Kehamilan dan memiliki keturunan tentu menjadi hal yang diharapkan oleh setiap pasangan yang sudah menikah. Namun, sebelum menempuh perjalanan panjang selama 9 bulan kehamilan, tentu ada proses yang harus dilalui dan tidak kalah panjang pastinya, mulai dari ovulasi, fertilisasi hingga implantasi. Semua hal ini merupakan sebuah rangkaian proses terjadinya kehamilan.

Nah, untuk lebih jelasnya mengenai proses terjadinya kehamilan, berapa lama seorang wanita dapat hamil setelah berhubungan intim, hingga apa saja tanda awal kehamilan sebelum telat haid, berikut ini uraiannya.

 

Proses Terjadinya Kehamilan

Kehamilan terjadi ketika sel telur dari wanita telah dibuahi dan menempel pada dinding rahim. Meski begitu, sebagian besar wanita tidak mengetahui waktu persisnya ia mulai hamil. Dalam hal ini, dokter biasanya akan menghitung awal kehamilan dari hari pertama periode menstruasi terakhir wanita tersebut.

Secara lebih rinci, berikut proses terjadinya kehamilan:

- Setiap bulannya, di dalam indung telur wanita, sejumlah sel telur mulai diproduksi dalam kantung kecil berisi cairan yang disebut dengan folikel. Salah satu dari sel telur ini akan keluar dari folikel, biasanya sekitar 2 minggu sebelum periode selanjutnya. Proses inilah yang disebut dengan ovulasi.

- Setelah sel telur keluar dan meninggalkan folikel, folikel akan berkembang corpus luteum. Corpus luteum ini akan melepaskan hormon yang dapat membantu mengentalkan lapisan rahim dan membuatnya siap untuk sel telur.

- Setelah sel telur ini dilepaskan, ia akan bergerak menuju saluran tuba dan tinggal di sana selama sekitar 24 jam, menunggu sel sperma membuahi. Apabila tidak ada sperma di sekitar sel telur, sel telur akan bergerak melalui rahim dan luruh. Kadar hormon akan kembali normal. Tubuh akan melepaskan lapisan tebal rahim, dan mentruasi akan dimulai.

- Apabila seorang wanita berhubungan intim paad masa ovulasi, sel sperma dari pria akan melakukan perjalanan panjang melalui vagina, melewati serviks, dan sampai ke saluran tuba. Di sinilah sperma kemungkinan besar akan bertemu dengan saluran telur yang sudah tersedia.

- Proses selanjutnya adalah konsepsi, di mana sel sperma menyatu dengan sel telur dan terjadi pembuahan. Pada saat ini, sel telur akan berubah sehingga tidak ada sel sperma lain yang bisa masuk. Pada saat konsepsi terjadi, gen dan jenis kelamin bayi akan terbentuk. Jika sperma memiliki kromosom Y, maka bayi yang dilahirkan akan menjadi laki-laki. Namun, jika kromosom yang dimiliki sperma adalah X, maka bayi yang dilahirkan adalah perempuan.

- Sel telur yang telah dibuahi akan tinggal di tuba fallopi selama sekitar 3 hingga 4 hari. Tetapi dalam 24 jam setelah dibuahi, ia mulai membelah dengan cepat menjadi banyak sel. Sel tersebut terus membelah saat bergerak perlahan melalui tuba fallopi ke rahim. Proses selanjutnya adalah menempel pada dinding rahim yang disebut dengan implantasi.

Beberapa wanita mungkin akan mendapati bercak atau sedikit perdarahan selama 1 atau 2 hari saat proses implantasi terjadi. Pada proses ini, lapisan rahim akan menjadi lebih tebal dan serviks tertutup oleh lendir. Kondisi ini akan terjadi hingga bayi siap dilahirkan nantinya.

Dalam waktu sekitar 3 minggu, sel-sel saraf pertama bayi akan mulai terbentuk.

 

Baca juga: Kuis: Ingin Hamil? Uji Pengetahuanmu Seputar Peluang Kehamilan!

 

Hormon yang Berperan dalam Kehamilan

Implantasi adalah proses yang akan memicu tubuh untuk mulai memproduksi hormon hCG yang juga dikenal sebagai hormon kehamilan. Hormon inilah yang akan terdeteksi dalam darah ketika seorang wanita melakukan tes kehamilan. Beberapa tes kehamilan di rumah dapat mendeteksi hormon hCG segera setelah 7 hari terjadi ovulasi.

 

Faktor yang Menentukan Terjadinya Kehamilan

Ada banyak faktor yang menentukan peluang seorang wanita hamil, termasuk usia, kesehatan, dan seberapa sering melakukan hubungan intim. Apabila tidak ada permasalahan medis yang berarti, biasanya ada kemungkinan 15-25% wanita mengalami kehamilan selama setiap siklus ovulasi.

Melacak siklus ovulasi dan berhubungan intim sesering mungkin dapat meningkatkan peluang kehamilan

 

Baca juga: Ini Faktor yang Dapat Memengaruhi Kehamilan

 

 

Tanda Awal Kehamilan Sebelum Telat Haid

Umumnya, seorang wanita mengetahui dirinya hamil setelah tidak mengalami haid atau menstruasi. Meski begitu, untuk memastikan kehamilan tetap diperlukan tes khusus kehamilan, tes darah, atau ultrasound.

Nah, tapi selain mengalami keterlambatan mestruasi, masih ada lho beberapa tanda lain dari kehamilan yang bahkan tampak sebelum seorang wanita telat haid. Berikut ini beberapa tanda awal kehamilan sebelum telat haid.

  1. Payudara terasa sakit atau sensitif

Salah satu perubahan paling awal yang mungkin dapat diperhatikan selama kehamilan adalah payudara yang terasa sakit atau sensitif. Payudara juga mungkin akan terasa nyeri saat disentuh dan juga lebih penuh dari sebelumnya. Hal ini karena adanya peningkatan kadar hormon progesteron dalam tubuh.

Kondisi ini dapat berlangsung sepanjang kehamilan atau mungkin mereda setelah beberapa minggu pertama.

  1. Areola tampak lebih gelap

Sekitar 1 atau 2 minggu setelah terjadi pembuahan, area di sekitar puting susu atau yang disebut dengan areola akan berubah menjadi lebih gelap.

  1. Kelelahan

Kelelahan sering terjadi selama bulan-bulan pertama kehamilan. Kondisi ini terjadi karena adanya perubahan hormon, ditambah lagi kadar gula darah dan tekanan darah yang menjadi lebih rendah pada masa ini.

  1. Mual

Mual dan morning sickness biasanya dimulai antara minggu keempat dan keenam kehamilan. Namun, tidak menutup kemungkinan jika seorang wanita mungkin lebih awal mengalami tanda ini.

  1. Keputihan

Pada awal kehamilan mungkin akan terjadi peningkatkan keputihan. Hal ini karena adanya peningkatan hormon dan aliran darah pada vagina.

  1. Perdarahan implantasi

Sekitar 10 hingga 14 hari setelah terjadi pembuahan, seorang wanita mungkin akan mengalami perdarahan implantasi yang ditandai dengan adanya bercak atau perdarahan ringan.

Perdarahan ini biasanya terjadi sekitar seminggu sebelum periode menstruasi. Perdarahan implantasi berbeda dengan perdarahan haid karena jauh lebih ringan dan akan berhenti setelah 1 hingga 3 hari saja.

  1. Sering buang air kecil

Keinginan berkemih yang lebih sering bisa terjadi karena tubuh meningkatkan jumlah darah yang dipompa, sehingga ginjal memproses lebih banyak cairan daripada biasanya. Hal ini berarti akan lebih banyak cairan dalam kandung kemih.

Peningkatan keinginan buang air kecil dapat terjadi sekitar 2 minggu pertama setelah terjadi pembuahan. Meski begitu, beberapa wanita ada pula yang tidak mengalami gejala ini hingga trimester kedua bahkan ketiga.

  1. Kenaikan suhu basal tubuh

Suhu basal tubuh adalah suhu tubuh saat seseorang sepenuhnya beristirahat. Biasanya suhu tubuh ini diukur ketika seseorang pertama kali bangun di pagi hari. Kenaikan suhu basal tubuh selama 18 hari setelah ovulasi bisa menjadi tanda awal kehamilan.

  1. Kembung

Perut yang terasa kembung bisa menjadi tanda awal dari kehamilan. Hal ini karena sistem pencernaan akan mengalami pelambatan akibat perubahan hormon. Tidak hanya perut kembung, kondisi ini juga bisa menyebabkan sembelit.

 

Tanda kehamilan setiap orang mungkin akan berbeda-beda. Tetapi, jika beberapa tanda di atas mulai dirasakan, untuk memastikan, tidak ada salahnya melakukan tes kehamilan guna memperoleh hasil yang lebih pasti. (BAG)

 

Baca juga: 5 Tanda-tanda Kehamilan yang Bisa Dikenali

 

Sumber:

Healthline. "Can I Tell If I’m Pregnant Before I Miss My Period?".

Tiny Love. "The Process of Getting Pregnant".

WebMD. "Pregnancy and Conception".

Very Well Family. "Implantation and the Start of Pregnancy".