Banyak sekali informasi yang bisa didapatkan dari para ahli, tenaga kesehatan, dan pemerintah terkait menjaga kesehatan fisik di tengah pandemi coronavirus. Sayangnya, rasanya tidak terlalu banyak yang membahas bagaimana menjaga kelanggengan hubungan percintaan di saat-saat seperti ini.

 

Percaya tidak percaya, wabah yang menerpa banyak negara di dunia ternyata berdampak terhadap keharmonisan hubungan banyak orang. Di kota Xi’an, Cina, contohnya. Dilaporkan ada banyak pasangan yang mengajukan cerai setelah berhari-hari menjalani masa karantina bersama. Hal serupa juga dialami di Amerika dan Inggris.

 

Tidak hanya itu, para ahli yang menangani masalah kekerasan rumah tangga di Australia telah memperingatkan bahwa masa isolasi yang tengah dijalankan banyak negara akan memicu peningkatan kekerasan dalam rumah tangga.

 

Di masa seperti ini, tampaknya stres, kecemasan, dan kelelahan akan memberikan efek yang kurang baik terhadap kehidupan pernikahan. Dengan adanya beban pikiran soal kesehatan, pekerjaan, keuangan, dan kehidupan sosial, maka tidak heran kondisi di rumah pun akan dipenuhi ketegangan. Pertikaian pun rentan terjadi. Agar Mums dan Dads bisa melewati cobaan ini bersama-sama dan saling menguatkan, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan!

 

Terima Kondisinya

Mums mungkin merasa situasi ini cukup mencekam. Pikiran-pikiran buruk tentu selalu menghampiri, misalnya bagaimana jika salah satu anggota keluarga terinfeksi coronavirus, apakah kondisi finansial akan tetap baik-baik saja sampai pandemi berakhir, atau bagaimana dengan nasib pekerjaan Mums dan Dads.

 

Akibatnya, Mums jadi merasa tidak bergairah dan keharmonisan dalam rumah tangga menurun. Bila itu terjadi, jangan menyalahkan diri sendiri ya, Mums. Di saat-saat seperti ini, normal untuk merasa cemas, stres, kelelahan, dan kurang bergairah untuk bermesraan atau berhubungan seks dengan pasangan. Mums dan Dads adalah manusia biasa.

 

Baca juga: Bau Air Mani Tidak Seperti Biasanya? Ternyata Ini Penyebabnya!

 

Ungkapkan Perasaan Satu Sama Lain

Penting untuk mengecek perasaan satu sama lain serta mengetahui bagaimana Mums dan Dads mengontrol rasa cemas maupun stres yang dirasakan. Kemudian, Mums dan Dads juga bisa saling belajar kapan masing-masing ingin waktu sendiri untuk menenangkan pikiran. Yup, Mums dan Dads justru bisa semakin mengenal karakter masing-masing.

 

Baruch Fischhoff, profesor di Carnegie Mellon University sekaligus pakar public perception of risk and human judgment and decision-making, mengungkapkan bahwa perlu untuk saling mendukung, berempati, serta lebih sabar dalam menghadapi pasangan atau anggota keluarga lain di kondisi ekstrem begini.

 

Jadi saat kondisi tenang, cobalah untuk duduk berdua dan mengobrol tentang perasaan satu sama lain. Tanyakan apa hal yang paling Dads cemaskan, yang membuatnya stres, dan apakah ia butuh waktu sendiri dulu. Begitupun dengan Mums, ungkapkan segala kekhawatiran dan jangan ragu meminta bantuan Dads untuk menjaga si Kecil jika Mums ingin menenangkan diri.

 

 

Buat Rutinitas dan Bangun Ekspektasi

Lee Miller, terapis pernikahan dan keluarga, menyarankan untuk menciptakan rutinitas baru yang bisa mengakomodasi periode isolasi ini, terutama bagi Mums atau Dads yang diharuskan bekerja dari rumah atau work from home.

 

Walau rasanya sulit, adanya rutinitas sehari-hari ternyata secara masif mampu membantu menurunkan stres dan menjaga kesehatan mental. Apalagi, Si Kecil juga suka dengan rutinitas.

 

Baca juga: Ini Cara Menghilangkan Rasa Cemburu secara Sehat!

 

Diskusikan dengan pasangan kapan masing-masing harus fokus bekerja dan bisakah saling bergantian menjaga si Kecil selama yang lainnya sibuk. Bangun pula ekspektasi yang jelas terhadap tugas masing-masing.

 

Misalnya, Mums ingin Dads membersihkan rumah, menjaga si Kecil ketika Mums harus bekerja, menemani si Kecil mengerjakan tugas sekolah, serta mencuci piring setelah makan. Sedangkan Mums bertugas menjaga si Kecil selama Dads mengerjakan tugas kantor, memasak, menidurkan si Kecil, serta memandikannya. Dengan begitu, satu sama lain saling berpartisipasi dan merasa tidak lelah sendiri.

 

Tentukan Fungsi Setiap Ruangan

Menentukan fungsi setiap ruangan, misalnya kamar tidur untuk istirahat, ruang keluarga untuk bermain, ruang tamu untuk bekerja, dan sebagainya, sangat membantu psikologis Mums dan Dads. Bila perlu, tentukan area mana yang jadi “kantor Mums” dan yang mana jadi “kantor Dads”. Jadil, Mums dan Dads tetap punya ruang privasi sendiri-sendiri.

 

Baca juga: 5 Kepribadian yang Mudah Konflik dengan Pasangan

 

Ciptakan Waktu untuk Sendiri dan Berdua

Nah, tadi Mums dan Dads sudah saling berbagi tugas dan menentukan area privasinya sendiri-sendiri. Manfaatkanlah waktu tersebut sebaik mungkin untuk melakukan me time. Namun, jangan lupa juga menciptakan waktu untuk berdua agar lebih intim.

 

Tidak harus berhubungan seks, tetapi bisa diisi dengan kegiatan menyenangkan dan menenangkan. Misalnya, Mums dan Dads bisa menonton film bersama sambil ngemil popcorn atau saling memijat. Oh ya, Mums dan Dads juga bisa memberikan 1 pujian atas apa yang dilakukan satu sama lain di hari itu sebelum tidur. Jadi, satu sama lain akan merasa dihargai dan diperhatikan.

 

Itulah beberapa tips yang bisa dilakukan oleh Mums dan Dads agar keharmonisan rumah tangga tetap terjalin selama masa karantina diri berlangsung. Yang terpenting, Mums dan Dads harus sabar, memahami, dan menghargai satu sama lain. Jangan saling melampiaskan rasa stres dan frustasi, tetapi tetaplah saling mendukung dan menguatkan. Semoga ini semua cepat berlalu, ya! (AS)

 

Baca juga: 5 Mitos tentang Kondom yang Perlu Diluruskan!

 

Mencegah Coronavirus pada Anak - GueSehat.com

 

Sumber

The Irish Times: Love in the time of coronavirus: Keeping relationships alive during lockdown