Setelah melahirkan, bukan berarti tugas berat menjadi seorang ibu sudah selesai sampai di situ lho, Mums. Justru, perjalanan panjang yang lebih berat lagi sudah menanti Mums, yaitu harus membesarkan si Kecil secara optimal.

 

Kehadiran buah hati dalam kehidupan Mums tentu menjadi sumber kebahagiaan tersendiri. Namun, tak bisa dipungkiri pula jika beberapa perubahan, baik secara fisik ataupun psikis, bisa menimbulkan permasalahan baru dalam kehidupan Mums. Lantas, bagaimana ya cara Mums menyikapinya? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

 

Baca juga: Pentingnya Me Time Untuk Ibu Di Rumah

 

Perubahan yang terjadi setelah melahirkan

Seperti dikatakan sebelumnya, baik fisik ataupun psikis Mums akan mengalami perubahan setelah melahirkan. Menurut Athieqah Asy-Syahidah, seorang dokter umum yang juga ibu dari 1 orang anak, perubahan-perubahan tersebut bisa disebabkan oleh pengaruh beberapa hormon dalam tubuh, salah satunya hormon esterogen.

 

Hormon esterogen biasanya akan mencapai puncak beberapa minggu sebelum ibu melahirkan. Namun setelah persalinan, hormon ini justru akan mengalami penurunan. Akibat penurunan hormon esterogen, suhu tubuh ibu menjadi tidak stabil dan cenderung tinggi, sehingga kerap merasa kegerahan.

 

Selain itu, penurunan hormon ini juga memengaruhi libido ibu. Sehingga, jangan heran jika ibu menjadi kurang bergairah setelah melahirkan. Pada masa penurunan hormon esterogen, sering kali rambut ibu juga menjadi lebih cepat rontok. Kondisi ini ternyata juga disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon lain, yakni hormon prolaktin.

 

“Hormon prolaktin akan mulai diproduksi setelah ibu melahirkan, untuk menghasilkan ASI. Prolaktin yang tinggi akan menekan produksi hormon esterogen dan membuat ibu tidak akan mengalami menstruasi selama beberapa waktu setelah persalinan,” jelas Athieqah saat acara talkshow bertajuk “Live After Giving Birth” di Jakarta pada 6 Oktober 2018.

 

Selain kedua hormon yang telah disebutkan di atas, beberapa hormon lain yang juga mengalami perubahan pasca-melahirkan adalah hormon progesteron, hormon oksitosin yang mengeluarkan ASI, hormon relaksin, dan hormon tiroksin.

 

Baca juga: Tantangan Menjadi Ibu Baru dan Kiat untuk Mengatasinya

 

 

Apa yang harus dilakukan oleh Mums?

Mengalami perubahan setelah melahirkan sudah pasti akan dialami semua ibu, tetapi terkadang tak semua ibu bisa dengan mudah menerimanya. Hal ini pula yang sempat dialami oleh Alia Mufida, M.Psi., ibu dari 2 orang anak yang berprofesi sebagai psikolog.

 

“Saat melahirkan anak pertama, saya sempat merasa kehilangan diri sendiri. Lupa akan kesenangan diri sendiri karena apa-apa pasti anak duluan. Di anak kedua juga karena proses persalinannya berbeda, yaitu Caesar, jadi pemulihannya pun berbeda,” ujar wanita yang akrab disapa Fida ini.

 

Fida mengungkapkan bahwa perubahan hormon pasca-melahirkan memang secara normal akan memengaruhi perubahan emosi ibu. Ditambah lagi dengan sejumlah pemikiran-pemikiran, seperti mampu atau tidak merawat anak dan juga rumah tangga.

 

Jika pemikiran-pemikiran ini tidak lagi terkendali atau ibu tidak mendapat dukungan dari sekitar, maka hal ini bisa menimbulkan kondisi yang lebih parah, seperti baby blues bahkan postpartum depression (depresi pasca melahirkan).

 

Nah, untuk mencegah terjadinya hal ini, Fida menyarankan agar para ibu, terutama ibu baru, lebih memperkaya informasi mengenai cara perawatan bayi dan diri sendiri pasca-persalinan. “Carilah informasi dari tempat yang tepat dan dipelajari bersama pasangan, agar bisa saling mengerti dan membantu. Intinya harus mengedukasi diri,” ujar Fida.

 

Sependapat dengan Fida, Margaretha Saulinas, CBE (Childbirth Educator) dan Doula nujuhbulanstudio, menyarankan agar para ibu sebaiknya mencari informasi sebanyak mungkin dari sumber-sumber yang tepat. Namun jika sumber tersebut didapat melalui media sosial, sebaiknya tetap saring informasi agar ibu tidak menjadi terlalu bingung dan terpengaruh info yang tidak tepat.

 

Tidak kalah penting, selain mengedukasi diri, Athieqah juga mengungkapkan bahwa setiap ibu sebaiknya selalu memiliki support system yang baik. Mulai dari pasangan, keluarga, hingga asisten rumah tangga, agar ibu tidak merasa tertekan karena merasa sendirian. (BAG/AS)

 
Baca juga: 10 Ide Me Time Kurang dari 2 Jam untuk Wanita

 

Tantangan Ibu Baru -GueSehat.com