Mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung garam sejak usia muda bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, sangat penting bagi Mums untuk membatasi jumlah asupan garam si Kecil dan juga mengenali tanda anak mengonsumsi terlalu banyak garam.

 

Baca juga: 4 Akibat Terlalu Banyak Konsumsi Gula
 

Berapa Jumlah Asupan Garam yang Diperbolehkan untuk Anak?

Dalam jumlah yang cukup, garam sebenarnya memberikan manfaat untuk tubuh, misalnya menjaga fungsi fisiologis tubuh, mengatur kontraksi dan relaksasi otot, serta menjaga keseimbangan cairan tubuh. Namun, asupan garam yang terlalu berlebihan bisa meningkatkan risiko anak mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan stroke di kemudian hari.

 

Menurut laporan yang diterbitkan dalam Journal Nutrition, sekitar 79% anak usia 1 sampai 3 tahun, 87% anak usia 4 sampai 5 tahun, dan 90% anak usia 6 sampai 18 tahun mengonsumsi terlalu banyak garam setiap harinya.

 

Untuk menentukan jumlah normal garam yang diperlukan untuk anak-anak, pensiunan dokter anak integratif yang berbasis di California Utara dan profesor di Stanford, May Loo, M.D., mengatakan bahwa penting untuk memahami perbedaan antara unsur natrium (Na) dan garam.

 

"Garam meja adalah NaCl, natrium klorida, yang mengandung 40% natrium. Sedangkan makanan kemasan biasanya mencantumkan kandungan garam sebagai natrium dalam mg (miligram) per porsi," jelas Dr. Loo.

 

Kandungan garam sebenarnya adalah 2,5 kali lipat dari jumlah itu (jika kandungan natrium 100 mg, kandungan garamnya adalah 250 mg). Dengan kata lain, menurut Dr. Loo, jumlah natrium dalam makanan kemasan berarti mengandung 2 kali jumlah garam.

 

Baca juga: 5 Jenis Makanan ini Memiliki Kandungan Garam Tinggi!
 

 

Apa Saja Tanda Anak Mengonsumsi Terlalu Banyak Garam?

Beberapa Mums mungkin masih bingung untuk mengenali apakah si Kecil mengonsumsi garam dalam jumlah yang cukup atau justru berlebihan. Nah, untuk membantu mengenalinya, berikut beberapa tanda anak mengonsumsi terlalu banyak garam.

 

1. Rasa haus yang berlebihan

Natrium memiliki sifat mengikat air, sehingga semakin banyak natrium dalam tubuh, akan semakin banyak air yang dibutuhkan oleh tubuh. Jika Mums melihat si Kecil tampak selalu haus tanpa alasan yang jelas, maka cobalah untuk mengevaluasi kembali asupan nutrisi si Kecil, terutama yang mengandung natrium.

 

Sedangkan, Dr. Loo juga menambahkan bahwa beberapa jenis minuman olahraga yang sering dipasarkan kepada anak-anak dan remaja sebagai minuman sehat, sebenarnya mengandung natrium dalam jumlah yang tinggi.

 

2. Lebih memilih mengonsumsi makanan asin

Tak bisa dipungkiri, garam membuat makanan terasa jauh lebih nikmat. Jadi, tidak mengherankan jika si Kecil akan selalu tergoda untuk mengonsumsi sekantong keripik kentang dibanding sebatang wortel rebus.

 

Karenanya, jika Mums menyadari bahwa si Kecil selalu menolak segala jenis makanan yang tidak asin, maka cobalah untuk mulai mengurangi jumlah asupan garam si Kecil setiap harinya. Dr. Loo menyarankan untuk mengenalkan si Kecil dengan berbagai jenis bumbu dan rempah-rempah lain, seperti peterseli atau merica, sebagai pengganti garam ke dalam makanannya.

 

3. Tekanan darah tinggi

Sekitar 7% anak berusia 3 hingga 18 tahun menderita pra-hipertensi atau hipertensi. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Family Pyhsician, hipertensi pada anak-anak sama seperti hipertensi pada orang dewasa.

 

Gejalanya sering kali tidak tampak dan sulit dideteksi. Namun, ketika tekanan darah sudah meningkat, pembuluh darah arteri akan bertambah tebal dan menyebabkan anak terkena penyakit kardiovaskular. Maka dari itu, American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar anak juga melakukan pemeriksaan tekanan darah rutin setiap tahun, dimulai sejak usia 3 tahun.

 

4. Urine berwarna gelap dan sangat kuning

Ada banyak faktor yang membuat urine anak menjadi berwarna sangat kuning dan gelap, salah satunya asupan garam natrium yang tinggi. "Urine berwarna kuning gelap dengan bau yang menyengat sangat umum terjadi pada orang di segala usia dengan asupan natrium yang tinggi, termasuk anak-anak," jelas Dr. Loo. Jika Mums merasa tidak yakin apakah urine si Kecil masih normal atau tidak, Mums dapat meminta dokter untuk melakukan tes urine.

 

5. Penambahan berat badan

Orang tua sering kali mengaitkan penambahan berat badan dengan banyaknya konsumsi gula atau lemak. Namun, penelitian menunjukkan bahwa penambahan berat badan juga dikaitkan dengan asupan garam. "Obesitas merupakan faktor risiko tambahan untuk kondisi tekanan darah tinggi dan penyakit jantung," kata Dr. Loo.

 

Oleh karena itu, orang tua perlu mewaspadai penambahan berat badan akibat makanan asin. Selain mengontrol gula dan makanan berlemak, Dr. Loo menganjurkan orang tua untuk memantau makanan olahan yang asin dan tinggi kandungan natriumnya.

 

Dalam jumlah yang cukup, garam memang bermanfaat bagi tubuh. Namun, asupan garam yang terlalu berlebihan juga bisa menimbulkan masalah kesehatan pada tubuh anak, seperti tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular. Tetap batasi konsumsi garam si Kecil ya, Mums. (AS)

 

Baca juga: Tips Membatasi Gula, Garam, Lemak: Biasakan Baca Label Pangan!

 

Referensi

Parents. "8 Signs Your Child Is Eating Too Much Salt".