Seorang model, dalam usia 20-annya, berusaha untuk menjaga figure langsing di dalam dirinya. Pekerjaan menuntut ia untuk makan sesedikit mungkin, namun energi yang besar untuk melakukan pekerjaannya setiap hari. Tekanan di sekitarnya tentu besar, sampai ia harus menyeimbangkan antara aktivitas dan berat dan postur yang langsing. Jujur saja, ia bukan orang dengan metabolisme yang cepat sehingga tidak dapat menjadi gemuk. Hasilnya? Ia menjadi tertekan, makan banyak, dan memuntahkannya kembali. Ia dihantui rasa bersalah setelah makan banyak, sehingga berusaha untuk mengeluarkan makanannya. Tidak ada yang mengetahui hal ini. Sampai akhirnya ia menyadari hal ini bukanlah hal yang sehat, sampai akhirnya berkonsultasi dengan seorang dokter. Seorang anak perempuan sedang dalam masa remajanya, menyadari bahwa postur tubuhnya bukan postur yang diinginkannya. Sebagian besar dari keluargnya memang tidak bertubuh kurus, namun tidak juga bertubuh gemuk. Hanya ada timbunan lemak berlebih di beberapa bagian, tetapi tidak berlebihan. Sayangnya ia tidak puas dengan hal tersebut. Ia memulai untuk menjauhi makanan, mengejar obsesinya untuk mencapai berat badan idamannya. Makanan adalah musuhnya dan timbangan adalah teman baiknya. Hatinya sangat senang setiap kali ia mengalami penurunan berat badan, sampai akhirnya ia merasakan beberapa efek samping yaitu tubuh menjadi lemas dan mudah sakit.

Obsesi Tubuh Ideal Berujung Pada Anoreksia dan Bulimia Nervosa

Ukuran tubuh ideal tentu saja menjadi impian setiap orang. Saat berat badan mencapai angka yang ideal, tubuh menjadi lebih ringan, dan percaya diri. Namun sayangnya beberapa orang menjadi terobsebsi terhadap postur tubuh ramping ini dan mencoba segala cara untuk mencapainya, termasuk cara yang tidak sehat. Obsesi sepertinya ini sudah dipengaruhi oleh keinginannya yang secara psikis sangat kuat. Sehingga tujuannya hanya menjadi ingin kurus, tanpa memperdulikan kesehatannya lagi. Padahal banyak efek samping yang mungkin terjadi akibat pola makan tidak sehat yang berkepanjangan. Dari dua jenis gangguan pola makan, yang paling umum adalah anoreksia dan bulimia nervosa.

Gangguan Pola Makan Anoreksia Nervosa

Pada orang dengan anoreksia nervosa, makanan merupakan musuh utama. Mereka menghindari makanan sebisa mungkin, tidak ingin memasukkan apapun ke dalam tubuhnya. Mereka menjadi terobsesi dengan berat badan. Seringkali mereka juga melakukan aktifitas fisik berlebih untuk membakar semua kalori yang ada di dalam tubuhnya, walaupun tubuhnya sudah kekurangan energi. Mereka seringkali berolahraga melebihi porsi mereka. Gambaran tubuh sehat pada dirinya sudah berubah, tetap ingin kurus walaupun sudah kurus.

Gangguan Pola Makan Bulimia Nervosa

Sebaiknya pada orang dengan bulimia nervosa, mereka cenderung untuk makan berlebih karena tekanan untuk menjauhi makanan. Mereka makan berlebih, sampai satu titik mereka akan merasa bersalah dan berusaha untuk mengeluarkan makanan yang telah dikonsumsi. Mereka dapat melakukan usaha apa saja untuk mengeluarkannya, yaitu dengan memuntahkannya kembali, olahraga berlebih, maupun dengan menggunakan bahan laksatif. Setelah semua makanan itu sudah keluar, mereka akan mengulang siklus ini lagi, yaitu makan berlebih di luar batas normal, stress, dan mengeluarkannya.

Dampak Dari Anoreksia dan Bulimia Nervosa

Efeknya pada tubuh? Tentu saja ada! Anoreksia dapat menyebabkan tubuh lemas, sulit berkonstrasi, dan cenderung sakit-sakitan. Rambut menjadi rontok akibat kurang nutrisi dan siklus menstruasi menjadi tidak lancar akibat tekanan secara psikologinya. Sedangkan apabila bulimia nervosa terjadi dan mereka berusaha untuk mengeluarkan makanan lewat muntah, kerongkongan dapat menjadi terkikis akibat asam lambung yang terus-terusan naik. Dari dua contoh deskripsi di atas, dapatkah kamu membedakan anoreksia dengan bulimia nervosa?