Salah satu cara untuk menjaga kesehatan tubuh adalah dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bernutrisi tentunya. Namun, jika kebiasaan mengonsumsi makanan sehat ini sudah berubah menjadi suatu obsesi yang tidak terkendali seperti yang dikenal dengan kondisi orthorexia, apakah iya jika hal tersebut masih baik untuk dilakukan?

 

Baca juga: Anoreksia VS Bulimia Nervosa

 

Apa yang dimaksud dengan orthorexia?

The National Eating Dissorder Association, sebuah perkumpulan yang berfokus pada gangguan makan di Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa kondisi orthorexia sebenarnya mirip dengan anorexia nervosa dan bulimia. Yang berbeda adalah penderita orthorexia tidak menargetkan jumlah asupan makanan yang mereka konsumsi, melainkan membatasi makanan dari segi kualitas atau jenisnya.

 

Gangguan pola makan ini sebenarnya masih tergolong baru dalam beberapa tahun terakhir. Pengidap orthorexia memiliki pemikiran sendiri, di mana ia akan menciptakan pola makan yang sempurna dengan hanya mengonsumsi makanan yang dianggap sehat, khususnya sayur dan buah, serta cenderung menghindari beberapa jenis makanan berikut:

  • Makanan berpewarna atau dengan penambah rasa buatan

  • Makanan yang mengandung pestisida dan yang merupakan hasil rekayasa genetika

  • Makanan yang mengandung lemak, gula, garam, dan MSG

  • Makanan yang berasal dari sumber hewani

 

 

Bagaimana cara mengetahui bahwa seseorang mengalami orthorexia?

Meski terlihat sehat, namun ada beberapa hal yang bisa menunjukkan bahwa seseorang sudah mengalami orthorexia. Berikut beberapa tanda-tandanya menurut National Eating Disorders Association (NEDA):

  • Obsesi yang berlebihan terhadap jenis makanan sehat sehingga pengidapnya akan selalu memeriksa label nutrisi dan bahan-bahan yang ada pada kemasan makanan atau minuman

  • Mengurangi jenis kandungan makanan tertentu seperti karbohidrat, gula, garam, atau daging tanpa adanya saran medis yang jelas

  • Menghindari jenis makanan tertentu dengan berbagai alasan kondisi kesehatan seperti alergi atau gangguan pencernaan

  • Terlalu khawatir saat makanan yang menurutnya sehat tidak tersedia

  • Khawatir dengan makanan apa yang akan dikonsumsi

  • Menghabiskan waktu yang lama saat harus memilih makanan

  • Merasa bersalah hingga membenci dirinya sendiri jika telah menyimpang dari diet ketat yang dijalaninya

  • Merasakan kepuasan tersendiri jika sudah mengonsumsi makanan yang menurutnya sehat

 

Apa dampak orthorexia jika dibiarkan?

Meski terlihat seperti gaya hidup sehat, namun obsesi akan jenis makanan tertentu ini bisa membuat pengidap orthorexia mengalami berbagai kondisi malnutrisi layaknya anoreksia dan bulimia. Pasalnya, pengidap orthorexia biasanya terlalu membatasi diri dan hanya mau mengonsumsi variasi makanan yang terbatas dan sangat rendah kalori. Kebiasaan ini tentu tidak akan bisa memenuhi kecukupan gizi seimbang yang diperlukan tubuh.

 

Selain itu, dampak kesehatan lain yang lebih serius akibat kondisi orthorexia ini adalah permasalahan jantung, gangguan pada pencernaan, hingga osteoporosis.

Baca juga: Makanan yang Bisa dikonsumsi Sebanyak Apa Pun

 

Bagaimana cara untuk memulihkan kondisi orthorexia?

Apabila Kamu menyadari telah mengalami beberapa tanda orthorexia yang telah disebutkan atau mungkin ada orang terdekatmu yang mengalaminya, ada baiknya jika Kamu berbicara dengan dokter atau ahli kesehatan untuk menentukan langkah pemulihan yang tepat.

 

Dilansir dari MensHealth, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan menurut Valerie Luxon, PsyD, yang merupakan seorang spesialis dalam gangguan makan, di antaranya:

  • Kenali dulu faktor penyebab yang memicu terjadinya kondisi orthorexia ini. Berikan pemahaman tentang pola hidup sehat dan kecukupan nutrisi yang seharusnya.

  • Cobalah untuk lebih fleksibel dengan jenis makanan yang akan dikonsumsi. Jangan terpaku dengan daftar makanan yang selama ini dianggap sehat. Sebagai awalan, tidak perlu mengonsumsinya dalam jumlah besar, cukup beberapa potong atau gigitan saja.

    Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengurangi rasa takut dan khawatir saat mengonsumsi jenis makanan lain yang tidak ada dalam daftar “sehat”. Selain itu, langkah ini juga bisa menunjukkan serta meyakinkan diri bahwa dengan mengonsumsi jenis makanan tertentu yang tidak ada dalam daftar, tidak akan membuat hidup menjadi berantakan.

  • Pergilah makan bersama dengan orang lain. Biarkan mereka memilihkan menu makanan untukmu dan jangan menolaknya.

 

Mengonsumsi makanan sehat memang merupakan salah satu upaya dalam menjaga kesehatan tubuh. Meski begitu, jangan sampai hal ini membuatmu berubah menjadi terobsesi hingga mengesampingkan nutrisi lain yang juga sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh ya, Gengs! (BAG/AY)

Baca juga: Yuk, Coba Berbagai Makanan untuk Diet Sehat Ini!

 

Cara Membaca Label Makanan -GueSehat.com