Mums pernah mendapati kulit si kecil ruam merah disertai demam? Waduh..kena tampek nih. Mungkin orang tua di rumah langsung memvonis si kecil kena tampek. Apakah tampek pada balita berbeda dengan campak?

 

Tetapi, ada lho Mums, penyakit pada anak yang juga ditandai dengan ruam merah di kulit disertai demam, namun bukan campak. Yuk kenali gejala penyakit yang mirip campak ini!

 

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Ibu Hamil Terkena Campak?

 

Tampek pada Balita Apakah Sama dengan Campak? 

Campak atau measles sering disebut dengan tampek di beberapa daerah. Jadi secara umum, keduanya mengacu pada penyakit yang sama. Campak-kadang disebut juga morbili--adalah penyakit infeksi yang menular atau infeksius disebabkan virus. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi.

 

Penyakit yang gejalanya paling mirip tampek pada balita atau campak adalah demam roseola. Roseola dan campak adalah dua penyakit berbeda yang ditandai dengan gejala demam tinggi dan ruam. Keduanya paling sering terlihat pada balita, meskipun campak dapat menyerang orang-orang dari segala usia. Sedangkan roseola pada orang dewasa sangat jarang.

 

Sementara kedua penyakit memiliki kesamaan, ada faktor yang membedakan, seperti bagaimana gejala muncul dan perkembangan penyakit.

 

Roseola

Roseola, juga dikenal sebagai roseola infantum atau exanthema subitum, adalah infeksi virus yang biasanya menyerang anak-anak. Penyebabnya adalah virus Human herpesvirus 6 (HHV-6) atau human herpesvirus 7 (HHV-7).

 

Penyakit ini menyebar melalui percikan ludah di udara yang mengandung virus dan terhirup atau melalui permukaan yang terpapar virus. Roseola biasanya muncul pada anak-anak antara usia 6-12 bulan. Anak-anak yang menderita penyakit ini mengalami demam tinggi, diikuti dengan ruam merah muda atau merah.

 

Roseola adalah penyakit virus yang sembuh sendiri, yang berarti biasanya akan hilang tanpa pengobatan. Dokter biasanya menyarankan untuk mengistirahatkan si kecil dan berikan ASI sesering mungkin, kecuali demam anak sangat tinggi bahkan mengalami kejang.

 

Campak atau Tampek

Campak adalah penyakit yang sangat menular. Di tahun 2018 lalu terjadi outbreak di beberapa negara dan menyebabkan kematian lebih dari 140.000 orang dan mayoritas adalah anak-anak di bawah 5 tahun.

 

Virus penyebab campak adalah virus dari keluarga Paramyxoviridae yang ditularkan melalui kontak langsung dan udara. Gejala umum campak juga demam tinggi dan ruam. Namun, campak membawa risiko komplikasi yang lebih parah pada anak di bawah 5 tahun.

 

Baca juga: Kenali Campak, Mulai dari Gejala hingga Penyebabnya



Perbedaan penampilan ruam pada roseola dan campak

Meskipun rumah merah di kulit pada roseola dan campak mungkin terlihat serupa, namun ruam roseola biasanya lebih merah muda, sedangkan ruam campak lebih merah gelap bahkan coklat.

 

Ruam roseola biasanya dimulai dari badan dan kemudian menyebar, sedangkan ruam campak dimulai di wajah dan bergerak ke badan bagian bawah. Anak-anak dengan roseola biasanya tampak sehat, sedangkan mereka yang menderita campak biasanya terlihat sangat tidak sehat.

 

Selain itu, ruam pada roseola akan muncul segera setelah demam berakhir. Demam sendiri akan berlangsung sekitar 3–5 hari, dan, saat mereda, anak-anak akan mengalami bintik-bintik dan ruam merah muda kecil, kira-kira hanya berukuran 2–5 milimeter. Terkadang, lingkaran cahaya pucat akan muncul di sekitar area ini. Ruam biasanya hilang setelah 1-2 hari.

 

Sama halnya dengan roseola, ruam campak muncul kira-kira 3-5 hari setelah gejala dimulai. Namun, dalam kasus campak, gejala demam tidak mereda dan malah menyertai ruam.

 

Meskipun ruam campak biasanya tidak gatal, ruam ini terdiri dari bintik-bintik merah yang besarnya tidak sama, dimulai di muka kemudian menyebar ke bawah ke leher, badan, tangan, dan kaki. Ciri khas campak lainnya adalah demam menghilang saat ruam berhenti menyebar.

 

Baca juga: Jenis Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Vaksinasi MMR

 

Gejala Penyerta

Anak-anak dengan roseola juga mungkin mengalami: demam tinggi yang mungkin sampai 40 derajat celcius, konjungtivitis, bengkak di sekitar mata, rewel, anak kehilangan selera makan, diare, batuk, hingga pembengkakan kelenjar getah bening.  Roseola cenderung tidak memiliki banyak komplikasi. Namun, sekitar 15% anak-anak dengan roseola mengalami kejang karena demam tinggi.

 

Penderita campak juga akan mengalami batuk, konjungtivitis, dan hidung meler bersamaan dengan ruam dan demam. Beberapa anak akan mengalami bintik koplik 2-3 hari setelah gejala dimulai. Bintik koplik adalah bintik putih kecil yang muncul di mulut.

 

Campak bisa berakibat fatal dalam beberapa kasus. Komplikasi campak bisa berupa kebutaan, pembengkakan otak, diare parah dan dehidrasi, infeksi telinga, dan radang paru-paru.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Roseola biasanya sembuh relatif cepat. Demam berlangsung 3-5 hari, diikuti dengan ruam. Ruam berlangsung sekitar 2 hari, dan setelah itu si kecil akan membaik. Waspada jika gejala masih bertahan hingga 2 minggu, karena kemungkinan campak. Namun, campak yang tidak mengalami komplikasi biasanya sembuh seminggu setelah munculnya ruam.

 

Mums bisa meredakan gejala roseola maupun campak dengan membuat si kecil istirahat, mencukupi kebutuhan makan dan cairan, serta memberi pereda demam. Mums sebaiknya segera menemui dokter begitu muncul gejala ruam untuk mencari tahu penyebab pastinya, apalagi jika disertai demam yang tinggi. Apalagi jika demam tinggi.

 

Campak bisa dicegah dengan vaksin campak dan vaksin MR. Pemberian vaksinasi harus sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh dokter.

 

Baca juga: Tersedia Kembali di Indonesia, Ini 7 Fakta Penting Vaksin MMR!

 

 

Referensi:

Medicalnewstoday.com. How to tell the difference between roseola and measles rash