Bayi memiliki kebiasaan yang mungkin sulit dimengerti oleh orang dewasa. Mulai dari kebiasaan menangis yang tidak jelas penyebabnya, hingga kebiasaan mengisap jari yang sering membuat para Mums merasa khawatir. Nah, untuk mengurangi kekhawatiran Mums, yuk cari tahu apakah kebiasaan mengisap jari pada bayi ini terbilang normal atau tidak.

Baca juga: Ini Dia! 5 Tips Merawat Gigi Bayi

 

Normalkah Kebiasaan Mengisap Jari?

Mengisap jari merupakan aktivitas normal dan tentunya favorit bagi bayi. Menurut dokter spesialis anak dari SamMarie Family Healthcare, dr. Runi Deasiyanti, Sp. A., hampir 80 persen bayi mempunyai kebiasaan mengisap jari, terutama jempol. Namun, selain jempol, bayi juga bisa mengisap jari lainnya, punggung tangan, lengan, ujung selimut, bahkan rambut.

 

“Fase ini merupakan fase normal yang pasti dialami oleh setiap bayi. Fase mengisap jari juga menjadi proses perkembangan yang akan dialaminya,” jelas dr. Runi. Umumnya, kebiasaan mengisap jari ini akan berlangsung sejak bayi lahir hingga ia berusia 2 tahun. Namun, tidak sedikit dari anak yang sulit meninggalkan kebiasaan ini meski sudah berusia di atas 2 tahun. Kondisi inilah yang lantas membuat Mums merasa khawatir terhadap kebiasan mengisap jari si Kecil.

 

 

Mengapa Bayi Senang Mengisap Jari?

Pada dasarnya, kebiasaan mengisap jari timbul karena adanya dorongan alamiah yang kuat dari dalam diri bayi-bayi yang baru lahir, bahkan sejak mereka masih di dalam kandungan.

 

Bagi seorang bayi, mulut merupakan organ penting yang fungsinya tidak hanya untuk makan, tapi juga untuk bereksplorasi dan bersenang-senang.

 

“Mengisap jari merupakan cara anak untuk mengalihkan diri dari kebiasaan menyusu ataupun mengisap dari botol,” papar Jacinta F. Rini, Msi, project consultant dari Harmawan Consulting seperti dilansir dari National Geographic. Banyak ahli juga setuju jika proses mengisap ini merupakan bagian dari insting bayi untuk hidup. Dengan mengisap, seorang bayi juga bisa memeroleh kenyamanan, ketenangan, dan rasa aman.

 

Di samping itu, dilansir dari Kompas, secara psikologis, menurut Dra. Betty DK. Zakianto, Msi., bayi juga melakukan kebiasaan mengisap jari ini saat mereka merasa lapar. “Kebutuhan mengisap didapat bayi ketika menyusui, namun kebutuhan ini bersifat individual. Artinya, masing-masing bayi memiliki kebutuhan mengisap yang berbeda-beda,” ujar Betty. Itulah mengapa, lamanya durasi menyusui tidak akan sama pada setiap bayi.

 

Selain itu, jarak waktu Mums menyusui si Kecil juga bisa berpengaruh. Misalnya, bayi yang setiap 3 jam sekali diberikan minum, kebutuhan mengisapnya akan lebih sedikit dibanding bayi yang diberi minum 4 jam sekali. Pernyataan ini juga diperkuat oleh sejumlah pakar. Mereka mengatakan, bayi yang menyusu ASI akan lebih jarang mengisap jari ketimbang yang menyusu dari botol.

 

“Jika ada bayi yang menyusu ASI namun tetap mengisap jari, bisa jadi disebabkan oleh waktu menyusu yang kurang. Misalnya, kebutuhan menyusunya 40 menit, tapi ia hanya diberi 20 menit saja, sehingga ia merasa belum puas mengisap.” Menurut Betty, waktu menyusu yang ideal adalah sekitar 30 sampai 40 menit. Di atas 20 menit sebenarnya susu ibu sudah kosong, namun bayi tetap mengisap putting ibunya demi memenuhi kebutuhan mengisapnya.