Mungkin Geng Sehat tidak familier dengan sukralosa. Tetapi apakah Geng Sehat pengguna pemanis rendah kalori, atau pemanis buatan? Sukralosa adalah salah satunya. Tidak hanya pada penderita diabetes, pemanis buatan ini sebenarnya memiliki kegunaan sebagai pengganti gula untuk mengurangi asupan gula dan kalori dengan memiliki rasa manis yang sama sehingga dapat mengurangi risiko obesitas dan penyakit kronik lainnya. Yuk kita berkenalan dengan si manis bebas kalori ini.

Baca juga: 3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Pemanis Buatan

 

Sukralosa adalah pemanis tanpa kalori yang dapat ditambahkan kedalam berbagai makanan dan minuman. Sukralosa dibuat melalui serangkaian proses yang dimulai dengan gula pasir biasa (sukrosa), namun sukralosa bukanlah gula. Beberapa gugus hidrogenoksigen dalam molekul sukrosa digantikan oleh atom klor, menghasilkan pemanis tanpa kalori yang memiliki tingkat kemanisan 600 kali lebih manis dibandingkan gula. Walaupun terasa manis, struktur molekulnya tidak dapat dicerna oleh enzim dalam saluran pencernaan kita. Hampir seluruh (sekitar 85%) sukralosa yang dikonsumsi tidak dapat diserap oleh tubuh. Sejumlah kecil yang terserap (sekitar 15%) pun tidak dapat dipecah menjadi energi sehingga sukrolosa tidak menyumbangkan energi sama sekali. Seluruh sukralosa yang diserap tubuh dibuang kembali melalui urine.

Selain dijual dalam bentuk serbuk sebagai pengganti gula, sukralosa juga dapat ditemukan dalam produk makanan dan minuman seperti permen karet, produk susu, buah kaleng, sirup, dan saus. Karena sifatnya yang stabil pada suhu tinggi, sukralosa juga dapat digunakan dalam produk kue. Walaupun makanan yang menggunakan sukralosa sebagai pengganti gula tetap akan memiliki perbedaan, karena selain memberikan rasa manis, gula juga memiliki peran pada struktur, tekstur, dan rasa pada makanan.

Baca juga: 4 Pemanis Alami Pengganti Gula

 

 

Apakah Sukralosa aman untuk dikonsumsi? Tentu saja. Sudah ada lebih dari 100 penelitian mengenai keamanan sukralosa selama lebih dari 20 tahun yang menyatakan bahwa sukralosa aman dikonsumsi. Berbagai lembaga keamanan pangan di dunia, seperti FDA, EFSA, FAO/WHO JECFA, Departemen kesehatan Jepang, Australia, Selandia Baru, Kanada, bahkan Badan POM Indonesia sudah menyatakan bahwa sukralosa aman untuk dikonsumsi. BPOM RI menetapkan asupan harian yang dapat diterima (ADI/Acceptable Daily Intake) sebesar 15 mg/kg berat badan perhari. Angka ini cukup tinggi, bahkan hampir tidak mungkin dapat terpenuhi untuk dikonsumsi dalam satu hari. Pada laporan penelitian tahun 2018, dimana penelitian yang dilakukan lebih dari 10 tahun menunjukkan tidak ada dampak yang signifikan dari asupan pemanis buatan (termasuk sukralosa) yang melebihi ADI pada populasi umum.

Sukralosa sendiri relatif aman untuk dikonsumsi anak-anak, bahkan mengurangi risiko pembentukan karang gigi. Namun penelitian pada anak-anak masih terbatas sehingga   belum ada rekomendasi asupan pemanis buatan untuk anak-anak. Pada ibu hamil dan menyusui, penelitian telah membuktikan bahwa tidak ada dampak uyang signifikan pada calon ibu, ibu menyusui, atau janin, dan tidak diketahui adanya efek samping dari konsumsi sukralosa. Karena hanya sedikit sekali sukralosa yang diserap kedalam peredaran darah, jumlah sukralosa yang terdapat dalam ASI sangat rendah. Namun, perlu diperhatikan bahwa kebutuhan energi ibu hamil dan menyusui cukup besar, sementara sukralosa tidak menyumbangkan energi sama sekali.

Pemanis buatan rendah atau tanpa kalori seperti sukralosa adalah salah stau dari banyak pilihan yang aman yang dapat digunakan dalam rencana penurunan berat badan atau menjagag berat badan tetap ideal. Hal yang paling penting adalah utnuk memiliki pola makan sehat serta didukung dengan kebiasaan hidup sehat yang berkelanjutan dan disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan gaya hidup kita masing-masing.

Baca juga: Penderita Diabetes Harus Tahu Antara Pemanis Nutritif dan Non-Nutritif

Ganti Makanan Ini dengan Itu -GueSehat.com