Mums sudah mengenal tentang Mirror Syndrome di artikel sebelumnya. Mirror syndrome merupakah salah satu gangguan kehamilan yang tidak biasa dialami oleh ibu hamil yang dapat mengganggu perkembangan janin dan juga membahayakan ibu.

 

Selain mirror syndrome, ada beberapa gangguan kehamilan tak biasa yang perlu diketahui ibu hamil agar bisa mendeteksi dini dan mendapat penanganan medis yang tepat.

 

Baca juga: Apa itu Mirror Syndrome? Kenali Gangguan Kehamilan yang Tak Biasa Ini!

 

Berbagai Gangguan Kehamilan Tak Biasa

Inilah  beberapa gangguan kehamilan yang perlu Mums tahu:

 

1. Potter Syndrome

Pada sindrom ini, produksi air seni janin dan air ketuban ibu hamil terlalu sedikit (oligohidramnion) dikarenakan adanya gangguan pada ginjal dan saluran kemih janin. Padahal seperti diketahui air ketuban berfungsi sebagai bantalan di dalam rahim. Akibatnya janin akan mendapat tekanan langsung dari dinding rahim sehingga tubuh dan wajah janin mengalami kelainan (Potter faces). Cairan ketuban yang sedikit juga mengakibatkan gangguan pematangan paru janin.

 

Penyebab sindrom ini antara lain kegagalan pembentukan ginjal, penyakit ginjal polikistik, pecahnya selaput di sekitar janin, juga faktor genetik. Potter syndrome dapat dideteksi menggunakan Ultrasonografi (USG). Curiga mengalami sindroma ini jika pada USG terlihat volume cairan ketuban sedikit, kelainan ginjal dan paru, serta kelainan pada wajah janin.

 

2. Edward Syndrome

Sindroma yang sering disebut juga Trisomi 18 diakibatkan oleh ketidaknormalan kromosom. Pada trisomi 18, bayi memiliki tiga salinan kromosom nomor 18, bukan dua yang diperlukan. Sindroma ini mengakibatkan bayi mengalami cacat dan banyak kelainan organ juga gangguan perkembangan paru, jantung serta tulang belakang. Pada beberapa kasus, bayi dapat meninggal segera setelah dilahirkan.

 

Skrining pada ibu hamil untuk mendeteksi dini trisomi 18 dapat dilakukan di usia kehamilan 10 -14 minggu. Jika ibu hamil ditemukan berisiko tinggi, dilanjutkan dengan pemeriksaan kromosom melalui darah atau cairan ketuban.

 

3. Patau Syndrome

Patau syndrome disebabkan oleh adanya salinan ekstra kromosom 13 saat proses pembuahan, sehingga disebut juga Trisomi 13. Sindroma ini menyebabkan terganggunya tumbuh kembang janin, sehingga meningkatkan risiko terjadinya keguguran, janin meninggal dalam kandungan, atau bayi meninggal beberapa saat setelah dilahirkan. Jikapun bayi selamat, umumnya mengalami gangguan fisik dan intelektual.  Sama seperti skrining Trisomi 18, Patau sindroma dapat dideteksi di usia kehamilan 10 -14 minggu. Lakukan pemeriksaan kehamilan rutin ya Mums.

 

 

Baca juga:  Gangguan Plasenta yang Bisa Dideteksi Melalui USG

 

4. HELLP Syndrome

Sindroma ini salah satu komplikasi kehamilan yang dapat mengancam ibu juga janin. Biasanya terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Pada beberapa kasus dapat dialami ibu setelah 48 jam atau 1 minggu pasca melahirkan.

 

HELLP merupakan singkatan dari Hemolysis (pecahnya sel darah merah), Elevated Liver enzymes (peningkatan enzim di hati) dan Low Platelets (kadar trombosit yang rendah). Penyebab pasti belum diketahui, diduga dipicu oleh preeklamsia atau eklamsia saat kehamilan, sindrom antifosfolipid yaitu kondisi yang berisiko menyebabkan penggumpalan darah.

 

Gejala HELLP syndrome meliputi nyeri perut, bahu juga dada, mual, muntah, sakit kepala berkepanjangan, penglihatan kabur, perdarahan, pembengkakan di wajah dan lengan, dan kesulitan bernafas. Sindroma ini dapat dideteksi dini melalui pemeriksaan rutin kehamilan. Sindroma HELLP dipastikan dengan pemeriksaan air seni dan MRI.

 

5. Asherman Syndrome

Asherman syndrome, juga disebut sebagai adhesi intrauterin terjadi ketika jaringan parut (adhesi) terbentuk di dalam rahim dan/atau leher rahim (serviks). Sering disebut perlengketan rahim. Sindroma ini terjadi terutama setelah kuretase pada pasca keguguran atau tindakan pengambilan plasenta yang tertahan di rahim.

 

Wanita sindrom Asherman mungkin mengalami haid yang jumlahnya sedikit atau tidak haid sama sekali (amenore), juga nyeri perut pada tingkat berat. Diagnosis dapat dilakukan menggunakan USG transvaginal, histeroskopi atau melalui pemeriksaan hormon.

 

 

Nah Mums, demikian gangguan-gangguan kehamilan tak biasa yang mungkin dapat dialami. Namun bukan berarti harus takut untuk hamil karena Mums bisa mencegah dan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan kehamilan sebelum program kehamilan dan selama kehamilan.

 

Baca juga: Pentingnya Kontrol Kehamilan

 

 

 

Referensi

1. Potter Sequence. https://rarediseases.info.nih.gov/diseases/4462/potter-sequence

2. Laskhari C. What is Edward Syndrome ? https://www.news-medical.net/health/

3. Trisomy 13 or Patau Syndrome. https://medlineplus.gov/

4. What is HELLP Syndrome ? https://www.preeclampsia.org/

5. C. Smikle. Asherman Syndrome. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448088/