Menjelang waktu persalinan, apa Mums sudah menentukan metode melahirkan yang akan dilakukan nanti? Sebagian besar pasti ingin melahirkan secara normal. Namun, terkadang ada beberapa hal yang menyebabkan mau tidak mau Mums harus melakukan operasi caesar.

 

Jika Mums menjalani operasi caesar, perlu diperhatikan perencanaan untuk kehamilan selanjutnya, ya. Jarak kehamilan akan berpengaruh pada jarak usia anak-anak Mums kelak. Tidak hanya itu, jarak kehamilan juga berdampak pada kesehatan Mums. Oleh karena itu, Mums perlu tahu perencanaan kehamilan pasca-persalinan termasuk operasi caesar.

 

Baca juga: Manakah yang Lebih Baik, Persalinan Normal  atau Caesar?

 

Operasi Caesar

Persalinan caesar adalah metode melahirkan bayi melalui sayatan di perut. Setelahnya, sayatan akan meninggalkan jaringan luka parut di kulit Mums. Selain itu, Mums memerlukan waktu lebih banyak setelah melahirkan untuk memulihkan tubuh dan mengisi kembali energi yang terpakai.

 

Saat melahirkan, akan ada kemungkinan Mums mengalami anemia karena sebagian zat besi ditransfer ke plasenta dan bayi. Selain itu, Mums akan kehilangan banyak darah saat melahirkan. Bahkan, pada operasi caesar Mums akan kehilangan darah dua kali lebih banyak, lho.

 

Walaupun waktu pemulihan setiap wanita akan berbeda-beda. Waktu pemulihan yang berbeda dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh setiap manusia berbeda. Selain itu, masa pemulihan juga bergantung dari tingkat keparahan luka serta kondisi kesehatan Mums.

 

Seperti laporan dari Tribunnews, pada umumnya penyembuhan luka bekas operasi caesar adalah kurang lebih 4-6 minggu pasca-operasi. Lalu untuk sembuh total, dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan bila tidak ada komplikasi pasca-operasi.

 

Jarak Kehamilan yang Aman Setelah Operasi Caesar

Untuk mengurangi risiko komplikasi pada kehamilan, sebaiknya Mums menjaga jarak untuk kehamilan berikutnya setelah operasi caesar. Jarak aman antar kehamilan pasca-operasi caesar adalah 18-23 bulan. Namun jika Mums ingin menempuh persalinan normal, sebaiknya tunggu selama 2 tahun.

 

Jarak kehamilan yang pendek dapat meningkatkan risiko Mums menderita plasenta previa alias plasenta yang terpisah dari rahim. Bagi wanita yang hamil kurang dari 6 bulan setelah melahirkan secara caesar berisiko tinggi mengalami komplikasi, seperti ruptur uterus, bayi dengan berat lahir rendah, dan kelahiran prematur. Bagaimana jika belum 18 bulan sudah hamil lagi? Tidak perlu panik Mums, 18 bulan merupakan angka aman yang dijadikan pedoman untuk mengurangi terjadinya komplikasi. 

 

Baca juga: Benarkah Perempuan Pinggul Besar Mudah Melahirkan?

 

Berapa Kali Operasi Caesar yang Aman?

Sebenarnya, belum ada batasan berapa kali boleh dilakukannya operasi caesar. Namun, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa setelah operasi caesar yang ketiga, risiko akan semakin meningkat. Lalu, Mums juga tidak disarankan untuk melakukan persalinan normal setelah 3 kali menjalani operasi caesar.

 

Perlu Mums ketahui bahwa operasi caesar akan semakin berisiko ketika dilakukan berulang kali. Jika pada hamil pertama Mums menjalani operasi caesar, maka pada prosedur selanjutnya akan semakin rumit dan membutuhkan waktu yang lebih lama.

 

Risiko yang Didapat Jika Melakukan Operasi Caesar Berkali-kali

  • Memiliki luka di sepanjang rahim dan organ sekitarnya: Akan timbul kantong-kantong jaringan menyerupai parut atau adhesi (perlekatan antarorgan oleh jaringan parut)
  • Perdarahan hebat: Semakin sering Mums menjalani operasi caesar, risiko untuk mengalami perdarahan pun akan meningkat. Selain itu, risiko pengangkatan rahim (histerektomi) yang berguna untuk menghentikan perdarahan pun akan meningkat.
  • Cedera usus dan kandung kemih: Adhesi atau perlekatan yang terbentuk setelah operasi caesar dapat meningkatkan risiko luka pada kandung kemih dan obtruksi usus kecil.
  • Gangguan plasenta: Operasi caesar yang dilakukan berulang kali dapat meningkatkan risiko Mums mengalami gangguan pada plasenta di kehamilan berikutnya, lho. Gangguan pada plasenta yang dapat timbul di antaranya plasenta previa dan plasenta akreta atau plasenta yang terlalu dalam melekat di dinding rahim.
  • Gangguan pernapasan pada bayi: Bayi yang dilahirkan dengan operasi caesar berisiko mengalami masalah pada pernapasan, khususnya jika lahir sebelum usia kehamilan 39 minggu. Risiko menjadi lebih tinggi jika Mums telah menjalani operasi caesar sebelumnya.
  • Masalah pada bekas luka sayatan: Jika melakukan pengulangan operasi caesar, akan memicu timbulnya hernia, diastasis rekti, mati rasa atau nyeri di daerah sayatan, serta endometriosis atau pertumbuhan jaringan endometrium yang dapat menonjol keluar dari rahim.

 

Memiliki keturunan menjadi impian orang tua. Namun jika dalam prosesnya muncul beberapa kendala, misalnya harus melakukan persalinan secara caesar, Mums dan Dads harus siap. Minimalisasi komplikasi yang dapat timbul akibat operasi caesar. Jika ingin memililki buah hati lagi, persiapkan dengan matang mental dan fisik serta biaya yang dibutuhkan. (AS)

 

Baca juga: Melahirkan Normal Tanpa Rasa Sakit