Penyakit

Penyakit Membran Hialin

Deskripsi

Penyakit membran hialin atau sering disebut dengan istilah respiratory distress syndrome sering terjadi pada bayi kurang bulan (premature infant) disebabkan oleh jumlah surfaktan yang tidak adekuat. Jumlah surfaktan yang tidak cukup menghasilkan tegangan permukaan yang tidak mencukupi pada alveolus saat ekspirasi sehingga menyebabkan atelektasis, menurunkan pertukaran udara dan dapat menyebabkan hipoksia atau bahkan asidosis. Selanjutnya sangat mungkin adanya kerusakan pada endotel kapiler maupun duktus alveolaris dan terbentuk fibrin ataupun jaringan epitel yang nekrotik serta membentuk suatu lapisan yang disebut membrane hialin.

 

 

Baca juga: Perlengkapan Ibu dan Bayi yang Perlu Dibawa ke Rumah Sakit

Pencegahan

Tindakan preventif yang paling penting adalah mencegah terjadinya prematuritas, menghindari tindakan seksio sesar yang tidak diindikasikan, dan penanganan kehamilan risiko tinggi. Pemberian kortikosteroid sintetik pada wanita yang tidak mengalami toksemia, diabetes dan penyakit ginjal 48-72 jam sebelum melahirkan janin yang berusia 32 minggu atau kurang dapat menurunkan insidensi dan angka kematian penyakit membran hialin.

Gejala

Gejala yang sering timbul dapat akut atau kronis. Beberapa jam setelah bayi lahir biasanya sudah muncul antara lain kesulitan bernafas, takipnea (nafas lebih cepat), dan restraksi dada. Gejala kronis pun juga dapat muncul berupa sianosis (bayi menjadi berwarna biru), apnea, dan sesak yang baru dijumpai setelah 24-36jam kelahiran dan dapat menetap dalam waktu yang cukup lama.

 

 

Baca juga: Kenali Gejala Pneumonia pada Bayi dan Anak

Penyebab

Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui tetapi teori yang sedang diteliti karena faktor pertumbuhan atau karena pematangan paru yang belum sempurna khususnya surfaktan paru. Surfaktan merupakan zat yang memegang peranan penting dalam pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein, karbohidrat, dan lemak. Senyawa utama zat tersebut adalah lesitin. Zat ini mulai dibentuk pada kehamilan 24-28 minggu, ditemukan di cairan amnion pada kehamilan 28-32 minggu, dan mencapai maksimum pada minggu ke-35.

 

 

Surfaktan membuat stabil alveoli dan mencegahnya kolaps pada saat ekspirasi dengan mengurangi tegangan. Penyakit ini biasanya terjadi pada bayi kurang bulan atau premature infant dan risikonya dapat meningkat bila ibu menderita gangguan perfusi darah uterus selama kehamilan, misalnya menderita diabetes mellitus, hipotiroidisme, toksemia gravidarum, hipotensi, seksio sesaria, dan perdarahan antepartum.

Diagnosis

Penyakit membran hialin biasanya didiagnosis dengan mengkombinasikan tanda dan/atau gejala klinis, temuan radiografi, dan hasil tes darah. Tes darah atau sering dikenal dengan istilah analisis gas darah digunakan untuk mengukur jumlah oksigen dalam darah dan dapat melihat pula adanya infeksi. Sedangkan pada Rontgen toraks menunjukkan gambaran khas atau klasik yaitu ground glass appearance dan air bronchograms.

 

 

Tes penunjang lainnya yang dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit membran hialin adalah tes oksimetri nadi. Tes tersebut digunakan untuk mengukur berapa banyak oksigen yang diserap dalam darah dengan menggunakan sensor yang ditempelkan pada ujung jari, telinga, atau kaki.

 

Baca juga: Kenapa Bayi Bisa Gagal Tumbuh?

Penanganan

Beberapa ibu hamil yang dicurigai berisiko melahirkan sebelum usia kehamilan 34 minggu, pengobatan dapat dimulai sebelum kelahiran untuk mencegah timbulnya penyakit membran hialin yaitu dengan memberikan kortikosteroid. Selain itu, sebagian besar bayi dengan penyakit membran hialin memerlukan bantuan pernafasan dengan oksigen dan beberapa mungkin dalam bentuk ventilator.

 

 

Selain itu, kebutuhan cairan dan nutrisi juga perlu diberikan, biasanya diberikan secara parenteral. Yang paling penting adalah pemberian obat-obatan yaitu dalam bentuk surfaktan artifisial. Efektifitas terapi dipantau dengan memperhatikan perubahan gejala klinis yang terjadi sehingga tidak timbul komplikasi atau perparahan penyakit.

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...