebabkan ia cenderung menganggap payudaranya bukan sebagai instrumen seksual lagi pascapersalinan, melainkan sebagai penghasil ASI bagi buah hati. Bisa jadi perasaan tersebut hanyalah efek samping dari pengaruh naik turunnya hormon di awal masa menyusui. Konsultasikan dengan dokter kandungan atau psikolog, jika hal ini sudah cukup mengganggu.
  • Begitu banyak tugas sebagai ibu dan pekerjaan rumah tangga yang ingin Mums lakukan, sehingga seks menjadi tidak penting lagi. Kebiasaan ini juga tidak boleh dibiarkan. Semestinya, tanggung jawab sebagai Ibu membuat Mums semakin cerdas untuk mendistribusikan waktu dan tenaga.Bukan justru menyingkirkan satu prioritas penting seperti seks. Mums juga mendelegasikan beberapa tugas pada asisten. Jangan terbebani dengan tuntutan sebagai ibu baru yang biasanya Mums ciptakan sendiri. Mums harus bisa belajar menurunkan standar sebagai ibu, agar peran sebagai ibu dan istri seimbang dijalani. Kedepannya, jika Mums memiliki cadangan waktu senggang selama setengah jam, jadikanlah momen hubungan intim bersama suami di puncak prioritas.

Solusi agar Seks Kembali Bergairah

Melewati perubahan di masa awal beradaptasi sebagai orang tua, tidak perlu disikapi dengan kepanikan berlebih.  Semua ada waktunya. Mums dan Dads pasti akan bergairah lagi, bahkan lebih bergairah daripada sebelumnya akibat keakraban yang timbul setelah menjadi orang tua. Sementara itu, lakukan  tips berikut bersama pasangan untuk meningkatkan minat dan kemampuan seksual.

  • Tak perlu terburu-buru. Tubuh Mums membutuhkan waktu sedikitnya empat hingga enam minggu untuk pulih dari persalinan. Keseimbangan hormon wanita mungkin belum kembali normal, sampai akhirnya Mums mendapatkan menstruasi pertama pasca persalinan. Masalahnya, sebagian ibu menyusui mungkin cepat mendapatkan siklus menstruasi kembali. Ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama.
  • Ungkapkan cinta dengan kreatif. Bercinta, bukan satu-satunya cara untuk menunjukkan keintiman. Jika Mums belum siap untuk berhubungan seks setelah melahirkan, cobalah untuk berpelukan, bercumbu mesra, mandi bersama, dan berpegangan tangan saat mengajak Si Kecil jalan-jalan di taman. Kedekatan merupakan langkah awal yang paling penting menuju hubungan seks yang lebih intens. Kadang-kadang dalam beberapa situasi, tidak ada keintiman yang lebih memuaskan daripada berbaring dan berpelukan bersama pasangan.
  • Jangan mengharapkan segala sesuatu berjalan terlalu sempurna. Pernikahan dan peran sebagai ibu sudah cukup rumit dijalani, tanpa perlu menambahkan lagi ekspektasi berlebih. Karenanya, jangan langsung mengharapkan orgasme yang fantastis pada momen pertama kali bercinta pasca persalinan. Banyak ibu yang mengalami penyesuaian orgasme setelah melahirkan, dan ini benar-benar normal. Tidak perlu Mums khawatirkan. Semuanya akan berjalan seperti biasa lagi dengan kesabaran.
  • Bicarakan hal ini bersama suami. Hubungan seksual yang baik adalah hubungan yang dibangun atas dasar kepercayaan, pengertian, dan komunikasi. Jika Mums terlalu lelah untuk merasa seksi di depan suami setelah 24 jam merawat bayi, maka ungkapkan saja. Sesuaikan jadwal bercinta dengan kapasitas Mums. Jika tidak mungkin direalisasikan pada malam hari, bercinta di pagi hari bisa menjadi ide yang lebih brilian. Apalagi bila Mums dan Dads terbiasa berbagi tanggung jawab untuk merawat Si Kecil. Energi dan pemilihan waktu yang kondusif di pagi hari, dapat menimbulkan sensasi seru yang berbeda. Jangan lupa untuk selalu memberitahukan pada suami, apa saja yang terasa menyenangkan dan apa saja yang masih ingin Mums tunda untuk sementara akibat dampak nyeri setelah melahirkan. Komunikasi ini bermanfaat untuk meningkatkan pengertian dan kasih sayang di antara Mums dan Dads sebagai orang tua.
  • Jangan cemas. Semakin Mums khawatir, semakin besar potensi untuk merasa kurang bergairah terhadap seks.

Hadapi dengan tenang, fase sebagai orang tua baru. Yakinlah bahwa hubungan yang semakin intim akan hadir dalam kehidupan pernikahan Mums dan Dads. (TA)

Baca juga: Enggan Berhubungan Seks setelah Melahirkan? Jangan Dibiarkan Begitu Saja, Ya